Hadiri Lailatul Ijtima’, KH. Abdul Adzim Ingatkan NU Warisan Ulama dan Para Wali

Spread the love

salsabilafm.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sampang menggelar Lailatul Ijtima’ dan Do’a Bersama, Selasa (13/6/2023) malam. Berpusat di Pondok Pesantren Assirojiyyah Kajuk, Sampang, kegiatan diikuti ratusan pengurus dan kader zona 4 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), meliputi, Kecamatan Sampang, Pangarengan, Torjun, Jrengik, Tambelangan, dan Pulau Mandangin.

Kegiatan sakral tersebut, dibuka dengan Ijazah yang dipimpin oleh Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Timur, KH. Abdul Adzim Cholili dan diikuti Ijazah oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten, Sampang KH. Syafiuddin Abd. Wahid yang juga turut hadir bersama para ulama dan kiai malam tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Timur, KH. Abdul Adzim Cholili juga memberikan pengajian seputar Nahdlatul Ulama. Mulanya, beliau menceritakan masa kecil K.H. Abdul Wahab Hasbullah yang merupakan seorang ulama pendiri Nahdalatul Ulama.

Dikisahkan, masa kecil Kiai Wahab Hasbullah pernah dihukum oleh ayahnya yakni KH Hasbulloh Said. Karena kenakalan Kia Wahab Kecil, beliau dikurung dan dikunci dalam kandang yang berisi ratusan kambing. Setiba waktu maqrib, Kiai Wahab mengumandangkan adzan dengan lantang dan keras.

Setelah itu, Kiai Wahab melanjutkan dengan iqamah, mendengar suara adzan dan iqamah, semua kambing seketika terbangun bershof rapi seakan hendak menunaikan sholat, patuh berjejer seoalah memberikan ruang untuk Kiai Wahab kecil menunaikan sholat.

“Karomah Kiai Wahab, semua kambing saja patuh kepada guru kita pendiri Nahdlatul Ulama, masa iya kita kalah sama kambing dan tidak mau pada NU dan mengikuti ajarannya,” guyon Kiai Abdul Adzim kepada semua kader dan pengurus yang hadir.

Dari kisah tersebut, Kiai Abdul Adzim mengajak semua kader yang hadir untuk ikhlas dan bersyukur karena bisa mengikuti dan berkhidmah bersama jamiyah Nahdlatul Ulama, lebih-lebih menjadi pengurus NU. Menurutnya, hal itu menandakan telah menjaga warisan para ulama dan wali Allah.

“Nahdlatul Ulama itu warisan para wali Allah, tidak serta merta berdiri, butuh waktu sekitar 5 tahun untuk berdiri setelah istikharah yang begitu panjang,” terangnya.

Dalam satu jam tausyiahnya, Kiai Abdul Adzim banyak menceritakan sejarah dan menjelaskan hikmah besar berkhidmat pada Nahdlatul Ulama. Bahkan baginya, berkhidmah pada NU merupakan kewajiban yang diamanahkan oleh para ulama dan para wali Allah.

“Ketika saya dulu pamit boyong dari Sarang, guru saya Syaikhona Maimun Zubair berpesan supaya saya tidak berpolitik, termasuk di NU tidak usah menjadi pengurus. Kecuali kata beliau, jika dibutuhkan maka wajib hukumnya menjadi pengurus dan khidmah pada NU,” tuturnya.

Dalam kesenpatan yang sama, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Sampang, KH. Moh. Itqan Bushiri merasa sangat bersyukur dan sangat mengapresiasi semua pengurus dan kader yang begitu antusias mengikuti kegiatan Lailatul Ijtima’ dan do’a bersama yang telah diselenggarakan.

“Alhamdulillah, masing-masing MWC hadir, awalnya target kami minimal 500 peserta, alhamdulillah tembus bahkan lebih dari 500 peserta. Semoga berkat semangat dan kehadiran semua masyaikh malam ini, kita semua mendapatkan barokah dan kemudahan dalam berkhidmah pada NU,” pungkasnya. (Romi)


Spread the love

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles