Jadi Masalah, DLH Sampang Minta Dapur MBG Kelola Sampah Secara Mandiri
Ach. Mukrim - Saturday, 11 October 2025 | 04:12 PM


salsabilafm.com – Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan Permukiman (DLH Perkim) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lonjakan sampah yang dihasilkan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
DLH meminta agar setiap dapur MBG mengelola sampahnya secara mandiri untuk menghindari penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kepala DLH Perkim Sampang, Faisol Ansori, mengatakan, sampah yang dihasilkan dapur MBG mayoritas berupa sisa makanan, sayuran, dan kemasan. Jenis sampah tersebut sebenarnya masih bisa diolah, baik menjadi pupuk kompos maupun pakan ternak. Sementara sampah anorganik seperti kardus bisa dijual kembali karena bernilai ekonomis.
“Harapan kami, dapur MBG bisa mengelola sampah secara mandiri. Jangan sampai semuanya dibebankan kepada kami karena kami juga memiliki keterbatasan,” katanya, Sabtu (11/10/2025).
Faisol menegaskan, pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab penghasil sampah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurut dia, jika pengelolaan sampah MBG sepenuhnya diserahkan kepada DLH, maka akan berdampak serius terhadap operasional dan kapasitas TPA.
“Kalau semua diserahkan ke kami, kami bisa kelabakan. Apalagi armada dan SDM kami terbatas. TPA juga bisa cepat penuh,” tegasnya.
Meski begitu, DLH tetap berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada dapur-dapur MBG melalui edukasi dan sosialisasi. Salah satunya adalah pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
“Kami siap membantu dalam bentuk sosialisasi tata cara pengelolaan sampah yang benar dan cara membuat pupuk kompos,” tambahnya.
Faisol mengungkapkan, beban pengelolaan sampah dari masyarakat di wilayah kota saja sudah cukup berat. Karena itu, dia menilai tidak memungkinkan jika instansinya juga harus menangani sampah dari dapur-dapur MBG yang tersebar di wilayah pedesaan.
“Kami minta kesadaran pengelolaan sampah di tingkat dapur bisa menjadi solusi untuk mengurangi beban lingkungan dan menjaga keberlanjutan program MBG di Kabupaten Sampang,” pungkasnya. (Mukrim)
Next News

Influencer Anas dan Adel Cabut Laporan Pencemaran Nama Baik, Kasus Berakhir Damai
a day ago

Gegara Akreditasi, 30 PAUD di Sampang Ditutup dan Insentif Guru Disetop
a day ago

Peringati Hari Jadi ke-402, Puluhan Raja Nusantara se-Indonesia Akan Hadir di Sampang
a day ago

Jelang Nataru, 300 Bus AKAP-AKDP di Terminal Sumenep Dicek Kelayakan
2 days ago

294 Personel Disiagakan untuk Pengamanan Nataru di Pamekasan
2 days ago

Genjot Swasembada Pangan, Pemkab Sampang Kucurkan Rp581 Juta untuk Pengadaan Alsintan
2 days ago

Target Terlalu Tinggi, Capaian PAD Parkir Sampang 2025 Terancam Meleset
2 days ago

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
10 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
10 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
10 days ago
