Senin, 29 Desember 2025
Salsabila FM
Lintas Berita

Endang Sri Mulyani: Pameran KPS Harus Jadi Momentum Teruskan Mimpi Kiai Sholahur Rabbani

Ach. Mukrim - Sunday, 28 December 2025 | 07:22 AM

Background
Endang Sri Mulyani: Pameran KPS Harus Jadi Momentum Teruskan Mimpi Kiai Sholahur Rabbani
Istri almarhum KH. Sholahur Rabbani, pendiri KPS saat menghadiri Pemeran seni rupa di Perpusda Sampang. (Salman/Salsa/)

salsabilafm.com - Gelaran pameran seni rupa bertajuk "Titik Balik Tujuh: Waspada" yang diinisiasi Komunitas Perupa Sampang (KPS) Perpustakaan Daerah (Perpusda) setempat, Sabtu (27/12/2025) menghadirkan suasana emosional. Dukungan penuh mengalir dari pemerhati seni sekaligus Pimpinan Yayasan Al-Muawanah Sampang, Nyai Dra. Endang Sri Mulyani.


Istri almarhum KH. Sholahur Rabbani, pendiri KPS ini, melihat pameran tersebut sebagai momentum penting untuk membawa perubahan positif dan menyatukan visi para seniman lokal. Menurutnya, penggunaan nama "Waspada" dalam kilas titik balik tujuh tahun KPS harus menjadi pemicu bagi para seniman untuk menciptakan karya yang lebih berkualitas.


"Pameran ini adalah kilas titik balik yang kita pakai nama 'Waspada'. Harapannya membawa perubahan bagi terciptanya karya-karya yang lebih baik dan memotivasi generasi penerus," katanya. 


Endang menegaskan, seni rupa di Sampang harus mulai naik kelas. Baginya, karya perupa lokal tidak boleh sekadar menjadi pajangan, melainkan harus menjadi barometer bagi lahirnya bibit-bibit seniman yang mampu bersaing di level provinsi hingga nasional.


Untuk mencapai target tersebut, pihaknya mendorong agar frekuensi pameran ditingkatkan. Menurutnya, pameran tidak boleh hanya menjadi agenda tahunan yang bersifat seremonial, melainkan harus digelar secara berkala sebagai ruang uji coba bagi perkembangan kreativitas seniman.


Endang juga memberikan catatan kritis mengenai soliditas internal komunitas. Dia menekankan, persatuan adalah kunci utama agar ekosistem seni di Sampang tetap hidup dan tidak terfragmentasi oleh ego masing-masing.


"Akan jauh lebih baik jika teman-teman seniman berada dalam satu naungan. Seringkali karena perbedaan pendapat, mereka akhirnya berjalan sendiri-sendiri dan terpecah," ungkapnya.


Dia mengingat masa kepemimpinan almarhum suaminya, di mana saat itu para seniman dari berbagai disiplin baik dari seni rupa, seni musik, teater, dan lain-lain bersatu dalam satu wadah. Persatuan tersebut sangat vital untuk menciptakan karya-karya yang spektakuler dan membawa seniman Sampang pameran ke luar daerah.


"Tidak semua orang itu paham seni, terkadang seni itu dianggap gak waras. Maka dari itu, persatuan penting untuk edukasi publik," tambahnya.


Dalam suasana pameran yang khidmat, Endang Sri Mulyani juga mengenang sosok almarhum suaminya, Kiai Sholahur Rabbani, sebagai inspirator utama gerakan seni rupa di Sampang. Dia berbagi kisah inspiratif tentang dedikasi sang suami terhadap seni lukis yang tak pernah padam.


"Almarhum pernah berkata kepada saya, lukisan itu adalah curahan impiannya, curahan hatinya. Apapun bisa dituangkan di sana," kenang Endang dengan suara lirih.


Dia menceritakan, rutinitas unik suaminya, sebelum tidur. Kata dia, almarhum sering kali mengambil kertas dan mulai mencoret-coret. Sketsa-sketsa itu menjadi mediumnya menuangkan pemikiran yang luas mulai dari politik, budaya, hingga berbagai spektrum kehidupan yang dinilainya jauh melampaui pemikiran orang awam.


Dedikasi itu terus terlihat hingga saat-saat terakhir. Menjelang wafatnya, almarhum sempat menciptakan empat karya penting yang masih berupa coretan kasar di kertas, belum sempat dipindahkan ke kanvas permanen.


"Salah satunya, saya ingat betul, adalah gambar tangan. Mungkin itu salah satu tanda-tanda kehidupan yang ingin disampaikan, tapi saya tidak paham persis maksudnya apa," ucapnya penuh haru.


"Melalui pameran "Waspada" ini, kami berharap warisan semangat almarhum dapat diteruskan. Generasi penerus seniman Sampang dapat menyalurkan karya-karya yang lebih baik lagi, meneruskan semangat dan makna luas dari karya-karya almarhum yang singkat namun padat makna," pungkasnya. (Mukrim)