5 Peninggalan Hindu-Buddha hingga Majapahit Ditemukan di Sampang, Ditetapkan Jadi Cagar Budaya
Redaksi - Wednesday, 17 September 2025 | 06:23 PM


salsabilafm.com – Sebanyak lima benda bersejarah di Kabupaten Sampang resmi ditetapkan sebagai cagar budaya. Penetapan dilakukan setelah melalui proses panjang pendataan, pengkajian, hingga sidang resmi bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur.
Sekretaris TACB Sampang, Umar Faruk mengatakan, penetapan ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Masyarakat sebenarnya sudah lama mengetahui keberadaan tinggalan bersejarah tersebut, namun baru kali ini mendapat payung hukum yang jelas.
“Sejak bertahun-tahun lalu kami menyicil pendataan tinggalan bersejarah di Sampang. Setelah data dan referensi lengkap, akhirnya lima objek diduga cagar budaya ditetapkan secara resmi,” katanya, Rabu (17/9/2025).
Dia mengungkapkan, Kelima benda cagar budaya itu terdiri dari dua struktur dan tiga benda peninggalan era klasik Hindu hingga Buddha. Diantaranya, Sumur Daksan di Kelurahan Dalpenang, makam berinskripsi di Polagan, ambang pintu beraksara Kawi, serta dua panel berelief yang menjadi bukti nyata peradaban kuno di Sampang.
Menurutnya, penetapan ini bukan sekadar pelestarian benda mati, melainkan juga upaya menghidupkan kembali memori kolektif masyarakat.
“Upaya ini mengungkap peradaban Sampang yang pernah maju sejak era Hindu-Buddha. Artinya, Sampang tidak hanya memiliki jejak Islam, melainkan juga sejarah panjang sejak Majapahit,” terangnya.
Sementara, Abd Basith, Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Sampang, menilai penemuan tersebut sebagai bukti penting bahwa Sampang pernah menjadi bagian dari peradaban besar Nusantara.
“Kelima benda ini menunjukkan kehidupan sosio-kultural masyarakat Sampang sekitar abad ke-14, tepatnya di masa Majapahit. Hal ini membuktikan bahwa Sampang tidak tertinggal, justru ikut maju pada masanya,” katanya.
Basith juga menyoroti adanya perdagangan batu andesit, material yang digunakan pada beberapa peninggalan tersebut. Batu ini bukan berasal dari Madura, melainkan didatangkan dari Jawa.
“Batu asli Sampang berkapur, sementara peninggalan ini berbahan andesit. Artinya, pada masa itu sudah ada interaksi dagang yang maju,” jelasnya.
Dengan adanya penetapan resmi ini, Pemerintah Kabupaten Sampang berharap perlindungan hukum terhadap benda cagar budaya semakin kuat.
“Peninggalan tersebut diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata sejarah yang memberikan manfaat ekonomi sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat Sampang,” pungkasnya. (Mukrim)
Next News

Influencer Anas dan Adel Cabut Laporan Pencemaran Nama Baik, Kasus Berakhir Damai
a day ago

Gegara Akreditasi, 30 PAUD di Sampang Ditutup dan Insentif Guru Disetop
a day ago

Peringati Hari Jadi ke-402, Puluhan Raja Nusantara se-Indonesia Akan Hadir di Sampang
a day ago

Jelang Nataru, 300 Bus AKAP-AKDP di Terminal Sumenep Dicek Kelayakan
2 days ago

294 Personel Disiagakan untuk Pengamanan Nataru di Pamekasan
2 days ago

Genjot Swasembada Pangan, Pemkab Sampang Kucurkan Rp581 Juta untuk Pengadaan Alsintan
2 days ago

Target Terlalu Tinggi, Capaian PAD Parkir Sampang 2025 Terancam Meleset
2 days ago

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
10 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
10 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
10 days ago
