Demokrasi dan Kearifan Lokal
SalsabilaNews - Wednesday, 04 September 2024 | 07:40 PM


Penulis: Idris Amir, S. HI,. M. HI.
salsabilafm.com – Indonesia berdiri dan berdaulat merdeka telah berusia 79 tahun. Sistem hukum yang dibangun sang Proklamator negeri ini adalah Pancasila dan undang undang Dasar 1945. Perjalanan demokrasi yang dibangun Pendiri bangsa terdapat empat fase. Pertama, fase kepemimpinan Bung Karno, disebut penguasa orde lama. Dilanjutkan oleh Presiden Soeharto disebut penguasa orde baru, memimpin Indonesia 32 tahun. Ketiga, fase reformasi. Pada fase ini telah terjadi pergantian kepala negara yaitu presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur), hampir dua tahun. Kemudian Megawati tiga tahun. Dilanjutkan Susilo Bambang Yudhoyono, dua periode (10 tahun), kemudian Ir. Joko Widodo dua periode (10 tahun), dan ddilanjutkan Presiden terpilih Prabowo Subianto (Oktober 2024 pelantikan).
Pasca terjadinya reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami transisi demokrasi luar biasa, sehingga merubah sistem kepemimpinan yang telah dibangun oleh orde baru dengan dikenal otoritarinisme selama 32 tahun lamanya. Orde baru ini sebagai transisi dari orde lama dengan kepala negara Bung Karno dengan adanya amanat reformasi dari tingkat nasional sampai regional dan kemudian diberikan seluas-luasnya kepada rakyat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menyampaikan aspirasi politiknya.
Dengan ini dapat diketahui dengan dibentuknya pendirian partai politik yang relatif banyak. Ada yang berideologi religius, ada juga yang nasionalis religius. Demokrasi pasca reformasi memberikan ruang seluas-luasnya kepada rakyat dan kepada tokoh untuk menjadi pemimpin, baik skala Nasional maupun Regional.
Dan semenjak adanya reformasi keberadaan politik diberikan ruang terbuka. Berawal dari inilah muncul kebangkitan kaum sarungan dan tokoh Nahdliyyin diwakili oleh KH. Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gusdur.
Gusdur adalah tokoh pertama NU yang menjadi presiden sepanjang sejarah. Sampai saat ini belum ada yang mewarisi politik Gusdur yang mencapai puncak menjadi presiden. Ini membuktikan begitu luasnya pemikiran dan politik Gusdur, sehingga dari apa yang telah diajarkan dan dilaksanakan Gusdur menjadi wujud nyata untuk dijadikan contoh berpolitik praktis yang membawa kemaslahatan bangsa dan bernegara. Namun demikian, di tengah perjalanan kepemimpinan Gusdur tidak berlangsung lama, dan di tengah jalan diberhentikan usai rapat paripurna DPR RI/MPR RI waktu itu. Kemudian MPR RI mengangkat Megawati sebagai kepala negara. Megawati sebagai perempuan pertama yang menjadi representasi dari Rajen Ajeng Kartini.
Dari kedua tokoh ini, kemudian banyak memberikan pembelajaran politik di skala lokal dan regional muncul dari kaum santri dan kaum nasionalis untuk menjadi pemimpin lokal dalam hal ini baik Calon Bupati, Wali Kota dan Gubernur. Tak sedikit pengusaha, kiai, kepala desa yang maju untuk memperebutkan kursi kepala Daerah masing-masing dengan diusung partai politik yang ada. Dengan adanya sistem tersebut ini memberikan makna kepada rakyat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebangsaan.
Apa yang telah diajarkan para pendiri bangsa dan para elit politik bangsa dengan mengutip kata Gusdur ‘tidak ada politik yang harus mengorbankan rakyat dan pertumpahan’. Karena politik itu sendiri sejatinya adalah mensejahterakan rakyat dan bangsa. Tentunya memilih pemimpin sesuai hati nuraninya berdasarkan kearifan lokal yang ada.
Semoga yang akan berkontestasi di tahun politik ini memberikan pembelajaran politik yang produktif dengan mengedepankan nilai nilai ketimuran dan Akhlakul Karimah.
Wallahu a’lam bissowab.
*Penulis adalah Kader NU Desa Pakalongan, Kecamatan Sampang.
Next News

Influencer Anas dan Adel Cabut Laporan Pencemaran Nama Baik, Kasus Berakhir Damai
a day ago

Gegara Akreditasi, 30 PAUD di Sampang Ditutup dan Insentif Guru Disetop
a day ago

Peringati Hari Jadi ke-402, Puluhan Raja Nusantara se-Indonesia Akan Hadir di Sampang
a day ago

Jelang Nataru, 300 Bus AKAP-AKDP di Terminal Sumenep Dicek Kelayakan
2 days ago

294 Personel Disiagakan untuk Pengamanan Nataru di Pamekasan
2 days ago

Genjot Swasembada Pangan, Pemkab Sampang Kucurkan Rp581 Juta untuk Pengadaan Alsintan
2 days ago

Target Terlalu Tinggi, Capaian PAD Parkir Sampang 2025 Terancam Meleset
2 days ago

Arab Saudi Larang Ambil Foto, Selfie dan Video di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
10 days ago

Siaga Bencana, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Hidrometeorologi
10 days ago

Kiai Widadi Rahim Terpilih Sebagai Ketua PCNU Sumenep 2025-2030
10 days ago
