Prihatin: Kondisi kakek Puadin saat dijumpai di rumah tua miliknya
Puluhan tahun hidup sebatang kara, Puadin (69) seorang kakek asal Dusun Leke Kondur, Desa Batuporo Timur, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah melalui program apapun.
Kondisinya yang amat prihatin ini diketahui setelah sejumlah jurnalis menjumpai kakek Puadin di rumahnya yang terbuat dari kayu berdinding “Bidik” (Dinding anyaman bambu) dan beralaskan tanah pada beberapa waktu lalu.
Melihat kondisi kakek Puadin tinggal di sebuah rumah tua yang hampir roboh bersama seekor sapi miliknya membuat hati merasa prihatin dan bertanya mengapa kondisi seperti ini menimpanya.
Jangankan membangun atau merenovasi rumah, untuk makan sehari-hari saja ia harus merebus singkong sebagai ganti beras. “Saya tidak punya beras, jadi untuk makan sehari-hari saya memasak singkong,” ucap Puadin.
Ia mengungkapkan, selama ini ia hanya mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD) setempat ketika pandemi Covid-19. Sedangkan untuk bantuan lainnya belum pernah ia terima dari Pemerintah Desa maupun Kabupaten.
“Saya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintah, saya harap kedepannya Pemerintah bisa membantu karena sudah 38 tahun dengan kondisi seperti ini,” harapnya. (Romi)
Berkarisma : Kepala Seksi (Kasi) Binmas Islam Kemenag Sampang, Drs. H. M Kholil
Pada tahun 2020, jumlah pernikahan yang terdata di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Tercatat jumlah keseluruhan dari 14 Kecamatan di Kabupaten Sampang pada tahun 2020 mencapai 8.023 peristiwa nikah. Turun 20 persen dari tahun 2019 dengan total 10.681 perkawinan.
Kepala Seksi (Kasi) Binmas Islam Kemenag Sampang, Drs. H. M Kholil mengatakan ada dua faktor utama yang melatar belakangi turunnya angka pernikahan di Sampang.
Pertama disahkannya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 tentang perkawinan yang menetapkan bahwa batas minimal pernikahan laki-laki dan perempuan harus berusia 19 tahun.
“Karena umur nikah sudah berubah, Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 1974 dirubah pada UU Nomor 16 tahun 2019, laki-laki dan perempuan harus berusia 19 tahun,” terangnya, Selasa (19/1/2021).
Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 menjadi faktor kedua yang mempengaruhi turunnya angka pernikahan di Kabupaten Sampang dengan adanya protokol kesehatan yang harus ditaati.
“Karena selama pandemi Covid-19 dilarang untuk berkerumun terlalu banyak, bahkan dibatasi 15 orang. Jadi kalau ada perkawinan dari pihak pria 15 orang dan pihak perempuan 15,” terangnya.
“Tapi untuk saat ini ada peningkatan, dari sebelumnya hanya 30 yang dizinkan menghadiri hajatan nikah, sekarang jadi 60 orang yakni 30 dari mempelai pria dan 30 dari wanita,” imbuhnya. (Romi)
Berkesan : Bupati H. Slamet Junaidi menyerahkan bendara KONI terhadap ketua terpilih
Pelantikan Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur untuk masa bhakti tahun 2020 -2024 resmi dikukuhkan, Senin (18/01/2021).
Kegiatan yang bertempat di Pendopo Trunojoyo Sampang ini, dihadiri Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat, Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, dan perwakilan 20 Cabang Olahraga (Cabor).
Ketua KONI Sampang H. Abdul Wasik menyampaikan rasa terimakasihnya serta menyatakan secara aklamasi pada 20 Desember 2020, ia mendapatkan dukungan dari 20 anggota KONI Kota Bahari, sehingga terpilih sebagai Ketua KONI Sampang.
Menurutnya, jabatan Ketua KONI Sampang merupakan amanah yang membanggakan, akan tetapi juga sebagai tantangan agar bisa membawa KONI semakin baik.
“Dilihat dari prestasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim, peringkat Kabupaten mengalami kenaikan,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam rangka mewujudkan visi misi Sampang Hebat Bermartabat perlu melakukan inovasi untuk meningkatkan peringkat Sampang pada Porprov 2022 di Jember Raya.
“Inovasi yang akan kami laksanakan, penandatanganan nota kesepahaman dengan Poltera, Disdik, Kemenag, Cabang Disdik Wilayah Sampang, Asosiasi Desa Kabupaten Sampang,” paparnya.
Berwibawa : Pesan Bupati tehadap ketua terpilih
Sementara itu Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, dalam sambutannya, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, dan berharap target yang ingin dicapai pada tahun berikutnya bisa tercapai.
“Dari 48 Cabor yang diperlombakan Nasional, Sampang baru 20 cabor yang bisa mengikuti, kedepan KONI harus punya inovasi bagaimana mengembangkan Cabor-Cabor baru di Sampang,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya mengharap KONI sebagai pembina dari seluruh Cabor harus bisa mengayomi Cabor yang ada di Kota Bahari.
“Jangan sampai ada cabor yang di anak tirikan, seluruh cabor harus bisa komunikasi dengan KONI, dan KONI juga harus bisa komunikasi dengan seluruh Cabor,” lanjutnya.
Disampaikan pula, pada kepengurusan KONI sebelumnya, pihaknya banyak menemukan mis-komunikasi antara KONI dan Cabor.
“Bagaimana cabor kita mau berkembang, mencapai prestasi kalau sudah mis dengan KONI Sampang, kami siap mensupport, namun ntuk mencapai target harus punya 10 inovasi,” tekannya. (Abaz)
Prihatin : Puluhan hektar tanaman padi petani rusak pasca banjir
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur beberapa waktu lalu, mengakibatkan ratusan hektar tanaman padi milik petani terancam gagal panen.
Moh Fatoni (38) seorang petani asal Gunung Maddeh mengeluhkan sawahnya yang terendam air banjir beberapa hari lalu, kondisi ini membuat tanaman padinya rusak parah.
“Padahal, diperkirakan tiga bulan lagi sudah panen, biasanya warga di sini panennya serentak menjelang bulan puasa setiap tahunnya, tapi karena lima kali berturut turut dilanda banjir, kami tidak tahu nasibnya seperti apa,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Sampang, Suyono mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan bantuan benih padi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Suyono menjelaskan, setiap musim penghujan ada dua wilayah kecamatan yang menjadi lokasi langganan banjir, yaitu, Kecamatan Jrengik dan Kecamatan Sampang.
“Setelah dilakukan pemantauan terhadap raturan hektar lahan yang tergenang air banjir, ada 98,5 hektar lahan padi mengalami kerusakan,” ungkapnya, Senin (18/1/2021).
Kondisi lahan petani di Desa Pangelen Sampang pasca banjir beberapa waktu lalu
Puluhan hektar kerusakan tersebut tersebar di Kecamatan sampang, diantaranya Desa Panggung 20 hektar, Kamoning 3,5 hektar, Gunung Maddah 70 hektar, dan Paseyan 5 hektar.
“Sedangkan, kondisi padi di Kecamatan Jrengik tidak mengalami kerusakan, kodisinya masih dimungkinkan untuk dilanjut, beda dengan lahan padi di wilayah Kecamatan Sampang,” jelasnya.
Pihaknya mengaku telah melaporkan hal ini kepada Bupati Sampang, begitupun mengajukan surat bantuan benih padi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Dengan adanya bantuan benih, nantinya para petani bisa menanam padi kembali, sebagai ganti tanaman mereka yang rusak akibat banjir,” pungkasnya. (Mukrim)
Serius : Satgas Covid-19 Sampang ketika melakukan operasi yustisi
Dalam rangka disiplin protokol kesehatan, Satuan tugas (Satgas) pencegahan Covid-19 Sampang, Madura, Jawa Timur menggelar operasi yustisi di sejumlah titik keramaian, Senin (18/1/2021).
Satgas Covid-19 yang terhimpun dari unsur gabungan TNI – Polri dan Salpol PP ini menggelar operasi yustisi di Bank BRI dan Bank Jatim cabang Sampang serta kantor Disporabudpar setempat.
Tegas : M. Mohni, Kasat Binmas Polres Sampang ketika mendapati pelanggar prokes
“Pelaksanaan operasi yustisi ini memberikan tindakan kepada masyarakat yang melaksanakan kegiatan dan aktivitasnya tidak mematuhi protokol kesehatan,” terang M. Mohni, Kasat Binmas Polres Sampang.
Pihaknya menghimbau masyarakat dalam melaksanakan kegiatan atau aktivas apapun wajib mematuhi protokol kesehatan. Yaitu, menggunakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Kemudian mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan mengurangi mobilitas dan interaksi,” imbuhnya.
Tegas : Moh. Suharto Kasi Pengamanan Penegak Kerja Salpol PP Sampang memberikan tindakan
Kepala seksi (Kasi) Pengamanan Penegak Kerja Salpol PP Sampang, Moh. Suharto memaparkan ada sebanyak 13 pelanggar protokol kesehatan yang terjaring dalam operasi yustisi ini.
Bagi masyarakat yang kedapatan tidak memakai masker dilakukan penyitaan kartu identitas penduduk dengan maksud menumbuhkan kesadaran akan pentingnya protokol kesehatan.
“Untuk tindakan selanjutnya, para pelanggar diharuskan menghadap pengadilan untuk di sidang dan mendapatkan kembali e-KTP mereka,” pungkasnya. (Romi)
Berkecamuknya permasalahan di negeri ini yang tak kunjung usai, media sosial menjadi tombak utama dalam perlonjatan masalah, sehingga sebagian masyarakat ada yang pro dan kontra, adu domba dimana-mana pun terjadi, terjadilah saling tuduh menuduh, saling balas membalas komentar dan tak luput saling caci mencaci. pihak satu menyalahkan pihak kedua, sedangkan pihak kedua menyalahkan pihak kesatu. Yang sangat di miriskan ialah adu domba kian memuncak, sehingga terjadi keresahan di mana-mana, para ‘ulama’, para habaib di jadikan senjata dalam bergejolaknya permasalahan ini.
Adu domba merupakan sesuatu yang sangat dilarang dalam agama Islam karena memercikkan benih-benih pertikaian. Adu domba ini dalam pemaknaan yang lebih luas bukan hanya sebatas mengadu binatang domba melainkan sebuah ungkapan yang bermakna mengabarkan keburukan seseorang kepada orang lain, saling menghasut, sehingga menimbulkan permusuhan. Dalam istilah Islam, adu domba ini disebut dengan namimah.
Imam Nawawi berpendapat bahwa namimah merupakan perbuatan yang sangat tercela karena seseorang menyampaikan kabar tentang seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan di antara mereka. Namimah bukan hanya bisa merusak perorangan saja akan tetapi merusak sistem keutuhan daerah, kota dan keutuhan negara, keutuhan negara bisa tercerai berai karena adanya Namimah dalam ruang lingkup tersebut.
Berdasarkan sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling buruk di antara kalian? Yaitu orang-orang yang kerjanya mengadu domba (menghasut), yang gemar menceraiberaikan orang-orang yang saling mengasihi (bersahabat), dan yang suka mencari kekurangan pada manusia yang tidak berdosa.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas menunjukkan bahwa namimah atau adudomba merupakan seburuk-buruknya prilaku manusia karena dengan adu domba orang yang saling mengasihi bisa bermusuhan, orang yang saling bersilaturrohmi bisa saling memutuskan ikatan silaturrohmi bukan hanya itu saja, keutuhan negara yang seharusnya tentram dan damai, menjadi bersikukuh saling salah menyalahkan, keresahan terjadi di berbagai kalangan.
Ciri-ciri dari terjadinya adu domba atau provokasi di mana-mana, dari mulut ke mulut atau dari media sosial yang satu ke media sosial yang lainnya seperti halnya berikut Cepat dan mudah menyimpulkan sesuatu, membicarakan isu-isu yang tidak jelas, tidak jujur dengan diri sendiri, menghindar dari konfrontasi.
Dengan adanya kriteria-kriteria adu domba di atas akan ada dampak yang membahayakan, di antara dampak adu domba ialah :
a. Merusak hubungan antara satu dengan yang lain, merusak kerukunan orang lain maupun bangsa b. Menimbulkan kondisi yang tidak kondusif c. Mengakibatkan pembunuhan atau konflik antar sesama.
Agar terhindar dari adu domba mari kita resapi bersama cara menjauhi dari adu domba di bawah ini.
Apabila melihat atau mendengar sesuatu, seandainya sesuatu itu disampaikan kepada orang lain akan menimbulkan keburukan, sebaiknya didiamkan saja.
Jauhi orang yang berkata bohong
Apabila ada berita dari seseorang yang meragukan, seyogyanya lebih baik di telusuri dulu kebenerannya
Menanamkan sifat husnudzdzon menghindari sifat suudzon
Membersihkan diri sendiri dari sifat dengki
Mencegah dan menasehati orang yang berbuat namimah
Sahabat yang beriman mari kita jauhi sifat namimah atau adu domba karena adu dumba sifat yang sangat buruk apabila kita lakukan, karena mempunyai dampak yang sangat berbahaya pada diri sendiri, orang lain maupun bangsa. Semoga kita di jauhkan dari sifat adu domba Amin. Wallohu a’lam bis showab. (Chairil Vicar)
Tegang : Proses pemadaman api oleh warga sekitar dibantu anggota Polsek Sreseh
Kebakaran terjadi pada salah satu rumah warga di Dusun Masaran, Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur, Jumat (15/01/2021).
Peristiwa tersebut tejadi pada Jum’at 15 Januari 2021 sekitar pukul 09.00 wib, yang menghanguskan tempat tinggal milik Siti Fatima (56).
Menurut Moch. Cholili (28), putra dari pemilik rumah, salah satu saksi pada kejadian ini, menjelaskan sekitar pukul 09:00 wib, dirinya melihat kebulan asap yg muncul dari dalam rumah, tepatnya di kamar depan.
Setelah di ketahui bahwa api sudah membakar di dalam kamar tepatnya dibagian pojok lemari, kemudian api menjalar ke atas atap rumah hingga menimbulkan kebakaran yang cukup besar.
Kemudian Cholili bersama satu warga lainnya Riski (18) yang melihat kejadian ini, meminta pertolongan kepada warga setempat untuk membantu memadamkan api dengan menggunakan air yang berada di sekitar rumah, juga dibantu anggota Polsek Sreseh.
Sementara itu, penyebab terjadinya kebakaran diduga karena konsleting listrik. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, akan tetapi kerugian materil sekitar sebesar Rp. 50.000.000. (Abaz)
Selamat datang di Symphoni sejarah dan kebudayaan. Untuk edisi hari ini salsabilafm.com menyajikan kilas singkat sejarah berdirinya Masjid Madegan, Kelurahan Polagan Sampang, Madura, Jawa Timur.
Takmir Masjid Madegan, H. Hasin bin H. Abd Hamid menyampaikan bahwa tidak diketahui secara pasti dengan bukti sejarah yang menunjukkan kapan masjid Madegan berdiri.
Namun menurut tokoh masyarakat yang dapat dipercaya, Masjid Madegan didirikan sekitar abad 15 M, tepatnya pada masa Adipati Pramono, raja di wilayah kecil dikerajaan Sampang yang berkeraton di Madegan Sampang.
Adipati Pramono merupakan raja Sampang pertama yang beragama Islam. Berkat sikapnya yang arif dan bijaksana dalam memimpin, maka dengan seizin Allah, rakyat Madegan Sampang berbondong bondong memeluk agama Islam.
Melihat banyaknya umat Islam kala itu, beliau berencana untuk mendirikan sebuah Masjid di dekat keraton Madegan sebagai tempat untuk menunaikan ibadah sholat berjamaah.
Kemudian Adipati Pramono memutuskan untuk menyerahkan tanggungjawab pembangunan masjid terhadap putra angkatnya yang sudah bertahun-tahun lamanya bertirakat dalam pohon Sawo.
Adipati Pramono langsung pergi menuju pohon Sawo yang hanya berjarak beberapa meter dari kraton. Sesampainya di dekat lubang yang terdapat pada pohon Sawo. Beliau memanggil putra angkatnya yang tengah bertirakat di dalamnya.
Mendengar panggilan ayah angkatnya, sang petapa keluar dari pohon sawo untuk menjumpai sosok yang sangat ia hormati sebagai pengganti orang tua kandungnya yakni Adipati Pramono.
Setelah saling lepas rindu, Adipati Pramono mengutarakan maksud dan tujuannya serta menceritakan tentang rencana pembangunan Masjid Madegan.
Selepas mendengar dan memahami maksud sang ayah, putra angkat tersebut pamit untuk melaksanakan apa yang telah Adipati Pramono percayakan dan mandatkan untuknya serta langsung melangkahkan kakinya ke arah barat untuk memperoleh petunjuk dari Allah Swt.
Setelah berhari hari melakukan perjalanan penuh dzikir, putra angkat Adipati Pramono bertemu dengan seseorang yang memiliki tutur kata yang amat lemah lembut. Lantas orang tersebut memberikan petunjuk juga sebuah tongkat sebagai bekal untuk melaksanakan tugasnya.
Tiba-tiba orang tersebut menghilang dari hadapan sang petapa atau anak angkat Adipati Pramono. Selanjutnya sesuai petunjuk yang didapatkan, sang petapa berjalan ke arah Utara. Tak lama kemudian ia menemukan banyak kayu berserakan di daerah Bulang Desa Pangelen Kecamatan Sampang.
Dengan tongkat kayu yang ia percayai memeliki kekuatan gaib, sang petapa cukup menggerakkan tongkat itu pada kayu yang berserakan. Secara menakjubkan kayu tersebut bergeser menjadi satu tumpukan.
Dengan tongkat ajaib itu pula sang petapa melemparkan tumpukan kayu ke arah Madegan. Dengan seizin Allah tumpukan kayu itu berterbangan bagaikan dedaunan ditiup angin hingga jatuh ke tempat dimana masjid Madegan saat ini berdiri.
Sang petapa bergegas menuju tempat tumpukan kayu tersebut jatuh. Kemudian ia kembali menggunakan tongkat itu sebagai alat untuk membangun masjid. Alangkah menakjubkan masjid Madegan selesai dibangun hanya dalam waktu semalam.
Setelah melaksanakan tugasnya, sang petapa menemui sang ayah Adipati Pramono dan memohon diri kembali masuk ke pohon sawu untuk melanjutkan tirakatnya. Konon sang petapa hingga saat ini masih berada dalam pohon sawo yang saat masih tersisa dengan bentuk batangan kecil.
Demikan sekelumit sejarah berdiranya Masjid Madegan, masjid tertua di seluruh Madura yang hingga kini masih berdirih kokoh dan dikenal sebagai masjid yang dijadikan tempat untuk menggelar ritual sumpah pocong oleh masyarakat Madura maupun sekitarnya. (Romi)
Telaten : Para pedagang komoditas rempah menjalankan aktivitasnya
Harga cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur melonjak naik. Salah satunya di pasar Srimangunan Sampang dibandrol Rp. 90 – 100 ribu per kilogram.
Samari (34) salah seorang pedagang menyebutkan, saat ini harga cabai keriting mencapai Rp. 80 ribu per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp. 40 – 45 ribu per kilo.
Sedangkan untuk cabai rawit, saat ini harganya mencapai Rp. 90 ribu per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp. 50 ribu per kilogram.
Menipisnya persediaan akibat tingginya intensitas hujan beberapa bulan terakhir diduga menjadi penyebab meroketya harga cabai.
“Banyak petani yang gagal panen karena hujan. Kalau pun panen, cabainya kurang bagus kualitasnya, makanya persediannya terbatas,” ujarnya, Kamis (14/1/2021).
Di sisi lain, Nur Aini (30) salah satu pembeli cabai mengatakan, meski harga meroket tajam, mau tidak mau ia tetap harus membeli cabai karena sudah termasuk kebutuhan pokok sehari-hari.
“Yah mau gimana lagi, walau mahal tetap saya beli, meski saat ini sulit mendapatkan cabai kualitas bagus,” tutur Nur.
Terpisah, Kasi Informasi Perindustrian dan Perdagangan Disperdagprin Sampang, Busar Wibisono tidak membantah adanya lonjakan harga cabai di pasaran.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya harga cabai. salah satuannya faktor cuaca.
Pasalnya, tingginya intensitas hujan membuat beberapa panen mengalami kendala dan kegagalan panen, baik petani lokal maupun petani daerah pemasok.
“Kebutuhan pangan kita, secara umum aman, hanya karena cuaca kurang mendukung jadi sebagian harga komoditi tertentu seperti cabai dan kedelai mengalami kenaikan,” pungkasnya. (Mukrim)
Karismatik: Syekh Ali Jaber saat menghadiri salah satu acara televisi
Jagat raya media sosial diramaikan dengan ucapan turut berduka cita serta iringan doa atas wafatnya salah satu pendakwah yang banyak dicintai warga Indonesia khususnya pecinta Al-Qur’an.
Syekh Ali Jaber dikabarkan meninggal dunia pada Kamis 14 Januari 2021 pagi melalui akun Instagram yayasan.syekhalijaber.
“Kami berduka atas wafatnya Syaikh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber,” tulis akun Instagram itu, Kamis (14/1/2021).
Hingga berita ini dilansir, belum diketahui secara pasti penyebab wafatnya hafidz Qur’an itu. Namun diketahui sebelumnya Syekh Ali Jaber sempat dirawat karena positif Covid-19.
Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, Syekh Ali Jaber akhirnya dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ustadz Yusuf Mansyur yang merupakan sahabat dekat almarhum menegaskan bahwa Syekh Ali Jaber meninggal dunia bukan karena Covid-19. Melainkan karena penyakit bawaan yang diidapnya.
“Covid awalnya dan ada penyakit penyerta, paru-paru. Tapi wafat udah negatif COVID-19,” tuturnya. (Romi)