Sabtu, 20 Desember 2025
Salsabila FM
Lintas Berita

Tak Hanya Sediakan Ruang Siar, Radio Salsabila FM Ikut Hijaukan Pesisir Pulau Mandangin

Ach. Mukrim - Saturday, 20 December 2025 | 08:22 AM

Background
Tak Hanya Sediakan Ruang Siar, Radio Salsabila FM Ikut Hijaukan Pesisir Pulau Mandangin
Direktur Harian Radio Salsabila FM, Agus Wedi saat menanam pohon bidara di Pulau Mandangin (Mukrim/Salsa/)


salsabilafm.com - Radio Salsabila FM menunjukkan komitmen nyata dalam pelestarian lingkungan dengan terjun langsung dalam aksi penghijauan di pesisir Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Sabtu (20/12/2025).


Tak sekadar menjalankan fungsi sebagai media informasi dan hiburan. Kru Radio berfrekuensi 94,1 itu juga terlibat aktif menanam bibit pohon bidara bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang dan SKK Migas-Husky CNOOC Madura Limited (HCML).


Direktur Harian Radio Salsabila FM, Agus Wedi, yang hadir langsung di lokasi, mengatakan, keterlibatan radio yang punya jargon "radionya orang madura" itu merupakan tanggung jawab moral media massa terhadap keseimbangan ekologis di Kabupaten Sampang 


"Kami ingin membuktikan bahwa media bukan hanya pengamat yang mencatat peristiwa, tapi juga pelaku yang peduli pada masa depan lingkungan," katanya.


Menurut dia, peran radio sebagai media massa harus melampaui frekuensi udara. kolaborasi dengan FPRB dan HCML adalah momentum untuk menunjukkan media memiliki kekuatan untuk menggerakkan opini sekaligus menggerakkan tangan untuk menanam. 


Karena itu, dia berharap aksi ini menjadi pemantik bagi sektor swasta lain untuk lebih peduli pada ekosistem pesisir yang kian terancam. Dia juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasca-penanaman. 


"Salsabila FM akan terus mengawal perkembangan bibit bidara yang telah ditanam melalui fungsi kontrol sosialnya," tegasnya.


Agus Wedi menambahkan, media memiliki kewajiban untuk terus mengingatkan masyarakat bahwa menjaga tanaman agar tetap hidup jauh lebih penting daripada sekadar menanam. Sebabnya, dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak abai terhadap isu lingkungan. 


"Salsabila FM berkomitmen menyediakan ruang siar bagi kampanye-kampanye lingkungan agar kesadaran menjaga alam menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat Sampang," ucapnya.


Sementara itu, Ketua FPRB Sampang, Hasan Jailani, memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif Radio Salsabila FM. Menurutnya, kehadiran media dalam aksi lapangan seperti ini merupakan wujud nyata dari konsep pentahelix, di mana media tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pelaku perubahan.


"Kami sangat mengapresiasi kerja sama dan partisipasi Salsabila FM yang mau turun langsung ke lapangan. Ini membuktikan bahwa komitmen menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, termasuk rekan-rekan media," katanya di sela-sela kegiatan.


"Biasanya media hanya hadir untuk memegang kamera dan mencatat naskah, namun hari ini Salsabila FM membuktikan bahwa mereka adalah bagian dari pejuang lingkungan. Media bukan lagi sekadar pengamat, tapi motor penggerak kesadaran masyarakat. Terima kasih telah ikut berkeringat bersama kami demi masa depan Pulau Mandangin," imbuhnya.


Senada dengan FPRB, Manager Regional Office and Relations HCML, Hamim Tohari, juga memuji komitmen Radio Salsabila FM. Ia menilai peran media sangat krusial dalam memastikan program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM) tahun 2025 ini berjalan berkelanjutan.


"HCML sangat menghargai dukungan Salsabila FM. Kehadiran media yang mau terjun langsung memberikan nilai tambah besar. Salsabila FM tidak hanya membantu menyebarkan pesan positif, tapi juga menunjukkan komitmen fisik. Sinergi ini penting, karena keberlanjutan tanaman bidara ini membutuhkan peran media sebagai fungsi kontrol sosial untuk mengingatkan masyarakat agar terus merawatnya," kata Hamim.


Dia menjelaskan, penanaman ini bukan aksi tunggal, melainkan bagian dari desain besar program PPM tahun 2025. HCML menargetkan dampak yang merata di seluruh wilayah operasional mereka di Madura.


"Kami tidak bergerak secara acak. Total 13.000 pohon yang kami tanam tahun ini adalah hasil pemetaan kebutuhan wilayah. Di Sampang sendiri, kami menyebar 11.000 pohon di 18 titik berbeda, mulai dari wilayah hulu untuk menjaga serapan air hingga wilayah hilir seperti Mandangin untuk proteksi pesisir," ungkap Hamim.


Hamim menambahkan, pemilihan pohon bidara di Mandangin merupakan hasil diskusi teknis dengan Pemerintah Kabupaten Sampang dan FPRB. HCML melihat potensi bidara Mandangin yang unik lebih besar dan lebih manis sebagai peluang untuk menciptakan "sabuk hijau" yang juga berfungsi sebagai sumber ekonomi baru bagi warga.


"Fokus kami bukan hanya pada kuantitas pohon yang tertanam, tapi pada nilai manfaatnya. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa hadirnya industri migas juga membawa dampak positif bagi ketahanan ekosistem lokal. Jika evaluasi perawatan di Mandangin ini berhasil, kami siap meningkatkan skala bantuan yang lebih masif lagi di masa mendatang," pungkas Hamim. (Mukrim)