Minggu, 21 Desember 2025
Salsabila FM
Lintas Berita

Ikut Tanam Pohon, Penyandang Disabilitas Sampang: Kami Bukan Beban bagi Alam

Ach. Mukrim - Sunday, 21 December 2025 | 08:20 AM

Background
Ikut Tanam Pohon, Penyandang Disabilitas Sampang: Kami Bukan Beban bagi Alam
Nu Illiyati dan Muhlis, Disabilitas anggota ULD-PB Sampang ikut menanam pohon bidara di Pulau Mandangin. (Mukrim/Salsa/)

salsabilafm.com - Semangat pelestarian alam terbukti tidak mengenal batas fisik. Pada Sabtu (20/12/2025) kemarin, Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULDPB) Kabupaten Sampang menorehkan aksi nyata dalam menjaga ekosistem pesisir melalui penanaman pohon bidara di Pulau Mandangin.


Ketua ULDPB Sampang, Zahruddin, mengatakan, kehadiran para penyandang disabilitas dalam kegiatan ini bukan sekadar partisipasi biasa, melainkan simbol pergeseran peran dari objek bantuan menjadi aktor aktif dalam pengurangan risiko bencana. Baginya, menjaga alam adalah hak dan kewajiban setiap warga negara, tanpa terkecuali.


“Disabilitas tidak menyurutkan semangat kami untuk menjaga lingkungan. Kami bangga bisa ikut serta dalam penanaman pohon bidara di Pulau Mandangin,” kata Zahruddin, Minggu (21/12/2025).


Menurutnya, kegiatan itu menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB). Kehadiran mereka di Mandangin bukan hanya untuk menanam bibit, tetapi untuk menanam harapan akan masa depan Sampang yang lebih inklusif.


"Selama ini penyandang disabilitas sering kali hanya dipandang sebagai kelompok rentan yang menjadi penerima manfaat saat bencana terjadi. Namun, melalui aksi di Pulau Mandangin ini, ULDPB ingin membalikkan stigma tersebut," imbuhnya. 


Nur Illiyati, seorang srikandi dari ULDPB Sampang, menambahkan, meski raga memiliki keterbatasan, cinta terhadap bumi tetaplah tak terbatas. Baginya dan rekan-rekan disabilitas lainnya, perjalanan menuju Pulau Mandangin bukan sekadar perjalanan dinas, melainkan sebuah perjalanan pembuktian harga diri.


"Tangan Kami Mungkin Terbatas, Tapi Cinta Kami Tidak" katanya.


"Kami ingin menunjukkan bahwa kami bukan beban bagi alam. Mungkin tangan kami tidak sekuat yang lain, atau langkah kami tidak secepat mereka, tetapi setiap lubang yang kami gali dan setiap bibit yang kami tanam adalah doa untuk anak cucu kami di Sampang," imbuhnya.


Nur mengaku momen ketika ia bisa menyentuh tanah dan berkontribusi langsung bagi keselamatan lingkungan sangat berarti. Diakuinya, selama ini, dia dan kawan-kawannya sering dianggap sebagai orang yang hanya perlu dilindungi saat bencana. Tapi hari ini, ia merasa hidup kembali karena diberi kesempatan untuk menjadi pelindung bagi bumi. 


"Kami berangkat sejak fajar menyingsing, melawan rasa lelah, demi melihat Pulau Mandangin tetap hijau," tambahnya.


Antusiasme Nur tidak datang sendirian. Ia berangkat bersama Muhlis, Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Sampang. Aksi ini merupakan bagian dari mega-proyek penanaman 11.000 pohon yang digagas oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) bersama Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Menariknya, Pulau Mandangin dipilih sebagai satu-satunya lokasi dari 18 titik di Sampang yang dikhususkan untuk penanaman pohon bidara.

Lebih dari 150 pohon bidara kini tertanam di Mandangin berkat kolaborasi antara HCML, BPBD, berbagai OPD, serta dedikasi kelompok disabilitas. (Mukrim)