Sekda Kabupaten Sampang berdialog dengan peserta belajar. Foto : Fahromi N
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang, H. Yuliadi Setiawan melaksanakan Monitoring Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap 3 SDN dan SMPN di Kab. Sampang, Selasa (6/10/20) pagi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Karang Penang dan Kecamatan Omben dengan total ada 6 sekolah yang dimonitoring, meliputi :
UPTD SDN 1 Karang Penang Onjur 1, UPTD SMPN 1 Karang Penang, UPTD SDN Blu’uran, UPTD SDN Omben 2, UPTD SDN Kamondung 2, dan UPTD SMPN 3 Omben. (RM)
Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang saat memberikan sambuta. Foto : Fahromi N
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sampang mengadakan Pelatihan Praktisi Ruqyah Aswaja An-Nahdliyah Bersama Jam’iiyah Ruqyah Aswaja (JRA) Raksa Sampang di kantor PCNU setempat, Selasa (6/10/20) pagi.
Gus Allama ‘Alauddin Shiddiqi M.Pd.i, Mujiz JRA hadir sebagai pemateri dalam pelatihan dan ijazah yang diikuti oleh 65 peserta dari praktisi baru dan 40 peserta praktisi lama Ruqyah Aswaja An-Nahdliyah Sampang.
Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang, KH. Moh. Itqon Bushiri menjekaskan bahwa Ruqyah adalah bagian pengobatan dalam Islam. Pengobatan dalam Islam terbagi dua, pertama Thibyah, pengobatan medis dan Ruqyah, pengobatan yang menggunakan doa.
Adapaun tujuan pelatihan, untuk menjelaskan bahwa para ulamak melakukan pengobatan Ruqyah dengan bertawassul dan memohon serta pasrah kepada Allah untuk mendapatkan kesembuhan, karena kesembuhan semata-mata hanya milik Allah.
“Kita hanya berusaha membantu dengan doa-doa menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan semua pengobatan adalah hak Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan *Wa idza maridhtu fahuwa yasyfiini*,” ucapnya.
Melalui pelatihan ini, ketua Tanfidziyah PCNU Sampang berharap agar warga Nahdlatul Ulama berserah diri kepada Allah. “Segala penyakit, ujian, dan cobaan itu milik Allah, kita tidak boleh lepas dari dzikir dan sholat lima waktu,” pungkasnya.(RM)
Pemilik akun facebook “Allby Madura” akhirnya memutuskan menyerahkan diri ke Mapolres Sampang, Selasa (06/10/20) dini hari, setelah sebelumnya sempat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat akibat perbuatannya.
Perbuatan itu berupa ujaran kebencian pemilik akun bernama asli Sya’roni tersebut terhadap sejumlah Kiai Pondok Pesantren Miftahul Ulum Karangdurin. Ujungnya ribuan massa yang tergolong dalam Himpunan Alumni Karangdurin (HIMAKA) menuntutnya agar diproses hukum.
Sya’roni menyerahkan diri didampingi oleh keluarga dan sejumlah tokoh masyarakat, diantaranya Kepala Desa Bira Timur H. Fathurrohman dan H. Sapra’i Kepala Desa Karang Anyar Ketapang.
Suadi, salah seorang yang turut mendampingi mengatakan, kedatangan Sya’roni ke Mapolres Sampang untuk menyerahkan diri sebagai bentuk tanggung jawab atas apa yang ia lakukan.
“Kepada yang terhormat keluarga besar guru besar Gus Fauzan Zaini dan Gus Khoiron Zaini sebagai pengasuh PP. Karang Durin, dan simpatisan, kami yang hina ini memohon maaf sebesar-besarnya atas komentar yang sangat menyinggung,” tulisnya.
Dalam tulisannya, Sya’roni juga mengaku sangat menyesal karena telah menulis komentar yang memantik amarah dari para alumni. “Saya mohon maaf karena kondisi saya tidak memungkin untuk memberikan klarifikasi langsung saat itu,” tambahnya.
Hingga berita ini dilansir oleh salsabilafm, Selasa (6/10) pagi, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait hal ini. (RM)
Abdul Hafidz mengatakan keseluruhan pelaku diamankan di 7 tujuh tempat berbeda dengan total barang bukti Sabu seberat 43 Gram. “Adapun TKP nya meliputi Tambelangan, Dalpenang, Camplong Pancor, Pangereman, Tamberuh Daya dan Sokobenah yang terakhir tertanggal 3 oktober 2020,” terangnya.
Keseluruhan pelaku, 6 laki-laki dan 1 perempuan dengan status penjual atau bandar. “Untuk pasal yang disangkakan, pasal 112 ayat 2 dan 114 ayat 2. Penangkapan ini dilakukan oleh Satres Narkoba Polres Sampang bersinergi dengan Polsek jajaran,” ujarnya.
Orang nomor satu di Polres Sampang tersebut mengungkapkan, MZ, Ibu rumah tangga asal Sokobanah Sampang, merupakan tersangka dengan barang bukti terbanyak, yakni 16 gram Sabu.
Menurut keterangan pihak kepolisian, MZ, diamankan ketika melakukan transaksi di rumahnya, Desa Sokobenah Sampang oleh Polsek setempat.
Saat ditanya oleh awak media, MZ mengaku baru tiga bulan menjual barang haram tersebut dengan alasan untuk menghidupi ketiga anaknya. “Saya sudah 8 tahun bercerai dengan suami, jadi terpaksa menjual Sabu untuk menghidupi tiga anak saya,” sesalnya. (RM)
Aksi ini berawal dari ujaran kebencian (hate speech) diberanda Akun Facebook “Allby Madura” terhadap kiai Pondok Pesantren Miftahul Ulum Karangdurin, KH, Ahmad Fauzan Zaini dan KH Muhammad Khoiron Zaini. Parahnya lagi, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), juga tidak luput dari cacian.
Baihaqi, Bidang Kepemudaan Himaka mengatakan, penghinaan dan pelecehan yang terkesan merendahkan terhadap Masyaikh Karangdurin ternyata tidak hanya kali ini saja. Tetapi telah berulang kali dilakukan oleh pemilik akun.
“Unjuk rasa ini kami lakukan karena masa sudah tidak sabar, akun Alby Madura ini sudah ke empat kalinya melakukan pelecehan terhadap guru kami, bahkan dia pun telah menandatangani surat pernyataan yang ditandatangani oleh 7 saksi, termasuk bapak kepala desa bira timur,” jelasnya saat gelar aksi, Senin (05/10/20) pagi.
Oleh sebab itu, lanjut dia, Himaka menuntut agar Polres Sampang secepatnya memproses hukum pemilik akun Facebook “Allby Madura” dan melakukan penangkapan. Akan tetapi, jika dalam waktu dekat tuntutan tersebut tidak terpenuhi, maka pihaknya akan kembali membawa massa yang lebih besar.
Sementara itu Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz menyampaikan terimakasih kepada HIMAKA yang telah mendukung pihak kepolisian dalam proses ungkap kasus yang saat ini masih dalam tahap lapor.
Kemudian ia berjanji akan meningkatkan kasus ke tahap sidik. “Untuk saksi-saksi dan konten-konten yang ada akan kami kumpulkan bersama penyidik, dan kami akan segera melakukan tindakan lebih lanjut,” pungkasnya. (BZ)
Sebagai upaya mengatasi pesebaran pandemi Covid-19, Pemerintah Republik Indonesia (RI) akan menyebarkan seratus juta lebih vaksin ke seluruh wilayah tanah air mulai akhir tahun 2020.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Agus Mulyadi menyampaikan, Senin (5/10/20) pagi, pihaknya siap melaksanakan setiap tugas yang dicanangkan pemerintah pusat terhadap instansinya.
Terkait vaksin Covid-19, Agus menjelaskan, sebenarnya Dinkes sudah siap tanpa ada persolan. Akan tetapi mungkin ada beberapa kesulitan yang akan dijumpai dalam merealisasikannya, seperti dalam mengadvokasi masyarakat.
“Karena vaksin yang rutin saja banyak penolakan, apalagi vaksin Covid yang merupakan program baru. Tapi kami siap menindak lanjuti kalau itu memang kebijakan pusat,” ucapnya.
Dijelaskan dia, Problem antara halal dan haram merupakan alasan pertama penolakan vaksin bagi masyarakat, ia meyakinkan bahwa pemerintah telah menguji dan memastikan bahwa vaksin Covid-19 halal.
“Kemudian problem kedua, efek dari vaksin itu biasanya panas, kebanyakan masyarakat merasa diobati kok malah panas mending tidak usah, nah inilah kendala insidentil di lapangan,” jelasnya.
Sedangkan promblem yang sangat masif adalah persoalan HOAX yang memberitakan vaksin macam-macam, sehingga menimbulkan persepsi yang keliru di masyarakat.
Oleh sebab itu, Agus berharap, agar masyarakat koperatif terhadap program yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan mau menerima vaksin supaya masyarakat terbebas dari penyakit yang menular, khususnya yang bisa dicegah dengan imunisasi termasuk Covid-19. (RM)
Terpilih sebagai The Best Desainer dalam pemilihan Putra Putri Batik Kabupaten Sampang 2020,
Sania, Desainer kelahiran Karongan, Tanggumong, Sampang mengaku bahagia dan tidak menyangka dirinya bisa meraih predikat istimewa tersebut.
“Saya tidak menyangka dan bahagia bisa terpilih sebagai the best desainer, sebenarnya saya tidak percayadiri (PD) soalnya disana desainernya banyak dan bagus-bagus,” ungkap pemilik Butik Sania itu kepada salsabilafm, Sabtu (3/10/20) pagi.
Sonia, sapa akrab Sania, menceritakan, dia dipercaya untuk menjadi desainer dan menjahit batik Pengoleh, batik tulis khas Kecamatan Torjun Sampang yang dikenakan oleh Sari Vatul Koria Putri sebagai Putri Batik Torjun.
“Cuma yang mendisain atau menulis batik Pengoleh ini bukan saya tapi Hj. Subaidah, seniman batik asal Torjun, cuma setelah selesai dipasrahkan ke saya untuk desain dan jahitnya,” jelasnya.
Batik Pengoleh, lanjut Sonia, adalah batik yang menggambarkan legenda 7 sumur Pengoleh yang dijaga oleh ayam hitam, serta terdapat hasil kekayaan alam masyarakat Torjun yang sangat melimpah seperti Cabai dan Tembakau.
Selain itu, dalam batik Pengoleh juga terdapat corak batik yang meng Indonesia atau nasional. Dijelaskan Sonia, titik sulit dalam mendesain busana batik Pengoleh adalah bagaimana ia mendesain serta tetap menjaga karakter dan filosofi yang ada dalam batik tersebut.
“Karena jika salah desain, seperti memecah ayam hitammya, walaupun desainnya bagus nanti akan merusak karakter dan makna filosofi Torjun di dalam batik itu, mungkin hal ini yang membuat saya terpilih sebagai the best desainer,” terangnya.
Dia berharap, pada grand final Pemilihan Putra Putri Batik malam Minggu nanti di Pendopo Bupati Sampang, Putri Batik Torjun bisa meraih juara dan dia mengaku siap jika kedepannya ia masih dipercaya oleh publik untuk menjadi desainer dalam kontes serupa. (RM)
Aksi demontrasi PC PMII Sampang di depan gedung DPRD setempat. (Foto: Abbaz)