PWNU Jawa Timur (Jatim) akan membangun NU Center di Kabupaten Gresik. Bangunan tersebut akan dilengkapi Masjid Raya kebanggan warga NU serta Islamic Tower yang dapat digunakan sebagai gedung multifungsi.
Hal itu disampaikan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar saat mengisi sambutan pada acara Turba PWNU Jatim ke Bangkalan dan Sampang Madura.
Menurut Pengasuh PP. Sabilurrosyad Gasek Malang ini, luas tanah bangunan dan properti yang disiapkan untuk NU Center mencapai 10 hektare. Sebagian tanah di lokasi tersebut juga akan diwakafkan sebagai makam para ulama, pengurus NU, serta donatur.
“Tanahnya butuh sekitar 10 hektar, sekarang masih dapat 3 hektar hadiah hibah dari Bupati Gresik. Perkiraan biayanya untuk pembebasan tanah plus bangun – bangun perkiraan 750 miliar,” katanya, Sabtu (29/05/2021).
Lebih lanjut, nantinya setelah keluar instruksi resmi dari PWNU Jatim akan dilakukan penggalangan dana.
“Ada penggalangan dana tetap untuk fakir miskin dan ada penggalangan dana mungkin 3 bulan sekali yang itu dialokasikan untuk pembangunan NU Center,” imbuhnya.
Selain pembangunan NU Center, lanjut Kiai Marzuki, Hal yang harus menjadi pertimbangan bagi warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin adalah fasilitas kesehatan. Keberadaan rumah sakit dan klinik kesehatan menjadi kebutuhan mendesak, bahkan demi memastikan terjaganya akidah.
“Kalau memiliki rumah sakit sendiri, maka kehilangan akidah tidak akan terjadi,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Pihaknya mengingatkan bahwa betapa sangat berartinya keberadaan rumah sakit NU tersebut.
Menyambung apa yang disampaikan PWNU Jatim terkait dengan fasilitas Kesehatan, Ketua Tanfizdiyah PCNU Sampang KH Moh. Itqon Bushiri menyatakan untuk Rumah Sakit, masih akan melakukan study banding dengan PCNU lain yang telah memiliki Rumkit.
“Ada MWC Kedungdung akan mendirikan klinik dibawah Yayasan Mohammad Kholil An Nahdiyah, gedung sudah ada, semua persyaratan sudah selesai tinggal izin lingkungan yang masih dalam proses penyelesaian,” ucapnya.
Disamping itu, ia menegaskan yang menjadi kendala saat ini, belum bisa optimal menggali potensi donatur di Kabupaten Sampang.
“Karena sejumlah dana yang terkumpul dari Laziznu dari Sampang hanya mengumpulkan 7 persennya, sementara 93 persennya itu donasi melalui Media Sosial ditempat lain,” ucapnya. (Abbaz)