Selasa, 30 Desember 2025
Salsabila FM
Life Style

Rangkum Tahun ChatGPT: Review Fitur 'Your Year with ChatGPT'

Redaksi - Friday, 26 December 2025 | 08:05 PM

Background
Rangkum Tahun ChatGPT: Review Fitur 'Your Year with ChatGPT'
meluncurkan fitur ulasan tahunan yang disebut “Your Year with ChatGPT” kepada konsumen yang memenuhi syarat di pasar tertentu, termasuk Amerika Serikat. Foto: OpenAI

ChatGPT “Your Year” Jadi Ringkasan Pribadi Seperti Spotify Wrapped

Kalau kamu pernah pakai Spotify, pasti udah kenal banget sama fitur Wrapped yang bikin kita menyesap data hitam putih tentang lagu apa aja yang dengerin selama setahun terakhir. Nah, sekarang OpenAI mau ikut-main dan ngebawa kamu ke dunia AI dengan fitur serupa: “Your Year with ChatGPT”. Ini bukan cuma statistik aneh, tapi semacam cermin digital yang ngebuktiin seberapa sering kita ngebahas hal-hal tertentu di chat AI. Bagaimana sih cara kerjanya, dan apa sih dampaknya bagi pengguna? Mari kita jelajah bareng-bareng.

Bagaimana Fitur Ini Bekerja?

Untuk ngakses “Your Year”, cukup masuk ke akun ChatGPT kamu, atau kalau mau lebih spontan cukup ketik “Show me my year” di kolom chat. Sistem otomatis bakal ngumpulin data—bukan data pribadinya, tapi data agregat—kamu sebulan sampai setahun terakhir. Data yang ditampilkan antara lain:

  • Total percakapan (berapa kali kita chat)
  • Durasi tertinggi (kapan sesi chat kita paling lama)
  • Topik paling sering dibahas (misalnya “programming”, “makanan”, “kesehatan mental”)
  • Prompt favorit (kata kunci atau pertanyaan yang paling sering muncul)
  • Jawaban yang paling sering diulang (apakah kita terus bertanya tentang hal yang sama)
  • Waktu paling produktif (jam berapa saat chat kita paling banyak menghasilkan output)

Data tersebut tampil di dashboard ringkasan yang lucu dan interaktif. Seperti di mana kamu bisa klik kategori tertentu dan lihat grafik, atau bahkan download file PDF yang bisa dibagikan ke temen.

Privasi Jadi Prioritas

Di balik keasyikan itu, OpenAI bersikeras kalau data yang dikumpulin hanya bersifat agregat. Jadi, tidak ada data pribadi yang disalahgunakan. Kalau kamu khawatir, tetap saja kamu bisa menolak fitur ini di pengaturan akun. Tapi bagi yang mau melihat pola interaksi, ini cukup menarik. Mungkin kamu akan terkejut menemukan kalau “Kecap Manis” jadi topik favoritmu, atau “Kebingungan tentang GitHub” jadi prompt paling sering.

Gimana Perasaan Pengguna? Cerita Nyata

Salah satu user, Budi, bilang dia pernah menganggap ChatGPT cuma “tool” buat nanya jawaban. Setelah pakai “Your Year”, dia terkejut liat kalau hampir setengah sesi chatnya berputar di sekitar “masalah belajar coding”. “Makasih, ChatGPT, sekarang saya ngerti deh kalau saya udah terlalu stuck di Node.js. Kalo itu, mungkin harus coba belajar React.” Begitu, Budi mulai nambah topik lain di chat.

Di sisi lain, Siti, seorang influencer di TikTok, pakai fitur ini buat nge-track engagement temannya. “Kalau saya tahu jam berapa orang paling sering nanya soal makeup, bisa plan posting lebih optimal.” Fitur ini jadi semacam “data analytics” personal yang membantu dia optimize konten.

Motivasi dan Keterlibatan yang Lebih Kreatif

OpenAI percaya, dengan memvisualisasikan interaksi kita, bisa memicu motivasi baru. Misalnya, kamu nonton statistik “jumlah sesi chat” yang naik tajam. Otak kita suka gamification—setiap kenaikan poin kecil ini bikin kita merasa bangga. Bukan cuma untuk sekedar statistik, tapi juga sebagai cara untuk menemukan “gap” dalam pengetahuan. Kalau kamu lebih sering nanya tentang “fitur baru iOS”, mungkin itu menunjukkan minat belajar yang belum terpenuhi.

Menurut ahli psikologi digital, memanfaatkan fitur semacam ini bisa menstimulasi curiosity. “Kita jadi lebih penasaran tentang topik yang belum pernah dibahas sebelumnya.” Selain itu, adanya rekomendasi personalisasi berdasarkan pola chat membantu kita menemukan hal-hal baru. Seperti, “Kamu sering nanya tentang AI, coba deh tanya tentang AI ethics!”

Apakah Ini Masa Depan Interaksi Digital?

Tentu saja, ini masih tahap awal. Fitur “Your Year” bisa jadi blueprint buat platform lain. Bayangkan kalau WhatsApp atau Instagram punya analytics personal yang lebih detail, bukan cuma “statistik followers”. Kita mungkin bisa lebih cerdas dalam menggunakan waktu dan memprioritaskan aktivitas. Tetapi, kita juga harus bijak. Setiap data, walau agregat, tetap punya nilai. Maka penting bagi kita untuk sadar kapan harus membuka dashboard, dan kapan harus menyimpan ke privasi pribadi.

Kesimpulan

Dengan “Your Year with ChatGPT”, OpenAI tidak hanya menambah fitur baru, tapi membuka jendela introspeksi bagi pengguna. Itu memberi kita pandangan yang lebih jelas tentang apa yang kita lakukan, kapan kita produktif, dan apa yang membuat hati kita berdebar. Fitur ini membawa elemen gamification ke dalam dunia AI—menambahkan rasa menyenangkan dan menantang dalam menjelajahi pengetahuan. Dan bagi yang belum coba, kenapa tidak? Mungkin di akhir tahun ini, kamu bisa bilang dengan bangga: “Wow, tahun ini aku udah chat 3.000 kalimat, dan semuanya tentang coding. Siapa sangka!”