Pemerintah Arab Saudi telah membuka kedatangan jemaah Umrah asal Indonesia. Hal itu diketahui setelah banyak beredar kabar di media sosial. Akan tetapi, Kementrian Agama belum menerima surat resmi soal mekanisme dan syarat bagi jemaah umrah.
Kepala Kantor Kemenag Sampang melalui Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Sampang, Fathorrahman mengatakan, yang berkembang di Media terkait pertemuan Mentri Luar Negeri Indonesia bersama Kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia bahwa otoritas kerajaan arab saudi yang menangani Ibadah Haji memberikan sinyal lampu hijau terhadap jemaah umrah Indonesia.
“Lampu hijau yang dimaksud secara detail teknisnya belum ada dari Arab Saudi,” jelasnya.
Disampaikan, pihak Arab Saudi belum memberikan kepastian seperti apa pelaksanaannya. Maka saat ini, Tim yang di Arab Saudi masih menggodok aturan-aturan yang sekiranya jemaah umrah dapat melaksanakannya, utamanya terkait Vaksin, Karantina dan sebagainya.
“Jadi untuk sampai saat ini detailnya kabar itu masih belum ada,” tekannya.
Lebih lanjut, terkait jamaah umrah, Kementrian Agama tidak memiliki kewanangan mutlak, hanya regulasinya diterbitkan oleh Kemenag, sedangkan Penyelenggara Perjalanan Ibadah umrah (PPIU) atau Perjalanan Ibadah Haji Khusus (PIHK) adalah pihak trevel.
“Jadi Ibadah Haji Khusus ada di travel, umrah juga ada di trevel, yang terkait Kemanag adalah regulasinya agar mereka bisa terlindungi dari ancaman-ancaman kecurangan,” ucap Fathur.
Fathur menambahkan, kalau nantinya sudah ada detail dari Arab Saudi dan telah dijabarkan oleh Kemenag Pusat akan beredar ke Kemenag Provinsi atau Kabupaten.
“Direktorat Penyelenggaraan Ibadah Umrah dan Haji Khusus, kalau menyurati biasanya langsung ke PPIU atau travel, bahkan sekarang ini sudah muncul surat dari Direktorat itu ke PPIU, justru ke Kemenag belum,” tutupnya. (Abbaz)
