Perkembangan teknologi memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan suatu daerah dalam segala aspek kehidupan, mulai dari kemudahan informasi, peninggkatan perekonomian, sumber daya manusia dan bab penting lainnya.
Akan tetapi, dilihat dari sisi berbeda, teknologi juga berdampak negatif terhadap keberlangsungan tradisi, seni dan budaya suatu daerah. Contoh kecilnya, generasi milenial di Sampang saat ini cenderung cuek pada budaya asri daerah.
Untuk itu, Dinas Pemuda olahraga kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang tentunya memiliki peranan penting untuk menjaga tradisi seni dan budaya daerah agar tidak tergurus zaman.
Kepala Seksi (Kasi) Bidang Kebudayaan Disporabudpar Sampang, Dewi mengungkapkan, salah satu faktor yang menjadi kendala bagi pelaku budaya adalah perkembangan Information Technology (IT) di era milenial.
Selain itu, diakuainya pula bahwa wadah sarana yang diberikan Pemerintah Daerah juga sangat mempengaruhi keberlangsungan culture dan budaya yang ada di wilayah Sampang.
“Salah satu kendalanya anggaran, semisal setiap tahun ada peringatan hari jadi yang menjadi icon sejarah, kebiasaan adat Sampang. Namun karena pandemi, anggaran yang telah kami siapkan sebagai wadah terdampak refocusing, bahkan hingga 50 persen,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya untuk mendongkrak kelestarian tradisi seni dan budaya, diantaranya dengan memberikan pembinaan melalui dewan kesenian dan kembali menggelar tradisi Ter-ater Tajin Sappar di Pendopo Bupati tahun ini.
Selain itu, pihaknya juga akan menggelar acara “Pornama e-Penggir Sereng”. Yakni pagelaran seni yang diharapkan juga bisa menjadi icon kota Sampang. Kegiatan ini akan digelar sebagai salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Sampang pada bulan Desember nanti.
“Masing-masing Kabupaten itu ada pagelaran seni, terutama di Madura. Kebetulan Sampang ini tidak punya, jadi kita ada rencana untuk mengadakan itu dengan tema Pornama e-Penggir Sereng, karena itu ada lagunya dan yang menciptakan itu asli Sampang,” terangnya.
Tidak hanya itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, pihaknya juga akan menggunakan media sosial untuk melestarikan kebudayaan yang ada. Setiap seni akan dikemas dengan Cinematic Video agar masyarakat tahu seni dan budaya Sampang.
“Kondisi seperti sekarang Covid, mau tidak mau harus menyesuaikan, jadi kita larinya life ke Youtube Facebook. Kita sudah ada link cuma belum dioperasikan karena perlu koordinasi dulu dengan Diskominfo,” pungkasnya. (Romi)