
Simpatisan dan Muhibbin dari ulama kharismatik, KH Syafi’uddin Abdul Wahid mendatangi Mapolres Sampang, untuk melaporkan komentar tidak pantas netizen yang dilontarkan melalui media sosial (medsos) Facebook, Jumat (02/07/2021).
Penghinaan dengan komentar tak beretika itu, berawal dari video dengan durasi 1:20, unggahan akun Facebook “Wildan”. Dimana dalam videonya, Pengasuh Ponpes Darul Ulum Gersempal Omben, yang sekaligus Rais Syuriah PCNU Sampang, beliau menyampaikan bahwa vaksin aman dan halal.
Tidak lama berselang dari unggahan tersebut, banyak komentar miring netizen dengan mengumpat dan menghina.

Merasa tidak terima dengan komentar tak beretika netizen, kuasa hukum dari simpatisan dan muhibbin KH. Syafi’uddin Abdul Wahid, Muh. Taufiq, mengadukan permasalahan ini kepada pihak terkait, disertai laporan beberapa akun Facebook yang menghina, kurang lebih 15 akun.
“Melaporkan beberapa akun kepada Mapolres Sampang, terkait adanya ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan juga adanya penghinaan, sesuai dengan pasal 27 dan 28 yang dijuntokan pasal 45 UU ITE dimana dengan ancaman 6 tahun itu, kami melaporkan, dengan harapan pelakunya bisa ditangkap,” ucapnya.
Pihaknya menginginkan dengan adanya pelaporan ini, tidak ada deskriminasi terhadap kiai atau ulama di Madura.
“Kami tergerak tidak ingin adanya diskredit terhadap kiai kita atau mencemarkan atau penghinaan terhadap kiai kiai atau ulama Madura,” katanya.
Menurutnya hal itu kejahatan yang luar biasa karena penghinaan terhadap ulama, dimana hal tersebut keluar dari esensi etika orang Madura, yang sangat takzim terhadap ulama.
Ditambahkan pula bahwa para simpatisan dan muhibbin telah melakukan tracking dalam permasalahan ini, sedangkan untuk motifnya, diserahkan kepada penyeidikan pihak berwajib.
“Soal minta maaf itu lain soal, tapi saat ini kami on the track tetap konsisten dalam penegakan hukum, kami beriktikad baik memuliakan ulama, bukan hanya karena kiainya, tapi marwah ulama harus dijaga,” katanya.
Harapan besar simpatisan dan muhibbin terhadap publik dari permasalahan ini, agar dijadikan pelajaran.
“Jangan jari kita itu, gampang memberikan celotehan yang menimbulkan sesuatu yang tidak baik,” pungkasnya. (Abbaz)