salsabilafm.com – Memasuki awal bulan November produksi garam di kabupaten Sampang melimpah. Namun sayang, petani mengeluhkan soal harga garam yang terus anjlok. Saat ini, harga garam berkisar Rp 400 hingga Rp 800 perkilogramnya.
Khotibul salah seorang petani garam asal Kelurahan Polagan, Kecamatan Kota, mengaku cuaca saat ini sangat bagus, meski sebelumnya di awal musim kemarau sempat terjadi La Nina.
“Kalau cuaca sangat bangus, tetapi harganya ini sangat murah, tidak sesuai dengan biaya produksi. Harganya mulai 400 rupiah hingga 800 rupiah perkilogramnya,” tutur Khotib, Sabtu (2/11/2024).
Ketua Pengurus Paguyuban Pelopor Petambak dan Pedagang Garam Madura (P4GM), Aufa Marom mengungkapkan, penurunan harga terjadi lantaran melimpahnya garam saat musim kemarau atau panen.
Melimpahnya garam di musim kemarau tak lantas membuat petani gembira. Hal itu disebabkan harga garam turun. Menurut Aufa, hal itu karena tidak diimbangi oleh kebutuhan di kalangan tengkulak.
“Harga garam kali ini memang lagi anjlok. Kalau musim panen atau musim kemarau justru malah berkurang. Dari Rp 1.500 menjadi Rp 900 rupiah perkilogram bahkan di bawah itu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Budidaya dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sampang, M Mahfud mengatakan, sejauh ini pihaknya hanya mencatat hasil produksi, stok produksi dan harga garam.
“Hal itu sudah dilakukan oleh petugas di lapangan,” ucapnya, kepada salsabilafm.com.
Menurut dia, penentuan harga garam menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Sementara ini, dibiarkan mengikuti mekanisme pasar dulu,” terangnya.
Mahfud menegaskan, pemerintah kabupaten tugasnya hanya melaporkan data ke pemerintah pusat, dari hasil pendataan tambak yang diperoleh di Kabupaten Sampang.
“Terkait harga dan kebijakan lainnya itu ada di wewenang pemerintah pusat,” pungkasnya. (Mukrim)