salsabilafm.com – Hoirul, warga Sampang, Madura, Jawa Timur mulai merintis usaha sebagai perajin tusuk sate pada 2015. Ia kini mampu memproduksi hingga 1.000 tusuk sate setiap hari dan menjual produknya hingga ke luar pulau, seperti Bogor dan Banyuwangi.
Hoirul menggunakan bambu sebagai bahan baku utama. Untuk sekali produksi, ia mengeluarkan modal Rp950 ribu untuk membeli bambu. Tusuk sate yang dihasilkan kemudian dikemas dalam bungkus, satu bungkus berisi 900 tusuk dan dijual seharga Rp12 ribu.
“Biasanya saya bisa mengirim sampai 23 sak per hari. Satu sak itu berisi 60 bungkus,” ujar dia saat ditemui di rumah produksinya, Rabu (4/6/2025).
Kini usahanya telah menjangkau berbagai kota besar di luar Madura. Pesanan tusuk satenya pun kini semakin meningkat, terutama menjelang hari raya idul adha.
Hal itu tidak hanya menopang perekonomian keluarga, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Produknya dikenal karena kualitas dan ketahanan bahan bambu yang digunakan.
Hoirul mengembangkan metode produksi tradisional ke modern agar bisa bersaing dengan produk-produk pabrikan. Dia berharap usahanya bisa terus berkembang dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, khususnya dalam hal pemasaran dan permodalan.
“Kami butuh dukungan agar bisa memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas produksi,” tuturnya. (Syad)