Laga antara Putra Banyuates dan Barbara FC dalam turnamen yang digelar oleh Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sampang, Jum’at (25/12/20) di lapangan Wijaya Kusuma berakhir ricuh.
Akibatnya, turnamen sepakbola yang sudah berlangsung sejak 8 Desember 2020 itu diberhentikan hingga waktu yang tidak ditentukan.
Manager Putra Banyuates, Joko Santoso mengatakan kericuhan terjadi pada babak pertama dalam laga ini. Saat itu timnya memimpin laga dengan skor 1-0 hingga menit ke 25.
Kemudian salah satu pemainnya melakukan pelanggaran terhadap pemain lawan. Ketika wasit hendak mengeluarkan kartu kuning dari sakunya, sejumlah suporter Barbara FC tiba-tiba berlari memasuki lapangan.
“Mungkin emosi, tiba-tiba suporter lawan mengejar dan memukuli pemain kami, bahkan tim official kami yang berusaha melerai juga turut dipukuli,” ucapnya.
Setidaknya, ada sekitar lima (5) pemain dan satu tim official Putra Banyuates menderita luka-luka dalam kericuhan yang melibatkan antara suporter dan pemain ini.
Lebih lanjut, Joko Santoso mengaku kecewa dengan ketidak tegasan panitia dalam menerapkan aturan dan meminta pihak Askab PSSI berbenah serta memberikan sanksi tegas terhadap Barbara FC.
“Aturannya semua tim yang berlaga tidak boleh membawa suporter, tapi hal itu tidak berlaku hari ini. Kami harap panitia memberikan sanksi tegas karena kami sangat dirugikan dalam kericuhan ini,” ujarnya kecewa.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Askab PSSI Sampang Mohammad Faruk menyampaikan permohonan maaf terhadap semua pihak khususnya Manager, official dan seluruh pemain Putra Banyuates serta memutuskan untuk menghentikan turnamen.
“Kami memohon maaf terhadap semua pihak atas kericuhan ini, karena pada dasarnya turnamen ini disepakati tanpa suporter,” ungkapnya.
Ironisnya, Ketua Askab PSSI Sampang itu mengakui bahwa turnamen yang digelar di tengah pandemi Covid-19 ini tidak mengantongi izin resmi dari pihak kepolisian dan Satgas Covid-19.
“Karena Pandemi, pihak kepolisian dan Satgas Covid-19 tidak memberikan rekomendasi. Namun kompetisi ini bisa berlangsung dengan catatan tanpa penonton dan mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.
Sayangnya, hingga berita ini dilansir oleh salsabilafm.com, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian dan Satgas Covid-19 terkait kericuhan yang berhubungan dengan pelanggaran protokol kesehatan ini. (Romi)