Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kabupaten Sampang mendelegasikan sejumlah anggotanya untuk mengikuti Pelatihan Dasar Relawan Kebencanaan di Pondok Pesantren Assirojiyyah Kajuk Sampang.
Pelatihan yang digelar mulai 13-14 Desember 2021 tersebut diinisiasi oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang untuk melahirkan para generasi baru tangguh dan tanggap bencana.
Ketua LPBI NU Sampang, Umar Faruq mengapresiasi kegiatan ini. Karena menurutnya, pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat untuk pemula sebagai relawan. Sebagai bekal awal untuk terus meningkatkan kapasitas sebagai relawan.
“Pelatihan yang diselenggarakan FPRB ini adalah luar biasa. Karena jarang-jarang di Sampang relawan dilatih untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan skill relawan,” ungkapnya, Selasa (14/12/2021).
Umar menjelaskan, salah satu tujuan LPBI NU Sampang diikutsertakan, untuk lebih mensinergikan dengan relawan yang lain. Disamping memperluas wawasan dan juga skill supaya relawan lebih sensitif dalam siap siaga bencana.
“Peserta pelatihan ini dibatasi 60 Kuota peserta pada semua organisasi, lembagan dll. LPBI NU Sampang mendelegasikan 10 orang. Namun pas hari H, ada yang sakit. Dan terpaksa 7 orang yang pasti ikut pelatihan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bencana merupakan persoalan komplit. Tidak melulu diisi peran laki-laki. Tapi juga butuh peran perempuan. Ada yang tidak bisa dikerjakan oleh laki-laki dan bisa dikerjakan oleh perempuan.
“Sehingga dalam kebencanaan ini perlu porsi perempuan yang harus mengisi. Salah satunya di psiko sosial. Maka dari itu, LPBINU mendelegasikan anggota perempuan dalam pelatihan ini,” tuturnya.
“Perlu pula adanya konsolidasi antar relawan dari berbagai unsur lembaga, organisasi dan terutama pemerintah setempat untuk menggandeng para relawan swasta (non pemerintah). Untuk lebih mengasah kapasitas dan skill. Terutama sinergi pemerintah dan relawan swasta,” pungkasnya. (Romi)