salsabilafm.com – Ada sejumlah ciri yang akan membedakan antara mereka yang berpredikat santri dengan kalangan lain. Yang utama adalah memiliki etos belajar tinggi dan bertutur kata dengan kalimat indah.
Pernyataan ini disampaikan D Zawawi Imron, Penyair nasional, di acara Apresiasai Seni dan Budaya (ASB) ke-25 di Pondok Pesantren (Ponpes) Assirojiyyah Kajuk, Sampang, Jum’at (13/9/2024).
Dalam pandangan penyair yang dikenal dengan sebutan Sang Celurit Emas itu, santri adalah mereka yang belajar kalimat suci dan indah yaitu Al-Qur’an. Karena seperti diketahui, kitab suci umat Islam tersebut keindahannya tidak tertandingi.
“Karena itu, para santri harus bertutur santun dan kalimat yang disampaikan indah,” ungkap kiai yang tinggal di Sumenep tersebut.
Akhlak itu, kata dia, menjadi pembeda. Sebab, para santri meniru kiai serta ulama. “Dan kiai juga meniru apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW,” jelasnya.
Di hadapan para undangan dan ribuan santri putra-putri, Zawawi Imron juga mengemukakan alasan KH Abd Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab menyatakan ‘hubbul wathan minal iman’ atau cinta tanah air sebagai bagian dari iman.
“Karena tidak ada alasan untuk tidak cinta tanah air,” jelas peraih sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri ini.
Namun demikian, komitmen cinta tanah air harus dibuktikan dengan perilaku nyata. Seperti dengan tidak berbuat maksiat, menebar kebencian di negeri sendiri, dan sejenisnya. “Bagi Mbah Wahab, tanah air bukan semata ibu pertiwi, tetapi juga sajadah kita,” urainya.
Oleh sebabnya, tidak ada kamus memberontak di kalangan santri. Hal menonjol yang juga tidak boleh hilang bagi setiap santri adalah tingginya etos belajar.
“Barangsiapa yang malas belajar di waktu muda, bertakbirlah empat kali atas kematiannya,” katanya, mengutip pernyataan Imam Syafii.
Tidak berhenti sampai di situ, Zawawi juga memberikan penegasan terkait anak muda yang tidak memiliki semangat belajar.
“Mereka adalah anak yang gagal dilahirkan oleh ibunya. Dengan demikian, santri yang malas belajar tidak layak untuk hidup,” tegasnya.
Di akhir orasi budayanya, Zawawi membacakan puisi berjudul ‘Ibu’ yang mampu menghipnotis hadirin. Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengajak ribuan santri untuk membacakan shalawat demi kejernihan rohani. (Mukrim)