Temu Wicara KSS Bahas Buku Antifeminisme: Solusi Alternatif atas Realitas Sosial Perempuan

Spread the love

salsabilafm.com– Komunitas Sastra Stinggil (KSS) menghadirkan Aquarina Kharisma Sari, penulis buku Anti Feminisme, Arketipe Ibu, Kuasa, dan Ideologi dalam acara Ming-Rooming edisi ke-7 Temu Wicara KSS di Rehat Coffee, Jl. KH. Hasyim Asyari Sampang, Minggu (3/8/2025) malam.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta kegiatan diajak untuk mengupas tuntas gagasan dan kritik dalam buku “Antifeminisme” yang berfokus pada Arketipe Ibu dalam Budaya Patriarkal, Kuasa dan Kontrol atas Perempuan, Ideologi Antifeminisme, Feminisme vs Antifeminisme.

Aquarina Kharisma Sari mengatakan, bukunya ini merupakan tesis ilmiah yang membuktikan bahwa selama ini feminisme telah gagal membaca realitas sosial, realitas kultural, dan realitas politik yang ada di Indonesia. Sehingga, feminisme gagal memberikan solusi.

“Banyak teori-teori feminisme yang katanya membela perempuan justru pada akhirnya kontra produktif, membuat wanita semakin burnout (lelah psikis) dan laki laki justru menjadi semakin tidak bertanggung jawab,” ungkapnya kepada salsabilafm.com usai acara.

Perempuan yang menempuh pendidikan Pascasarjananya di Universitas Brawijaya (UB) itu menerangkan, feminisme itu selalu berbicara tentang relasi perempuan dan laki-laki, tapi anehnya malah mengecualikan dua hal itu. Feminis selalu memaknai wanita tidak berdaya, tidak berani bercerai, dan tidak punya kuasa.

“Feminis tidak pernah paham bahwa ketika wanita melakukan sesuatu itu bukan karena dia takut, bukan karena tidak berdaya, bukan karena tidak mempunyai power, tetapi karena cinta. Dan itu tidak ada dalam teori feminisme,” ujarnya.

“Melalui buku yang saya tulis, saya mencari solusi atas masalah mental, sosial, dan undang-undang yang itu diperparah oleh feminisme. Aku anti Feminisme karena mau ngasih solusi lain,” tutupnya.

Pendiri Komunitas Sastra Stingghil (KSS), Umar Fauzi Ballah, menjelaskan, kegiatan KSS semalam adalah bagian dari Ming-Rooming edisi ke-7 dalam bentuk temu wicara membahas buku sekaligus pemikiran penulisnya tentang antifeminisme. Sebuah gerakan antitesis terhadap paham feminisme liberal.

“Diskusi semalam adalah salah satu diskusi terseru selama gelaran Ming-Rooming yang diadakan KSS. Mungkin karena saking mengakarnya paham feminisme dalam banyak pikiran masyarakat sehingga ketika disodorkan pemikirannya Rina peserta diskusi menjadi riuh,” katanya, Senin (5/8/2025).

Menurutnya, ada pernyataan Aquarina Kharisma Sari yang menjadi titik point, yakni mengembalikan kata “patriarki” pada makna sebenarnya, yakni kepemimpinan lelaki yang melindungi. “Selama ini, kosa kata ini menjadi streotip negatif yang selalu disampaikan kaum feminisme. Padahal, patriarki sebenarnya ingin memposisikan lelaki yang bertanggung jawab dan melindungi,” pungkasnya. (Romi)


Spread the love

Related Articles

Latest Articles