Tasawuf adalah cabang ilmu Islam yang membahas lebih dalam tentang dimensi atau aspek spiritual keislaman. Tasawuf juga merupakan ilmu yang mulia dikarenakan berkaitan dengan ma’rifat kepada Allah ta’ala dan mahabbah kepada-Nya serta merupakan ilmu yang paling utama secara mutlak.
Tasawuf memiliki hubungan yang erat dengan psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan adalah disiplin yang mengkaji aspek kejiwaan dalam ranah pendidikan. Hubungan antar tasawuf dan psikologi bersifat mutually complementary, yang mana artinya tasawuf dan psikologi di sini saling melengkapi, terhadap pendidikan. Tasawuf memberikan ruh atau spirit agar pendidikan tidak hanya mencerdaskan secara kognitif saja, akan tetapi juga secara afektif membentuk karakter yang baik. Sementara psikologi pendidikan juga menawarkan perspektif dan teori tentang perkembangan, mental, dan karakter, serta interaksi siswa dan guru, untuk menyebutkan isu-isu yang akan dikaji di dalamnya, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.
Selama ini sebagian orang berfikir dan masih barasumsi bahwa tasawuf yang merupakan salah satu bidang ilmu penting di dalam ilmu-ilmu keislaman. Yang dipandang sebagai disiplin yang kurang relevan untuk dikaji secara mendalam. Anggapan semacam ini berangkat dari pandangan yang melihat bahwa sufi atau pelaku tasawuf yang cenderung berorientasi kepada kehidupan akhirat, bukan memiliki pandangan bahwa dunia dan akhirat secara seimbang
Tasawuf secara etimologis bersalah dari bahasa arab tashawwafa, yatashawwafu. Tasawuf juga berasal dari kata shaf yang mana dalam bahasa arab memiliki bulu domba. Maksudnya seorang penganut tasawuf menjalani kehidupannya dengan sederhana, berhati mulia, menjauhi pakaian sutra dan memakai kain dari bulu domba atau yang sering disebut dengan kain wol. Secara terminologi tasawuf adalah membersihkan jiwa dari hal hal yang berkaitan dengan dunia, agar lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ulama memiliki beberapa pendapat yang berbeda-beda, salah satunya yaitu
Al-junaidi al-Baghdadi
Tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, memadamkn kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridhoi Allah, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memberikan nasihat kepada semua orang, memegang dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
Ibnu ‘Arabi
Tasawuf adalah menjauhkan pikiran dari pengaruh dunia dengan jalan mengantarkan manusia kepada kehampaan diri dan peniadaan diri di hadapan keagungan Allah, dan keterputusan diri dari seluruh dunia luar baik fisik maupun pikiran dengan hanya memikirkan Allah dengan dzikir dan merasakan kebersamaan denganNya.
Syaikh Ahmad Ibnu Ajibah al-Hasani
Tasawuf sebagai ilmu yang membawa seorang agar bisa dekat besama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani dan mempermanisnya dengan amal-amal shaleh.
Sedangkan definisi psikologi pendidikan dapat ditinjau dari dua sudut, yakni secara etimologi dan terminologi. Secara etimologi psikologi pendidikan berasal dari dua kata yakni “pshyce” dan “logis” yang merupakan bahasa dari Yunani. Dimana “pshyce” yang berarti roh atau jiwa dan “logis” yang dapat berarti ilmu. Sedangkan secara terminologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang pernyataan-pernyataan, dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubung antar manusia. Sedangkan pendidikan sendiri berasal dari bahasa Yunani juga yaitu “peadagogie” yang secara etimologi berarti bimbingan yang diberikan sedangkan secara terminologi memiliki arti sebuah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok (kumpulan orang) untuk mencapai tujuan hidup.
Banyak beberapa orang yang mengaitkan tasawuf dengan kejiwaan dalam diri manusia. Oleh sebab itu tasawuf identik dengan unsur kejiwaan. Dalam tasawuf membicarakan tentang hubungan kejiwaan dengan badan. Tujuan dari hubungan jiwa dengan badan adalah terciptanya keserasian diantara jiwa dan badan. Keterkaitan antara tasawuf dan psikologi terdapat dalam psikologi transpersonal yaitu sebuah aliran baru dalam psikologi yang merupakan pengembang dari psikologi humanistic.
Selain itu psikologi dan tasawuf juga:
Memiliki konseptual tentang potensi manusia.
Para ilmuwan muslim sepakat bahwa semua umat manusia terlahir dalam keadaan suci atau fitrah, yang dimaksud dengan fitrah itu adalah manusia dilahirkan tanpa adanya dosa yang ada pada dirinya. Bahkan manusia sendiri mempunyai potensi untuk taat kepada Allah SWT. Konsep fitrah mempunyai persamaan dengan konsep para ahli psikolog humanistic yaitu menekankan pada hakikat manusia yang fundamental. Menurut mereka manusia mempunyai kemampuan yang sangat besar. sayangnya manusia hanya menggunakan sebagian kecil saja. Kebanyakan manusia lebih didominasi oleh faktor eksternal yang berujung pada kejahatan.
Memiliki persamaan pada konsepsi perkembangan jiwa manusia
Manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi dan peluang untuk mengembangkan potensi tersebut, manusia harus memilih untuk maju atau mundur, pilihan ini ditentukan oleh psikologis manusia. Dalam (QS. Ar-Ra’d 13/53) sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pilihannya sendiri.
Psikologi dan tasawuf dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang jiwa manusia dan berperan dalam memberikan solusi dan berbagai jenis permasalahan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kaidah-kaidah yang terkandung dalam tasawuf dapat dijadikan sebagai sarana terapi psikologis. Tasawuf sama sekali tidak bertujuan untuk mengubah model terapi psikomodern dan terapi medis dengan terapi sufis yang penuh dengan spiritualitas, namun terapi sufis hadir sebagai pelengkap dan penyeimbang terhadap terapi yang ada dengan cara mengoptimalkan kemungkinan kekuatan seseorang untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Tasawuf tidak dapat dengan metode-metode logis atau rasional. Di era modern ini, tasawuf semakin membangkitkan minat umat Islam terhadap pengamalan ajaran tasawuf. Adapun beberapa cara untuk merealisasikan dalam bertasawuf yaitu :
Takhalli (penarikan diri)
Seorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah harus menghindari segala sesuatu yang mengalihkan perhatiannya dari Allah. Takhalli berarti mengosongkan atau membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari penyakit hati yang merusak. Hal ini dapat dicapai dengan cara menjauhkan diri dari kemaksiatan dan berusaha membebaskan diri dari hawa nafsu yang jahat. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu berusaha menjauhi sifat-sifat tercela.
Tahalli (berhias)
Tahalli artinya adalah membiasakan diri dengan sikap dan perbuatan yang baik. Selalu berusaha untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan selalu berlangsung sesuai aturan agama. Tahalli adalah meditasi secara sistematis dan metodis, menggabungkan kesadaran dan pikiran untuk perenungan kepada Allah. Tahalli ini merupakan tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahap takhalli. Pada dasarnya, jiwa manusia dapat dilatih, dikendalikan, diubah, dan menurut kemauannya sendiri. Ada beberapa cara untuk menghiasi diri kita agar selalu mendekatkan diri kepada Allah yakni : Zuhud, Qona’ah, Sabar, Tawakal, Mujahadah, Ridha, Syukur, dan ikhlas.
Tajalli (nampak kebenaran)
Tajalli artinya yaitu mengharapkan agar jiwanya memperoleh pencerahan. Tajalli adalah tanda-tanda yang Allah tanamkan pada manusia agar dapat diamati. Setiap tajalli akan memberikan cahaya yang melimpah sehingga seseorang yang menerimanya akan merasakan kebaikan di dalamnya. Para ahli tasawuf mengatakan bahwa tasawuf tidak lain adalah menjalani takhalli (hati), tahalli (diri), dan tajalli (jiwa) yaitu mengosongkan jiwa dari sifat buruk, menghiasi jiwa dengan sifat yang baik dengan tujuan untuk bersaksi dengan penglihatan hati bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah.
Psikologi pendidikan dengan tasawuf merupakan ilmu yang memiliki hubungan sangat erat. Tasawuf dan psikologi merupakan ilmu yang saling melengkapi terhadap pendidikan yang kita pelajari. Psikologi pendidikan dan tasawuf sama sama memiliki konseptual tentang potensi manusia dan memiliki persamaan pada konsepsi perkembangan jiwa manusia.
DAFTAR PUSTAKA
As.Asmara, A. Syadzali, Arni, “Ajaran Mengenal Diri (Studi Naskah Tasawuf Yang Berkembang di Kalimantan Selatan, 2015).
Harahap, K. Hubungan Antara Tasawuf dan Psikologi. 2013.
Magdalena, Ina, Psikologi Pendidikan Sekolah Dasar (Sukabumi: CV Jejak, anggota IKPI: 2021).
Suteja Ibnu Pakar, Tokoh-Tokoh Tasawuf dan Ajarannya. (Yogyakarta: Budi Utama, 2012).
Suteja Ibnu Pakar, Tokoh-Tokoh Tasawuf dan Ajarannya, (Yogyakarta: Budi Utama,2012),
Syukur, Menggugat Tasawuf.
Mil ussabila, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Semester III Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ibrohimy.