salsabilafm.com – Potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perumda Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang dipastikan berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah sumber mata air Ruberuh yang keruh dan asin.
Pada tahun 2024, PAD PDAM Trunojoyo Sampang hanya mencapai Rp1,1 miliar dari target Rp1,5 miliar. Namun pada tahun ini, PDAM Sampang menurunkan target PAD menjadi Rp800 juta.
Kepala Satuan Pengawas Internal PDAM Trunojoyo Sampang Yazid Solihin mengatakan, menurunnya target PAD tahun ini diakibatkan sumber Ruberuh yang rusak akibat bencana alam yang terjadi pada 2024.
Menurutnya, banyaknya alih fungsi lahan dan penebangan hutan berlebihan, serta musim kemarau yang panjang, menyebabkan adanya kontraksi tanah. Hal itu yang menyebabkan kualitas air menjadi keruh dan asin.
“Mau tidak mau kita harus memberikan subsidi kepada 800 pelanggan,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).
Saat ini, diketahui sudah hampir tujuh bulan sumber air yang berasal dari Ruberuh hanya bisa digunakan untuk mandi cuci kakus (MCK) dan tidak bisa diminum.
Yazid mengaku, pihaknya sudah melakukan upaya koordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk melakukan perbaikan dan menggandeng PDAM Surabaya.
“Setelah hasil tes laboratorium, ternyata tidak bisa diperbaiki. Malah disarankan untuk ditutup,” katanya.
Yazid menyampaikan, PDAM sudah menawarkan kepada pelanggan terdampak. Namun, mereka menolak untuk dilakukan penutupan. Justru mereka menuntut kompensasi agar pemkab sebagai pemilik modal memberikan keputusan pemakaian minimal.
“Jadi, mau berapa pun penggunaan air oleh pelanggan, hanya diwajibkan membayar Rp47 ribu saja,” pungkasnya. (Mukrim)