salsabilafm.com – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menilai pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jrengik masih jauh dari kata baik. Hal itu disampaikan setelah Komisi yang membidangi Kesehatan itu melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak), Senin (21/7/2024) kemarin.
Ketua Komisi IV DPRD Sampang, Mahfud, menyampaikan, dalam sidak ke Puskesmas Jrengik, ditemukan pasien Tuberkulosis (TBC) ditempatkan di lorong. Sebab itu, pihaknya meminta agar pasien dipindahkan ke kamar perawatan isolasi untuk pasien penyakit menular.
“Saat kami pantau tadi ruangan dan kamar perawatan tersebut dipakai untuk dapur Pemberian Makan Tambahan (PMT),” katanya.
Setelah permintaan dari Komisi IV, petugas Puskesmas Jrengik bergegas memindahkan pasien tersebut ke ruang rawat laki-laki yang notabene bukan ruang rawat untuk pasien penyakit menular. Hal itu menurut Mahfud kemungkinan hanya alternatif sementara dari pihak Puskesmas ketimbang pasien itu ditaruh di lorong, sambil menunggu kamar khususnya selesai disiapkan.
“Karena kalau pasien itu tetap diluar itu parah banget dengan kondisi cuaca dingin seperti sekarang,” katanya.
“Yang dapur tersebut kita mința untuk dipindah ke rumah kader, dan masaknya di rumah kader atau warga biar enak untuk target distribusinya,” imbuhnya.
Menurut dia, dapur PMT seharusnya tidak ditempatkan di Puskesmas, tapi di tempat lain. Sebab, dapur di Puskesmas hanya untuk memasak makanan pasien bukan untuk PMT.
“Dapur di puskesmas itu hanya untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam untuk pasien, tidak untuk PMT. PMT ini harus kerjasama dengan warga sekitar,” tegasnya.
Selain masalah penempatan pasien TBC, Komisi IV DPRD Sampang juga menemukan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang sudah kadaluarsa. Pihaknya meminta Puskesmas Jrengik dan Puskesmas lain di Kabupaten Sampang untuk memantau dan meng-update APAR secara terus-menerus.
“Tak kalah penting juga kami meminta agar alat-alat di laboratorium itu dicek akurasinya, dan harus memenuhi standar semua,” lanjutnya.
Kemudian, temuan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) yang hanya memiliki satu pintu untuk keluar masuk pasien. Seharusnya ruangan tersebut memiliki dua pintu. Tak hanya itu, satu pintu di UGD tersebut juga masih jadi satu dengan pintu utama rawat jalan dan inap yang seharusnya harus ada dua pintu, satu untuk pintu UGD, dan satu lagi pintu masuk ke ruang rawat jalan atau akses ke rawat inap.
“Jadi harus ada dua pintu, satu pintu masuk ke UGD dan satu lagi pintu masuk ke ruang rawat jalan atau akses ke ruang rawat inap. Bed Juga banyak yang harus dibenahi, tapi itu sudah kita sampaikan ke pihak Puskesmas. Termasuk kebersihan itu masih kurang,” pungkasnya. (Mukrim)