salsabilafm.com– Sekolah Perempuan Bintang 9 Sampang menggelar Kelas Reguler Ramadan 1445 H, Selasa (26/3/2024), pukul 08.00-18.30 Wib. Berpusat di Aula Asyafi’ie, Dharma, Camplong, Sampang, para peserta diharapkan Mengenal Identitas Perempuan secara utuh.
Praktek fasilitator modul 1 Transformasi Individual “Identitas Perempuan”, Refleksi Praktek fasilitator modul 1 Transformasi Individual “Identitas Perempuan”, Review dan bedah modul 1 Sekolah Perempuan untuk perdamaian menjadi serangkaian kegiatan yang diikuti.
Pengelola Sekolah Perempuan Bintang 9 Sampang, Aminatur Rizqiyah menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan ruang perjumpaan dalam menyatukan energi, menyamakan irama dan menumbuhkan semangat baru untuk saling belajar antara anak muda dan ibu-ibu.
Regenerasi menyiapkan fasilitator baru dari anak muda untuk para ibu, membangun kepercayaan antara ibu-ibu dan anak muda, dan menjaga agar semangat pendidikan mampu memberikan jaminan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perempuan.
“Serta bertujuan memperkuat pemahaman peserta dengan materi dasar perempuan dan pembangunan perdamaian. Untuk peserta kegiatan, meliputi 35 peserta dari kelas ibu-ibu dan 15 orang dari kelas anak muda yang praktek sebagai fasilitator,” papar Rizqi.
Melalui kegiatan ini diharapkan, terciptanya fasilitator-fasilitator baru dari kalangan anak muda dan ibu-ibu dan menguatnya peran mereka dalam pembangunan perdamaian, mengakarnya rasa kebersamaan antara anggota, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan pola komunikasi yang baik dan asertif.
Perempuan lulusan UIN Malang itu mengemukakan, kelas reguler ini, bukan hanya sebatas belajar untuk menambah pengetahuan saja, akan tetapi juga membuka ruang berekspresi, ruang berdialog dan ruang-ruang lainnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
“Sehingga terdorongnya peserta bisa melakukan transformasi pada dirinya, relasinya dengan keluarga dan anggota masyarakat serta peran mereka dalam konteks budaya dan struktural,” ucapnya.
“Jika menyatukan ide dan kreatifitas lintas generasi begitu sulit digapai maka sentuhlah hatinya dan ikatlah kebiasaannya menjadi sesuatu yang berharga, agar sebuah kesadaran mudah beradaptasi dan pemahaman akan mudah dicerna secara baik,” pungkasnya. (Romi)