salsabiladm.com– Peringatan Hari Jadi ke- 5 Rumah Desa Hebat digelar di Gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) Kabupaten Sampang, Minggu (7/1/2024). Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan banyak tokoh pendidikan.
Menjemput Mimpi Anak Desa Melalui Pendidikan, Tema kegiatan tersebut menggambarkan Program 1000 Sarjana Rumah Desa Hebat, yang hingga saat ini sudah mewujudkan mimpi sebanyak 200 anak desa untuk bisa kuliah di berbagai jurusan.
Diantara ratusan mahasiswa tersebut, terdapat seorang perempuan muda bernama Nafiatul Jannah (19), putri Bungsu dari seorang ibu berusia 52 tahun, penjual kerupuk keliling dan seorang ayah berumur 57 tahun yang hanya seorang penernak sapi.
Nafia menceritakan, keseharian ayahnya hanya mencari rumput pakan sapi, ia tidak mempunyai pekerjaan lain. Ibunya, setiap hari bekerja menjual kerupuk puli keliling, dititipkan ke warung-warung penjual makanan, guna bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Walau hidup di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, keinginan Nafia mengenyam pendidikan yang layak sangat kuat. Hingga suatu ketika ia memberanikan diri mengutarakan keinginan kuliahnya kepada kedua orangtuanya.
“Saya cerita ke orang tua saya kalau mau kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) jurusan kesehatan. Sayangnya orang tua saya pesimis waktu itu, karena alasan ekonomi,: ucapnya.
Namun ia tidak menyerah untuk mewujudkan mimpinya, ia tetap optimis dan meyakinkan kedua orang tuanya bahwa yang ia butuhkan hari ini do’a dan restu untuknya bisa kuliah di kampus impiannya, di kota Pahlawan Surabaya.
Berbekal do’a dan restu, akhirnya Nafia mengikuti tes masuk dan diterima melalui jalur prestasi. Sayangnya, beasiswa yang sangat ia harapkan belum didapatkan dan ia harus membayar uang kuliah tunggal dan dana pengembangan sekitar Rp. 23 juta.
“Mendengar itu, tentu orang tua saya terkejut dan bingung apa yang harus dibayarkan. Sampai akhirnya, demi saya bisa kuliah, ayah saya rela menjual sapi peliharaannya,” tuturnya.
Perjuangan Nafiatul Jannah tidak lantas berhenti disitu, ia terus berusaha keras mencari beasiswa, demi meringankan beban kedua orang tuanya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Rumah Desa Hebat dengan program 1000 sarjananya.
Kemudian, ia selalu aktif berkomunikasi dengan Abu Rizal, Founder Rumah Desa Hebat, menyampaikan kisahnya, meminta bimbingan juga masukan, dengan harapan dirinya bisa mendapat beasiswa khususnya beasiswa kartu pintar kuliah (KIP) susulan.
Berkat perjuangan tanpa henti, Allah memberikan kemudahan bagianya, ia dinyatakan lolos beasiswa KIP susulan, dari situ ia akan dibantu biaya pendidikan dan biaya hidupnya, serta uang 23 Juta Rupiah yang sebelumnya ia bayar ke kampus, akan dikembalikan.
“Saya berjanji tidak akan menyianyiakan kesempatan emas ini, saya akan berjuang dan terus belajar. Saya sangat berterima kasih kepada UNUSA, Rumah Desa Hebat, dan Abu Rizal Foundernya yang memberikan kesempatan saya melanjutkan mimpi menjadi tenaga kesehatan profesional berjiwa sosial,” pungkasnya.
Founder Rumah Desa Hebat, Abu Rizal mengatakan, masih banyak di luar sana pemuda desa yang memiliki mimpi yang sama, mimpi bisa kuliah mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Nafia hanya 1 diantara seribu atau bahkan ribuan pemuda desa yang ingin mewujudkan mimpinya.
Oleh karena itu, Abu Rizal mengajak semua pihak untuk wujudkan itu bersama Program 1000 Sarjana Rumah Desa Hebat. “Mimpi besar ini tidak mungkin saya wujudkan sendiri, perlu kerjasama dan kolabari semua pihak untuk mewujudkannya,” harapnya.
Perlu diketahui, mewujudkan mimpi 1000 Sarjana, Rumah Desa Hebat telah bekerjasama dengan Universitas Trunojoyo Madura, Politeknik Negeri Madura, Universitas Negeri Jember, UIN Surabaya, UNUSA, STIKES Sukma Wijaya, Universitas Madura dan Perguruan Tinggi lainnya di Jawa Timur. (Romi)