salsabilafm.com – Aksi demontrasi yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kabupaten Sampang (BEMSA) di depan Kantor DPRD setempat pada Kamis (30/1/2025) sempat ricuh. Puluhan peserta aksi bentrok dengan pihak kepolisian lantaran Ketua DPRD Kabupaten Sampang, Rudi Kurniawan tak kunjung menemui mereka.
“Ketua tidak bisa menemui karena ada jadwal Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2026 di Kecamatan Torjun,” kata Wakil Ketua II, Moh. Iqbal Fathoni kepada peserta aksi.
Aksi demontrasi tersebut menuntut DRPD Kabupaten Sampang untuk segera mengevaluasi keterlambatan distribusi pupuk bersubsidi di kios yang menyebabkan kelangkaan di tengah masyarakat.
“Kemana sebenarnya distribusi pupuk itu sampai menyebabkan kelangkaan pada para petani kami,” kata Ketua Korlap Hamdani dalam orasinya.
Menurutnya, kelangkaan tersebut menyebabkan kenaikan harga yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kalau sesuai HET harga pupuk bersubsidi itu di angka 115,000 sampai 120,000 Rupiah. Tapi di kios bisa sampai 180,000 Rupiah,” lanjut Hamdani.
Hamdani mengaku, salah satu anggotanya sempat ditangkap oleh pihak kepolisian lantaran dituduh sebagai provokator.
“Sempat salah satu anggota saya ditangkap oleh polisi. Tapi Alhamdulillah sudah diamankan,” tuturnya.
Tak berselang lama, Ketua DPRD Kabupaten Sampang, Rudi Kurniawan akhirnya datang ke lokasi. Dia berjanji akan menindak lanjuti tuntutan para peserta aksi.
“Pasti kami tindak lanjuti terkait hal itu. Jadi temen-temen mahasiswa diharap untuk bersabar,” katanya peserta aksi.
Rudi mengaku, dirinya akan mendukung penuh kepedulian mahasiswa terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi ini.
“Tentu kami sangat mendukung terkait masalah kelangkaan pupuk bersubsidi ini,” tuturnya.
Diketahui, aksi demontrasi tersebut diakhiri dengan kesepakatan antara para demonstran dan DPRD kabupaten Sampang melalui tanda tangan dalam sebuah kertas resmi. (Syad)
