Bocah 2 Tahun Diduga Ditolak Rawat Inap di Puskesmas Omben Sampang

salsabilafm.com – Kasus penolakan pasien di Madura kembali terjadi. Kali ini menimpa bocah berusia 2 tahun, inisial H, warga Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Bahkan, bocah itu diduga dua kali ditolak rawat inap di Puskesmas Omben. Pertama terjadi sekitar tiga bulan lalu, dan berikutnya beberapa hari lalu.

Ibu pasien berinisial F (26) mengungkapkan, saat penolakan kedua kalinya, pihak Puskesmas menolak karena beralasan bed di kamar rawat inap sudah penuh.

“Suami saya lihat masih ada kamar kosong. Tapi perawat bilang tetap penuh karena ada aturan baru dari Dinas Kesehatan Jawa Timur bahwa jatah rawat inap di setiap puskesmas hanya untuk 10 pasien,” tuturnya kepada salsabilafm, Kamis (28/8/2025).

Karena tidak diterima, akhirnya pihak keluarga membawa anaknya ke RSUD dr Slamet Martodirdjo, Pamekasan. Saat dibawa, bocah tersebut dalam kondisi sudah lemas. ” Anak saya tidak bisa makan selama sehari penuh, mulut mengalami luka, serta muncul bintik-bintik di wajah,” ujar F.

Pihaknya menyayangkan kebijakan pembatasan oleh pihak Puskesmas Omben. Dia berharap ada solusi agar pasien kecil tetap mendapat pelayanan kesehatan. “Anak saya terus panas kondisinya.kalau ada apa-apa dengan anak saya, saya tidak akan tinggal diam. Saya akan lapor,” ucap dia.

Menanggapi keluhan keluarga pasien, Kepala Puskesmas Omben, Yuanita Purnamawati, menyampaikan bahwa pasien sudah mendapat pelayanan medis dari Puskesmas Omben.

“Kondisi pasien setelah dikonsulkan ke dokter jaga, bisa rawat jalan. Pasien sudah kami periksa, dilayani dan diedukasi dengan baik,” ujarnya saat dihubungi salsabilafm via WhatsApp, Kamis (28/8/2025) malam.

Bahkan, kata Yuanita, pihaknya sudah menghubungi kembali keluarga pasien untuk memberikan penjelasan. “Semisal kondisi belum membaik esok harinya, bisa kembali lagi ke puskesmas,” katanya. (Syad)

Proyek Rabat Beton Desa Patarongan Sampang Disorot Warga, Ini Sebabnya

salsabilafm.com – Proyek pembangunan jalan rabat beton di Desa Patarongan, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang menuai sorotan tajam. Pasalnya, proyek yang bersumber dari Dana Desa (DD) tersebut diduga dikerjakan asal-asalan dan minim transparansi.

SK, warga setempat, mengatakan, meski proyek tersebut sudah rampung kurang dari dua bulan. Namun hingga kini tidak ada papan nama kegiatan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat.

“Tidak sampai dua bulan sejak rampung, tapi sampai saat ini tidak ada plang nama sebagai bentuk transparansi kegiatan,” kata dia kepada salsabilafm.com, Kamis (28/8/2025).

Transparansi proyek Dana Desa merupakan kewajiban sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) serta Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.

“Jangan main-main dengan Dana Desa. Itu uang rakyat yang harus benar-benar digunakan dengan baik,” tegasnya.

Dia juga menilai kualitas pengerjaan buruk karena ditemukan beberapa bagian jalan yang sudah rusak meski baru selesai dikerjakan.

“Beberapa bagian dikerjakan asal-asalan, terbukti ada yang sudah rusak,” tambahnya.

Menanggapi itu, Kepala Desa Patarongan, Sukri membantah tudingan tersebut. Dia menegaskan bahwa pembangunan jalan sudah sesuai aturan.

“Ya, kan nggak mungkin dikerjakan secara ilegal. Saya sudah koordinasi dengan pihak kecamatan dan DPMD,” ucapnya.

Sukri juga membantah bahwa papan nama proyek tidak dipasang. Pihaknya mengaku sudah memasang papan nama proyek.

“Sudah saya foto kok ke DPMD. Ya, kalau sekarang tidak ada mungkin dicuri orang,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sampang, Sudarmanto menegaskan pihaknya tidak memiliki kewenangan melakukan pengawasan.

“Bukan ranah kami kalau soal pengawasan proyek desa. Itu dari kecamatan,” ucapnya.

DPMD, lanjut dia, hanya sebatas menerima laporan dari pemerintah desa terkait pelaksanaan proyek.

“Kami hanya menerima laporannya saja, tapi kalau pengawasan bukan kami,” singkatnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Camat Torjun, Khairil Anwar, belum dapat dikonfirmasi. Dia tidak merespon meski telah dihubungi melalui telepon pribadinya. (Syad)

MUI Bangkalan Tetapkan Vaksin Campak Halal, Minta Masyarakat Segera Ikut Vaksinasi

0

salsabilafm.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangkalan, Jawa Timur, telah menetapkan fatwa halal untuk vaksin Measles Rubella (MR) atau campak. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak perlu lagi takut untuk melakukan vaksinasi.

Ketua MUI Bangkalan, KH Makki Nasir mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan fatwa halal untuk vaksin itu dengan berbagai argumentasi yang sesuai dengan syariat Islam.

Fatwa itu dikeluarkan setelah MUI Jawa Timur melakukan koordinasi dengan Deputi 2 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) untuk membahas wabah campak ini di Madura.

“Hasilnya, MUI telah menetapkan fatwa halal vaksin tersebut untuk digunakan,” jelasnya, Kamis (28/8/2025).

Atas keluarnya fatwa halal itu, dia meminta agar seluruh anak bisa melakukan vaksinasi campak untuk mencegah angka kenaikan kasus. “Mari kita sukseskan program pencegahan penyebaran penyakit campak di lingkungan kita. Dan jangan lupa senantiasa berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Nur Hotibah mengatakan, vaksinasi campak di wilayah Bangkalan akan terus dilakukan untuk menekan angka penyebarannya.

“Imunisasi di 22 puskesmas terus kami lakukan,” jelasnya.

Namun, saat ini seluruh penderita telah sembuh dan satu meninggal dunia. “Sedangkan pasien campak dengan gejala klinis di rumah sakit saat ini akan diperiksa secara epidemiologis untuk memastikan infeksi virus morbili tersebut,” tutup Nur Hotibah. (*)

Tim SAR Gabungan Temukan ABK Hilang di Perairan Talango Sumenep

0

salsabilafm.com – Tim gabungan dari jajaran Polres Sumenep bersama Tim Pencari dan Pertolongan (SAR) Surabaya akhirnya berhasil menemukan anak buah kapal (ABK) KMP Putra Leo Bahari yang jatuh ke laut di Perairan Pulau Talango, beberapa hari lalu.

“ABK yang dilaporkan hilang bernama Sarmudi (19) itu ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi kejadian,” kata Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Kamis (28/8/2025).

Dia menjelaskan, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim gabungan Polres Sumenep dan SAR Surabaya di perairan Dusun Talango Air, Desa Brakas, Kecamatan Raas, Rabu (27/8/2025), sekitar pukul 15.20 WIB.

Pencarian dilakukan jajaran Polres Sumenep melalui Sat Polairud dan Polsek Raas yang bersinergi dengan Koramil Raas, Basarnas, Syahbandar, serta unsur pemerintahan setempat.

“Informasi awal diperoleh dari nakhoda dan ABK yang melihat korban mengambang tidak jauh dari posisi kapal,” katanya.

Tim SAR gabungan selanjutnya melakukan evakuasi terhadap korban menggunakan Rescue Water dan perahu nelayan menuju dermaga Desa Brakas. Selanjutnya jenazah dipulangkan ke keluarga dengan pengawalan pihak terkait menggunakan KLM Afandi Putra.

“Korban telah tiba di rumah duka dan telah dikebumikan di pemakanan umum desa setempat,” kata Widiarti.

Perlu diketahui, musibah ABK hilang itu terjadi saat korban terpeleset dari kapal pada 24 Agustus 2025 lalu. Para kru kapal berupaya menolong dibantu nelayan setempat, akan tetapi tidak membuahkan hasil hingga akhirnya kasus itu dilaporkan ke tim SAR dan Polres Sumenep. (Mukrim)

Mayoritas Desa di Sampang Berstatus Berkembang, Tidak Ada Tertinggal

0

salsabilafm.com – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mencatat 180 desa di Bumi Bahari mayoritas telah mencapai status berkembang, dan tidak ada desa yang berstatus tertinggal atau sangat tertinggal.

Plt Kepala DPMD Sampang, Sudarmanto mengatakan, Indeks Desa Membangun (IDM) tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, data terbaru mengenai status desa di Kota Bahari masih dalam proses penginputan.

Oleh karena itu, Sudarmanto belum bisa memastikan berapa jumlah desa yang berstatus mandiri, maju, berkembang, tertinggal, dan sangat tertinggal berdasarkan data terbaru dari Kementerian Desa (Kemendes) tahun 2025.

“Masih belum keluar versi Kemendes yang tahun 2025. Dan masih input, karena Indeksnya berbeda,” katanya, Kamis (28/8/2025).

Dia menjelaskan, data status desa di Sampang tahun 2024 menunjukkan mayoritas desa berstatus berkembang. Dari 180 desa, sebanyak 108 desa berstatus berkembang, 58 desa maju, dan 14 desa mandiri. Tidak ada desa yang berstatus tertinggal atau sangat tertinggal.

“Tunggu yang baru saja biar tidak bias. Tahun kemarin desa mandiri 14 desa, desa maju 58 desa, desa berkembang 108 desa, desa tertinggal 0, dan desa sangat tertinggal 0,” jelasnya.

Dia juga meminta setiap desa di Sampang untuk memetakan dan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terbaiknya untuk menyongsong terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih. Dengan Kopdes tersebut, Sudarmanto berharap Desa di Kota Bahari bisa memakmurkan masyarakatnya, dan menaikkan status desanya dari berkembang menjadi maju dan mandiri.

“Harus segera menyesuaikan diri dengan memetakan potensi dan kesiapan SDM-nya,” pungkasnya. (Mukrim)

Pemkab Sampang Tegaskan Tidak Ada Pungli Pengurusan Izin Usaha Rokok

0

salsabilafm.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang, Yuliadi Setiawan memastikan tidak ada pungutan dalam proses pengurusan surat izin pendirian pabrik rokok di wilayah Kota Bahari.

Dia menegaskan, Pemkab tidak meminta imbalan apa pun kepada pengusaha yang ingin melegalkan usahanya. Pemkab bekerja sama erat dengan masyarakat dan aparat untuk meminimalisir, dan mengeliminasi peredaran rokok ilegal di daerah ini.

“Apabila ada informasi mengenai adanya produksi rokok ilegal, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol‑PP) langsung turun untuk melakukan pengecekan. Jika terbukti ada pelanggaran, kasus tersebut akan diteruskan ke Bea Cukai untuk ditindaklanjuti secara hukum,” kata Yuliadi, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, secara regulasi keberadaan pengusaha atau usaha rokok ilegal memang tidak diperbolehkan. Dan yang memiliki leading sektor utama dalam hal tersebut adalah Bea Cukai, untuk mencegah dan menindak pemproduksi serta pengedar dari rokok ilegal.

“Satpol PP dalam hal ini juga melakukan pengawasan turun ke lapangan ketika ada informasi dan sebagainya. Dan hasil dari informasi-informasi itu lalu dicek keberadaannya betul apa tidak. Dari situ baru dilaporkan ke Bea Cukai untuk dilakukan pembinaan ataupun tindakan,” katanya.

Dia menegaskan, bagi pengusaha rokok yang telah dibina namun masih enggan mengikuti aturan dan melegalkan usahanya, serta masih memproduksi rokok ilegal, Pemkab Sampang akan mempersilahkan Bea Cukai untuk menindaknya.

Namun, jika pengusaha tersebut memiliki kemauan untuk melegalkan usahanya tetapi menemukan kesulitan dalam mengurus perizinan, Pemkab Sampang siap memfasilitasi dan membantunya.

“Kecuali sudah kita bina tetapi masih melakukan hal-hal tindakan yang tidak sesuai ketentuan dan menjadi pengusaha rokok ilegal, nanti yang mengeksekusi adalah dari pihak Bea Cukai,” jelasnya.

Pihaknya tidak segan-segan memberikan tindakan tegas bagi oknum yang melakukan pungutan liar (pungli) kepada pengusaha rokok yang ingin mengurus surat izin usahanya. Dia juga meminta kepada pengusaha rokok yang menemukan pungli atau kesulitan saat pengurusan izin untuk segera melaporkan ke dirinya.

“Saya berharap seluruh pengusaha yang mungkin belum punya izin usaha, tolong ada etikat baik untuk bagaimana caranya dia punya izin. Mau ada kesulitan apa, silahkan konsultasi kepada kami,” harapnya.

“Saya juga pastikan tidak ada permintaan macam-macam, dan kalau memang ada langsung laporkan saja ke saya atau ke bapak Bupati,” pungkasnya. (Mukrim)

Nestapa Nelayan Masalembu: Harga Ikan Anjlok, Hasil Tangkapan Dibuang ke Laut

0

salsabilafm.com – Para nelayan di Masalembu, Sumenep,Jawa Timur pada Senin (22/8/2025) mengalami hari yang kelam. Pasalnya, sejak pagi para nelayan yang sudah berdatangan setelah menangkap ikan kebingungan untuk menjual hasil tangkapannya.

Hari itu beberapa nelayan ada yang sudah menjual ikannya. Namun, banyak juga perahu yang lalu lalang kebingungan dan frustasi karena para pengepul tidak mau membeli ikan akibat stok dan penampungan ikannya sudah penuh.

“Selain tidak ada pengepul yang mau membeli ikan layang kecil, harga ikan sejak seminggu lalu juga anjlok. Sebelumnya, harga ikan mencapai Rp 7.500 – 8000 per kilogram, turun menjadi Rp 1.750 – 2.000 per kg,” ucap Rendy, ketua Kelompok Nelayan Masalembu (KNM), Rabu (27/8/2025).

Akibat tidak adanya pengepul yang membeli, ikan layang hasil tangkapan nelayan terpaksa diolah sendiri dan dibagi-bagikan ke orang lain. Bahkan, kata Rendy, ada yang dibuang di tengah laut. “Satu perahu ada yang membuang ikan ke tengah laut sebanyak 200 kg, 400 kg, dan bahkan ada yang membuang hingga 3,2 ton ikan,” terangnya.

Rendy menuturkan, ikan yang dibuang karena tidak ada yang membeli bukan baru kali ini terjadi. Setiap musim ikan, selalu ada saja ikan yang dibuang karena tidak ada yang membeli. Tahun lalu juga ikan Pungkur atau ikan jaket yang harganya mahal Rp 45.000 kg juga banyak yang dibuang karena pembeli ikan sudah kehabisan stok es batu. “Bahkan ikan Jaket yang dibuang waktu itu jumlahnya berton-ton,” ucap dia.

Menurut Rendy, kejadian seperti ini seharusnya diantisipasi sejak awal oleh Pemerintah agar tidak terjadi lagi ikan yang dibuang karena tidak ada yang membeli. KNM tidak melihat adanya peran Pemerintah dalam masalah yang dihadapi oleh nelayan khususnya terkait anjloknya harga ikan serta minimnya pembeli ikan yang ada di Pulau Masalembu.

“Pertanyaannya, dimana bentuk perlindungan Pemerintah bagi nelayan kecil seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Nelayan Kecil?,” kata Rendy.

Dia melanjutkan, jika hal semacam ini terus dibiarkan oleh Pemerintah dan terjadi lagi setiap musim ikan, maka sama saja Pemerintah mengorbankan dan memiskinkan nelayan. Sebab, nelayan tidak akan melaut selama tidak ada yang membeli ikan. “Jika nelayan tidak melaut, maka ekonomi nelayan akan hancur, dan ini akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup nelayan dan keluarganya,” ucap Rendy.

“Oleh sebab itu, Kelompok Nelayan Masalembu (KNM) mendesak Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk segera turun tangan dan mencari solusi atas masalah ini agar nelayan tetap bisa melaut dan menjual hasil tangkapannya,” sambungnya. (*)

Seorang Balita di Sampang Meninggal Akibat Campak dan Gizi Buruk

salsabilafm.com – Seorang balita di Kabupaten Sampang meninggal dunia akibat penyakit campak yang diperparah dengan kondisi gizi buruk.

Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang, Esti Utami mengatakan, balita itu sebelumnya dalam pemantauan puskesmas terkait status gizinya. Namun, kondisinya semakin memburuk karena pasien belum pernah mendapat imunisasi campak dan memiliki penyakit penyerta.

“Kondisi campak yang dialami menjadi parah karena pasien belum mendapatkan imunisasi dan memiliki penyakit penyerta,” katanya Kamis (28/8/2025).

Esti menjelaskan, campak bisa berdampak sangat serius bila pencegahannya diabaikan, apalagi terdapat riwayat penyakit lain.

“Campak bisa menjadi sangat berbahaya, terutama jika anak belum diimunisasi dan memiliki masalah kesehatan lain yang menjadi penyerta,” terangnya.

Hingga 28 Agustus 2025, Dinkes KB Sampang mencatat 433 kasus campak. Rentang usia paling terdampak adalah anak 1 hingga 4 tahun dengan total 251 kasus. Kecamatan Camplong tercatat sebagai wilayah dengan sebaran kasus terbanyak.

Menanggapi situasi tersebut, pihak Dinkes KB Sampang menekankan pentingnya imunisasi sebagai perlindungan utama.

“Imunisasi campak adalah langkah pencegahan paling efektif untuk melindungi anak dari risiko komplikasi serius, termasuk kematian,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tidak menunda pemberian imunisasi.

“Kami mengajak para orang tua segera membawa anak-anak ke posyandu, puskesmas, atau fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan imunisasi sesuai jadwal,” pesannya. (Syad)

Pulang Ngaji, Bocah di Bangkalan Jadi Korban Curanmor

salsabilafm.com – Seorang bocah asal Dusun Larangan, Desa Nyurmanis, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan menjadi korban pencurian sepeda motor (curanmor) saat mau pulang ngaji.

Tokoh masyarakat sekitar, Muammar menuturkan, kronologi bermula pada hari Selasa (26/8/2025) saat bocah berinisial S (13) pulang dari mengaji di salah satu sekolah madrasah yang tak jauh dari rumahnya.

“Saat itu setelah Ashar sekitar pukul 15.00 Wib. Anak ini pulang menggunakan sepeda motor,” katanya saat dihubungi salsabilafm.com, Rabu (27/8/2025).

Muammar melanjutkan, korban dicegah oleh dua pria tak dikenal dan meminta tumpangan dengan iming-iming ingin dibelikan bensin.

“Modusnya ingin dibelikan bensin dan minta tolong untuk diantar, karena anak-anak pasti mau,” jelasnya.

Tanpa rasa curiga, bocah tersebut membawa kedua pria itu hingga keluar batas desa.

“Setelah sampai di salah satu warung, dua orang ini memang sempat membelikan bensin,” ujarnya.

Kemudian, setelah sampai di salah satu pertigaan jalan desa yang sepi dari rumah warga, dua pelaku menyuruh korban turun dengan alasan ban motornya kempes.

“(Pelaku) bilang bahwa ban motornya kempes. Setelah turun, mereka berdua malah membawa kabur (motor),” ungkap Muammar.

Atas kejadian tersebut, Dia mengimbau warga setempat untuk dapat lebih berhati-hati karena maraknya modus pencurian seperti ini.

“Banyak modus seperti ini, jadi dimohon untuk warga setempat agar berhati-hati,” tutup Muammar. (Syad)

Lesbumi PCNU Sampang Gagas Gerakan Pelestarian Budaya Lokal

0

salsabilafm.com – Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sampang mengadakan acara silaturrahmi budaya. Mengangkat tema ‘Jhung Rojung Arakok Tabing Sereng Maperna Sampang’, kegiatan ini digelar di Pendopo Wakil Bupati Sampang, Rabu (27/8/2025).

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk seniman dan budayawan, serta masyarakat umum.

Ketua Lesbumi PCNU Sampang, Muhammad Wi’am mengatakan, acara yang dihelat sejalan dengan Tujuh Saptawikrama Lesbumi, yaitu tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara yang dirumuskan oleh Ketua Lesbumi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Agus Sunyoto.

“Acara ini adalah sebuah ketulusan-ketulusan yang didasari atas pangestoh. Kita bersedia bersama-sama untuk ‘ajung rojung arakok tabing sereng’,” ujarnya.

Wiam menjelaskan, acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal di Sampang, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya dan adat istiadat.

Pihaknya mengaku berpegang teguh pada ‘al-muhafadhotu ala qodimis shalih wal ahdu biljadidil ashlah’.

“Artinya, memelihara yang lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik. Pengeran Trunojoyo dan Halim Perdanakusuma adalah leluhur kita. Sejarahnya harus kita jaga,” kata Wiam.

Pada acara tersebut, para peserta membahas tentang bagaimana melestarikan budaya dan kearifan lokal di Sampang. Karena itu, pihaknya sangat terkesan dan sangat mendukung acara tersebut.

Dia berharap acara tersebut dapat menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya dan kearifan lokal di Sampang. Dengan demikian, budaya Sampang dapat terus berkembang dan menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.

“Kami diamanatkan untuk mengkonsolidasikan semua adat istiadat yang ada para seniman budayawannya untuk melestarikannya. Mari kita sambut kebangkitan kebudayaan Sampang untuk para seniman dan budayawannya,” harap Wiam.

Sementara, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdakab Sampang, Sudarmanto, mendukung kegiatan budaya di Kabupaten Sampang. Menurutnya, budaya adalah infrastruktur agama, sehingga agama tanpa budaya tidak lengkap dan tidak sempurna.

“Alhamdulillah melalui NU, agama dan budaya dijadikan satu sehingga sampai hari ini negara Indonesia tetap bersatu dan tetap kuat,” kata Sudarmanto.

Menurutnya dia, pemerintah Kabupaten Sampang akan terus mendukung kegiatan budaya dan sejarah di daerah tersebut. Salah satunya adalah pencatatan sejarah desa, yang akan dilakukan di setiap desa di Kabupaten Sampang.

“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan pencatatan sejarah desa, sehingga setiap desa memiliki buku sejarah yang mencatat tokoh-tokoh dan peristiwa penting di desa tersebut.

“Mulai dari bhujuk, kepala desa pertama, kedua hingga saat ini, tokoh tokoh penting desa dan lain sebaginya,” imbuhnya.

Sudarmanto menambahkan, Pemkab akan terus mengusulkan penetapan Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan nasional. “Hampir 500 kota di Indonesia sudah ada nama jalan Trunojoyo, dan secara hakikat sudah diakui sebagai pahlawan,” katanya.

Dia mengajak masyarakat Sampang untuk meningkatkan semangat optimisme dan keyakinan diri. “Kita harus menumbuhkan keyakinan bahwa orang Sampang bisa mengakui diri sendiri dan menjadi lebih baik,” tutupnya. (Mukrim)