Campak-Rubella di Sampang Naik, Tercatat 653 Kasus per September 2025

0

salsabilafm.com – Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kabupaten Sampang mencatat lonjakan signifikan kasus campak dan rubella. Sejak awal September 2025, total kasus yang terdata telah mencapai 653 kasus, naik dari 433 kasus pada Agustus.

Kepala Dinkes-KB Sampang, dr. Dwi Herlinda Lusi Harini, mengatakan, dalam dua bulan terakhir terjadi penambahan sebanyak 220 kasus. Beberapa wilayah dengan tingkat penularan tertinggi antara lain berada di Desa Dharma Tanjung, Kecamatan Camplong, serta Kecamatan Omben.

“Kasus campak di Sampang mengalami kenaikan selama periode dua bulan. Pada Agustus sebanyak 433 kasus, dan pada September naik menjadi 653 kasus,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).

Sebagai upaya pencegahan agar penyebaran penyakit tidak semakin meluas, Dinkes Sampang bersama dengan para pemangku kepentingan wilayah telah melaksanakan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi massal campak, sebagai bentuk penanggulangan atas Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dinkes juga telah melakukan program imunisasi massal dengan menyasar anak-anak berusia 9 bulan hingga 7 tahun. Pemberian imunisasi tambahan Measles-Rubella (MR) dilakukan secara serentak di seluruh kecamatan pada 15 September 2025 kemarin

“Tujuan imunisasi ini agar anak memiliki kekebalan tubuh yang optimal terhadap campak dan rubella,” jelas Lusi.

Dia menambahkan, pemantauan ketat terus dilakukan dengan melibatkan puskesmas dan fasilitas kesehatan di desa. Dinkes juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan program imunisasi.

Menurut Lusi, keterlibatan tokoh masyarakat, camat, lurah, RT/RW, tokoh agama hingga pihak sekolah sangat penting untuk memastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi lengkap.

“Semua harus terlibat untuk memastikan anak-anak kita mendapat imunisasi lengkap agar terbebas dari campak dan rubella serta menekan penyebarannya,” tegasnya.

Selain imunisasi, masyarakat juga diimbau untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah bepergian.

“Cuci tangan sebelum makan dan setelah bepergian dapat membantu mencegah berbagai penyakit,” pesannya. (Mukrim).

Antisipasi Basi, Satgas MBG Bangkalan Imbau Sekolah Segera Sajikan Makanan

0

salsabilafm.com – Kasus makanan bergizi gratis (MBG) yang ditemukan dalam keadaan basi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, kini menjadi perhatian publik. Untuk mencegah kejadian serupa, pihak sekolah diimbau segera menyajikan makanan yang telah diterima.

Ketua Tim Satgas MBG Bangkalan, Bambang Budi Mustika, mengatakan, makanan MBG seharusnya langsung dikonsumsi siswa setelah diterima oleh sekolah. Hal ini penting untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan.

“Jadi rata-rata sekolah itu jam 08.00 sudah menerima MBG. Mestinya jam 09.00 itu sudah dimakan,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).

Bambang menyarankan agar sekolah segera membagikan MBG kepada siswa setelah makanan tersebut diterima dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Seharusnya maksimal 1 sampai 2 jam setelah diterima sudah harus dikonsumsi, karena itu masaknya kan dari malam,” kata dia.

Dia menjelaskan, petugas dapur SPPG mulai mengolah makanan pada pukul 22.00 malam hingga pagi hari. Setelah proses memasak selesai, tim ahli gizi akan melakukan pengecekan terhadap makanan tersebut pada pukul 05.00 pagi sebelum diserahkan kepada siswa.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh tim Satgas MBG, ditemukan beberapa sekolah yang membagikan MBG pada waktu istirahat siang. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu munculnya makanan basi atau tidak layak konsumsi.

“Ada beberapa SMA yang membagikan makanan ke siswa pada jam istirahat siang jam 13.00, tapi itu sudah ditegur. Memang belum ada laporan kejadian yang tidak diinginkan, namun harus diantisipasi,” pungkasnya. (*)

Membanggakan, Siswi Asal Pulau Mandangin Raih Juara Satu OMI 2025 Tingkat Kabupaten

0

salsabilafm.com – Prestasi membanggakan diraih oleh Naila Mardhotillah siswi asal Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tajul Ulum Desa Pulu Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang. Ia menjadi juara satu di ajang Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 tingkat kabupaten untuk mata pelajaran matematika. Prestasi tersebut diraih, setelah mengalahkan perwakilan siswa MI Islamiyah dan MI Nurul Iman.

Siswi yang akrab disapa Naila itu ternyata memiliki hobi mewarnai, dan bercita-cita menjadi guru matematika. Sejak dini siswi berusia 11 tahun itu menyukai pelajaran matematika. Karena itu, Naila menganggap matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan.

Naila tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang baik. Dia merupakan anak ke dua dari pasangan Birrul Walidain dan Robiatul Adawiyah. Naila dilahirkan dari seorang ayah yang menjadi pengajar atau guru ngaji di salah satu madrasah diniyah, sementara ibunya berjualan jajanan setiap hari.

“Saya suka matenatika sejak sebelum masuk MI, setiap hari sebelum tidur ayah saya selalu mengajakku bermain tebak-tebakan perkalian, dan itu membuatku senang,” ucap Naila, saat didatangi ke rumahnya di dusun Kramat, desa pulau Mandangin, Jumat (19/9/2025.

Termotivasi Ingin Melihat Patung Buaya dan Hiu (Sura)

Naila menceritakan persiapannya hingga meraih juara satu dan mengantarkannya lolos ke tingkat provinsi dalam ajang OMI 2025. Dia mengaku selalu belajar bersama gurunya di sekolah saat jam istirahat.

“Meski melelahkan dan merasa bosan, karena tidak bisa beli jajan saat jam istirahat sekolah, saya tetap bersemangat. Karena kata ibu guru, kalau saya menang bisa melihat patung buaya dan hiu di Surabaya,” tuturnya sambil tersenyum bahagia.

Saat pelaksanan OMI berlangsung, Naila tidak pernah lupa selalu berdoa sebelum mengerjakan soal. Bahkan, Naila selalu percaya diri dan dibawa santai saat mengerjakan soal-soal matematika.

“Karena sudah suka sejak dulu, saya tidak merasa tegang dan selalu santai kalau mengerjakan soal-soal matematika,” ujarnya.

Ayah Naila, Birrul Walidain mengaku bangga dan bersyukur anaknya bisa meraih prestasi membanggakan di ajang OMI 2025 tingkat Kabupaten. Dia menganggap prestasi ini merupakan hadiah berharga dari pencapaian anaknya yang luar biasa.

“Alhamdullah anak saya bisa meraih peringkat satu di ajang OMI mapel matematika. Semoga anak saya tetap semangat belajar dan bisa tembus ke tingkat provinsi bahkan nasional,” harapnya.

Dukungan juga datang dari Riskiyah, guru matematika di MI Tajul Ulum Desa Pulau Mandangin. Menurut Riskiyah, Naila selama berada di sekolah merupakan siswi yang pendiam. Namun, kata dia, Naila selalu aktif dan rajin saat jam pelajaran berlangsung di kelas dan di luar kelas.

“Anaknya rajin dan tanggap saat pelajaran,” kata Riskiyah yang sekaligus juga wali kelasnya Naila.

Dengan prestasi tersebut, pihaknya berharap Naila tidak hanya sampai di tingkat kabupaten, namun bisa tembus ke tingkat provinsi bahkan nasional, dengan membawa harum nama sekolah, keluarga dan desanya sendiri.

“Kami harap Naila tetap semangat belajarnya dan meraih prestasi. Tunjukkan kalau siswa asal desa Pulau Mandangin mampu bersaing dengan orang kota, serta mencapai prestasi gemilang di masa depan,” pungkas Riskiyah. (*)

Mensesneg Prasetyo Hadi Ingatkan Pejabat Negara Tak Sembarangan Gunakan Sirine

0

salsabilafm.com – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, mengingatkan seluruh pejabat negara agar tidak menyalahgunakan fasilitas sirine dan tetap menghormati pengguna jalan lain, baik saat berkendara dengan mobil dinas maupun dengan pengawalan voorijder.

Prasetyo menjelaskan, Kementerian Sekretariat Negara telah mengeluarkan surat edaran agar pejabat mematuhi aturan perundang-undangan terkait penggunaan sirine dan pengawalan. Dia menegaskan, kepatutan serta ketertiban masyarakat harus menjadi perhatian utama.

“Kita (pejabat negara–red) harus memperhatikan kepatutan, kemudian memperhatikan ketertiban masyarakat, pengguna jalan yang lain, sehingga bukan berarti fasilitas tersebut digunakan semena-mena. Itu yang terus kita dorong,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat (20/9/2025) seperti dikutip Antara.

Dia mencontohkan Presiden Prabowo Subianto yang dalam sejumlah kesempatan tidak menggunakan fasilitas sirine dan tetap mengikuti aturan lalu lintas sebagaimana pengendara lainnya.

“Bapak Presiden (telah) memberikan contoh, bahwa Beliau sendiri dalam mendapatkan pengawalan, di dalam berlalu lintas itu juga sering ikut bermacet-macet, kalau pun lampu merah, (kendaraannya–red) juga berhenti ketika tidak ada sesuatu yang sangat terburu-buru mencapai tempat tertentu. Semangatnya, semangatnya itu,” ujarnya.

Prasetyo kembali menegaskan agar fasilitas sirine dan pengawalan tidak dipakai di luar batas kewajaran. “Kita imbau jangan digunakan melebihi batas wajar, dan tetap menghormati pengguna jalan yang lain,” tegasnya.

Sementara itu, belakangan publik ramai dengan gerakan “Setop Tot, Tot, Wuk, Wuk” sebagai bentuk protes terhadap kendaraan yang menggunakan sirine di jalanan. Gerakan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho menyatakan Polri telah membekukan sementara penggunaan rotator dan sirine mobil pengawalan (patwal).

“Saya bekukan untuk pengawalan menggunakan suara sirine, karena masyarakat terganggu, apalagi saat lalu lintas padat,” katanya di Mabes Polri, Jumat (20/9/2025).

Agus mengapresiasi masukan masyarakat terkait keluhan sirine yang bising. “Semua masukan masyarakat itu hal positif untuk kita, dan ini saya evaluasi. Biar pun ada ketentuannya pada saat kapan menggunakan sirine, termasuk tot tot, dan ini saya terima kasih kepada masyarakat, untuk Korlantas sementara kita (telah) bekukan,” kata Agus.

Sebagai informasi, penggunaan strobo dan sirine telah diatur dalam Pasal 135 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Fasilitas tersebut hanya diperuntukkan bagi kendaraan tertentu, seperti mobil patwal, kendaraan pimpinan lembaga negara, ambulans, mobil jenazah, konvoi tamu negara, dan pemadam kebakaran. (*)

Soal Usulan MBG Jadi Uang Tunai, Begini Respon Mensesneg

0

salsabilafm.com – Usulan mengubah skema pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi uang tunai ramai diperbincangkan masyarakat. Pemerintah dinilai lebih baik memberikan uang tunai kepada orang tua murid di sekolah untuk menyiapkan makan siang kepada anaknya.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menilai ide tersebut sah-sah saja disampaikan oleh siapapun. Namun, dia menegaskan konsep pemberian makan siang secara langsung kepada siswa di sekolah sudah merupakan skema terbaik yang bisa dijalankan.

“Ide kan banyak, bukan berarti ide tidak baik, tapi konsep yang sekarang dijalankan dianggap oleh pemerintah dan BGN yang terbaik untuk dikerjakan,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025) dilansir detikFinance.

Usulan pemberian uang tunai kepada orang tua siswa diungkapkan di tengah maraknya keracunan yang terjadi pada siswa penerima MBG di sekolah. Menurut Prasetyo, apabila ada catatan masalah pada program Makan Gratis semuanya tidak masalah dan akan ditampung pemerintah untuk diperbaiki

“Kalau nanti ada catatan ya kita akui dan kita perbaiki,” kata Prasetyo.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Charles Honoris mengusulkan agar MBG diberikan tunai kepada orang tua siswa. Dia menyoroti standard operating procedure (SOP) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang kurang baik dan membuat banyaknya kasus keracunan terjadi.

Charles curiga kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah akibat tidak dijalankannya SOP dari BGN dengan baik oleh SPPG.

Dia mengatakan, rata-rata persiapan bahan baku menu MBG dilakukan di pukul 23.00 atau malam sebelum distribusi. Makanan, katanya, dimasak pukul 04.00 dan dibungkus pukul 07.00, sementara baru dihidangkan sekitar pukul 11.00-12.00 WIB. “Risiko makanan terkontaminasi bakteri jadi sangat tinggi,” ucap Charles, Jum’at (19/9/2025).

Selain itu, Charles juga mendorong BGN mencoba pola lain dalam penyediaan makan bergizi gratis. Salah satunya, dia mengusulkan memberikan uang kepada orang tua siswa agar bisa menyiapkan makan bergizi untuk anak masing-masing.

“Bahkan opsi memberikan uang kepada orang tua murid misalnya. Sehingga orang tua murid bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya,” ujar Charles. (*)

Dinas PUPR: Belum Ada Satupun Dapur MBG di Sampang yang Mengurus PBG

0

salsabilafm.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Sampang menyatakan, sampai saat ini tidak ada satupun dari puluhan dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sampang yang mengurus Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Kepala Bidang Pertanahan dan Tata Bangunan Dinas PUPR Sampang, Wahyu F Hidayat mengatakan, setiap dapur MBG tetap wajib memiliki PBG dan dikenakan retribusi. Hal itu dilakukan karena sampai saat ini belum ada regulasi yang membebaskan retribusi PBG bagi dapur MBG.

Menurutnya, kewajiban mengurus PBG tidak hanya berlaku bagi dapur MBG, tetapi juga bagi semua bangunan gedung yang dimiliki oleh masyarakat.

“Dapur MBG ini insyaallah tetap kena retribusi PBG. Untuk regulasi di kami untuk pembebasan retribusi PBG bagi dapur MBG itu belum ada,” katanya, Sabtu (20/9/2025).

Ke depan, Dinas PUPR Sampang berencana menerbitkan surat edaran untuk mendorong pemilik dapur MBG segera mengurus PBG. Pengurusan PBG ini berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sampang melalui retribusi yang dikenakan.

Wahyu mengungkapkan, Dinas PUPR Sampang telah sering melakukan sosialisasi tentang PBG kepada pengusaha-pengusaha melalui pertemuan yang digagas oleh Dinas Perizinan. Saat ini, tinggal kesadaran masyarakat saja yang perlu ditingkatkan untuk mengurus PBG.

“Kita sampai saat ini memang belum ada mengajukan surat edaran, dan mungkin nanti kita bisa lakukan itu,” jelasnya.

Wahyu mengatakan, meskipun dapur MBG di Sampang sudah banyak yang beroperasi, berdasarkan data yang dimiliki, sampai saat ini tidak ada satupun dapur MBG yang mengajukan PBG.

Wahyu menjelaskan, PBG berbeda dengan izin Mendirikan Bangunan (IMB). IMB harus diurus sebelum gedung dibangun. Sedangkan PBG tidak mesti harus diurus sebelum gedung itu dibangun.

“Artinya, meskipun sudah dibangun dan berdiri lama masih bisa mengurus PBG-nya. Prosesnya nanti melalui Sertifikat Layak Fungsi (SLF),” pungkas Wahyu. (Mukrim)

Mimpi yang Menjadi Nisan

0

Oleh : Faisol Ramdhoni*

Beberapa tahun terakhir, negeri ini dihebohkan dengan kemunculan makam-makam yang ternyata palsu. Tidak ada jenazah di dalamnya, tidak ada catatan sejarah yang mendukung, hanya keyakinan yang lahir dari sebuah mimpi atau firasat seseorang. Di Cianjur, Jawa Barat, misalnya, delapan makam keramat tiba-tiba berdiri di samping satu makam leluhur asli. Semuanya hanya karena seseorang merasa mendapat ilham dalam tidurnya. Orang-orang percaya, lalu berziarah. Hingga keresahan muncul, masyarakat bersama aparat desa akhirnya membongkar seluruh makam palsu itu. Tinggal satu yang tetap berdiri: makam yang benar-benar memiliki akar sejarah.

Kisah serupa berulang di Mojokerto, tepatnya di kawasan Situs Kumitir. Belasan makam didirikan oleh seorang pendatang yang mengaku mendapat bisikan mimpi dan petunjuk dari kiai tanpa jelas asal-usulnya. Setelah ditelusuri, masyarakat hanya mengakui dua makam, sementara sisanya dianggap menyesatkan lalu dibongkar. Ngawi pun tidak ketinggalan. Lima makam di tepi sungai didirikan karena seseorang mengaku bermimpi. Nama-nama besar ulama dipasang di atas nisan, padahal tidak ada bukti sejarah maupun jenazah. Lagi-lagi, masyarakat bersepakat membongkar makam itu bersama perangkat desa dan aparat.

Fenomena yang sama juga terjadi di Ponorogo. Sebuah makam mendadak muncul di kompleks pemakaman Kiai Ageng Nur Salim, tokoh penyebar Islam. Mula-mula lahir dari mimpi berulang seorang warga, seolah pusara tersembunyi menampakkan diri lewat tidur. Namun, setelah ditelusuri, tidak ada bukti kuat, dan makam itu pun ikut hilang bersama keyakinan yang membangunnya.

Terbaru dan terdekat, di Kota Kelahiran Sampang, muncul sebuah makam baru yang panjangnya tiga meter. Makam itu didirikan oleh seseorang yang mengaku telah bertirakat puasa selama 41 hari, lalu mendapat petunjuk dalam mimpi. Keberadaannya segera mengundang perhatian luas, hingga aparat pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat bersepakat untuk membongkarnya. Makam itu kembali menjadi tanah kosong, meninggalkan pesan betapa rapuhnya sebuah keyakinan jika hanya bersandar pada mimpi.

Lebih besar lagi, kasus di Kabupaten Serang, Banten, memperlihatkan betapa jauh praktik ini bisa berkembang. Sebanyak 31 makam keramat palsu berdiri di sebuah TPU. Semula diklaim dari mimpi, belakangan dimanfaatkan untuk menyebarkan ajaran sesat dan praktik pesugihan. Warga gelisah, lalu beramai-ramai membongkarnya.

Rangkaian peristiwa itu memperlihatkan betapa mimpi sering kali diberi posisi berlebihan. Seolah-olah bisikan dari tidur lebih kuat daripada penelitian sejarah, akal sehat, dan kesepakatan sosial. Padahal mimpi adalah ruang yang rawan, penuh dengan simbol dan tafsir. Bisa datang dari Tuhan, bisa pula hanya dari permainan pikiran. Ketika mimpi dijadikan dasar untuk mendirikan makam, maka lahirlah kebohongan yang menjelma keyakinan kolektif.

Makam pada dasarnya adalah buku sejarah. Ia merekam siapa yang pernah hidup, apa jasa dan perannya, serta bagaimana masyarakat mengenangnya. Tetapi ketika makam dipalsukan, sejarah pun ikut dipalsukan. Nama ulama dan tokoh besar bisa ditempelkan begitu saja pada batu nisan, meski tanpa bukti, hanya demi menghadirkan daya tarik. Banyak kasus memperlihatkan bahwa motivasi utama bukanlah spiritual, melainkan ekonomi. Makam keramat akan didatangi peziarah. Pedagang bunga, penjual dupa, tukang parkir, dan warung makan ikut ramai. Ekonomi berputar, tapi kebenaran dikorbankan.

Tradisi ziarah sendiri sebenarnya adalah warisan yang mulia. Ia menjadi ruang bagi manusia untuk merendahkan diri, mengingat kematian, dan memperbarui hubungan batin dengan leluhur. Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menegaskan bahwa ziarah kubur disunnahkan. Barang siapa berziarah ke makam orang tuanya di hari Jumat, dosa-dosanya diampuni dan ia dicatat sebagai anak yang berbakti. Bahkan beliau menyebut, berziarah setiap Jumat pahalanya seperti ibadah haji. Inilah kedalaman spiritual yang sesungguhnya. Ziarah bukan sekadar berjalan ke kuburan, melainkan perjalanan batin untuk mengingat bahwa hidup adalah sementara.

Kontras dengan itu, makam palsu justru melahirkan kesesatan. Orang berdoa dengan penuh keyakinan di pusara yang kosong. Tangis dan doa tumpah, padahal yang didoakan bukan siapa-siapa. Doa mungkin tetap didengar Tuhan, karena rahmat-Nya tak terbatas, tetapi betapa menyedihkan ketika keyakinan diarahkan pada sesuatu yang keliru. Ziarah yang sejatinya mengingatkan kepada Allah malah bergeser menjadi ritual mencari jalan pintas lewat mitos.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Pada 2022, otoritas Israel dilaporkan sengaja membangun ratusan makam palsu di sekitar Masjid Al-Aqsa. Menurut Ahmad Abu Halibiyeh dari Komite Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, sekitar 300 makam palsu berdiri di Jabal Al-Zaytoun dan 200 lainnya di Wadi Al Hilwa. Tujuannya jelas: membangun klaim sejarah palsu demi propaganda politik. Dengan adanya makam Yahudi di sekitar Al-Aqsa, mereka hendak menegaskan bahwa wilayah itu sejak lama milik mereka. Maka makam palsu di sini bukan sekadar soal spiritual, tetapi juga senjata ideologi.

Jika ditarik lebih jauh, praktik membuat makam palsu sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Bedanya, saat itu makam palsu dibangun bukan untuk menipu masyarakat, melainkan untuk mengecoh perampok makam. Para Firaun menyembunyikan harta karun mereka agar tidak dijarah. Pada masa itu, kebohongan lahir dari rasa takut kehilangan. Sedangkan kini, kebohongan lahir dari keserakahan untuk mendapatkan keuntungan.

Keberadaan makam palsu membawa pesan penting. Bahwa kebenaran tidak boleh dititipkan pada satu orang atau satu mimpi, melainkan harus dijaga bersama oleh masyarakat, tokoh agama, dan aparat. Berulang kali terbukti, ketika kesadaran kolektif bekerja, makam-makam palsu itu akhirnya dibongkar. Kekuatan kebersamaan menjadi benteng terakhir melawan kepalsuan.

Namun ada pertanyaan yang lebih dalam: bukankah manusia sering kali juga membangun makam palsu di dalam dirinya sendiri? Tidak selalu berupa nisan dan pusara, tetapi berupa keyakinan kosong yang dipelihara dengan penuh kesungguhan. Keyakinan bahwa kebahagiaan hanya bisa dicapai dengan harta melimpah, padahal banyak orang kaya yang hidupnya gersang. Keyakinan bahwa kehormatan datang dari pangkat dan jabatan, padahal berapa banyak pejabat yang akhirnya mati dalam sepi. Semua itu adalah makam palsu di dalam pikiran—kosong, tapi dipuja. Tidak berbeda jauh dari orang-orang yang berdoa di atas tanah tanpa jenazah.

Kematian sejatinya adalah guru yang jujur. Kuburan adalah kitab yang tak pernah salah. Di sana terlihat dengan jelas, semua manusia pada akhirnya sama. Tidak ada bedanya presiden dan petani, ulama dan pedagang. Semua kembali ke tanah. Karena itu, tradisi ziarah perlu terus dirawat. Ia bukan ruang untuk menumbuhkan mitos, melainkan cermin yang jernih bagi kehidupan.

Makam palsu mengajarkan satu hal: betapa mudahnya manusia terjebak dalam kepalsuan jika lupa pada inti kebenaran. Ketika nalar dikalahkan oleh mimpi, sejarah akan kabur, dan spiritualitas berubah menjadi dagangan. Tetapi ketika masyarakat sadar, makam-makam itu bisa dibongkar, dan kehidupan pun kembali lurus.

Dan pada akhirnya, ziarah sejati adalah perjalanan ke dalam diri: menyadari kefanaan, membongkar makam-makam palsu dalam batin, lalu kembali kepada Allah dengan hati yang jernih.

*Penulis adalah Penggiat Komunitas Sarjana Kuburan

Doakan Keselamatan Desa, Komunitas Kancah Konah Pulau Mandangin Gelar Burdah Keliling Laut

0

salsabilafm.com – Komunitas Kancah Konah angkatan 1995 Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Nahdlatul Ulama (MIMUNU) Desa Pulau Mandngin, menggelar acara pembacaan burdah keliling di tengah laut. Acara yang diikuti oleh puluhan perahu ini bertujuan untuk keselamatan Desa Pulau Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang.

Acara diawali dengan khotmul quran, yang dilaksanakan pada Kamis (18/9/2025), sekitar 19.00 wib di Dermaga setempat. Kemudian, pembacaan syair karya Imam Al-Bushiri mengelilingi lautan di pesisir Pulau Mandangin, Jumat (19/9/2025) pukul 08.00 wib.

Sebelum acara burdah keliling lautan dimulai, komunitas Kancah Konah bersama ratusan warga membaca doa, dan dilanjutkan dengan pemotongan pita dan tumpeng oleh KH. Abd Adim Umar, Wakil Rois Syuriah MWC NU Pulau Mandangin sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT.

Ketua Kancah Konah MIMUNU angkatan 1995, H. Habibul Kamal mengatakan, acara burdah keliling menggunakan perahu dimulai dari dermaga menuju arah barat, kemudian ke timur mengelilingi pulau. Setelah itu berhenti di depan makam Bangsa Carah dengan membaca syaraful anam atau shalawat bilqiyam.

“Sebelum tiba lagi ke dermaga, semua perahu muter-muter disekitar utara makan Bangsa Carah, bersyukur dan menjauhkan masyarakat mandangin dari bahaya,” katanya.

Menurut pria yang akrab disapa Habi, selain dipelopori oleh Kancah Konah MIMUNU angkatan 1995, acara tersebut juga melibatkan jam’iyah hadroh Ishari masjid Al Istiqomah, jam’iyah manaqib kampong alasan, organisasi NU, jam’iyah Simthud Duror, dan warga setempat.

“Kancah konah arokat disah dengan membaca Qashidah Burdah oleh Kancah Konah naik KM. Trunojoyo, Maulid Daiba’i oleh Ishari naik KM. Mutiara, maulid Simthud Duror oleh Jam’iyah Simthud Duror naik KM. Lima Lima, dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani oleh Majelis Dzikir Jailani naik KM. Mawar,” terangnya.

Dengan acara tersebut, pihaknya berharap pertolongan Tuhan Yang Mahas Esa, dimakmurkan semua kebutuhan, serta dikabulkan hajat masyarakat desa Pulau Mandangin.

“Kami memohon kepada Alloh semoga kemunkaran dan kemaksiatan terlepas dari desa mandangin. intinya memohon barokah dan fadilah dari pembacaan Burdah,” harapanya. (*)

Terkait Temuan Ulat di Menu MBG, Begini Penjelasan Salah Satu Kepala SPPG di Pamekasan

0

salsabilafm.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang dapat meningkatkan kualitas gizi siswa justru menuai kritik di Pamekasan. Pasalnya, menu MBG di salah satu sekolah dilaporkan mengeluarkan ulat, sehingga memantik kekecewaan publik.

Adli Chory Nauval Safari, Kepala SPPG Dapur Usamah mengaku langsung turun ke lokasi begitu menerima laporan dari pihak sekolah.

“Benar, kemarin kepala sekolah SMA 3 langsung mengirim video itu ke saya. Ketika saya mendapat video itu, saya langsung menuju lokasi. Sarungan, pakai kaos, langsung kita terjun. Sampai disana saya minta dikroscek, omprengan mana, tapi dijawab sudah disatukan. Saya kan butuh bukti untuk mempelajari ulat itu, tapi menurut saya itu bukan belatung, hanya ulat biasa dan jumlahnya cuma satu,” jelasnya.

Ia menegaskan, dari hasil pengecekan bersama kepala sekolah, wakil, hingga siswa, makanan yang dibagikan dalam ompreng lain tidak ditemukan masalah serupa.

“Kepala sekolah juga ikut ngecek, dibuka satu per satu, dan hasilnya aman. Konfirmasi dari sekolah, ulat itu hanya ada di satu ompreng saja,” tambahnya.

Menurut Adli, pihaknya menerapkan SOP ketat dalam proses produksi, termasuk penggunaan oven untuk memastikan makanan tetap steril.

“Kita menyuplai 2.272 paket untuk 10 sekolah, dan rata-rata aman. Dari awal saya sudah memperketat proses pemorsian dan persiapan, mulai dari potong sayur hingga pencucian. Saya bahkan tidak tidur beberapa hari untuk memastikan keamanan makanan, karena situasi lagi panas soal isu keracunan,” tegasnya.

Ia menduga ulat tersebut kemungkinan berasal dari bahan buah yang kondisinya kurang baik.

“Kalau buah, kita pasti cek setelah datang, kita lap satu-satu. Tapi bisa saja ada jeruk busuk atau salak yang sudah ada ulatnya. Namanya juga manusia, pasti ada kekhilafan,” pungkasnya.(*)

Heboh Video Belatung di Menu MBG, Kepsek SMAN 3 Pamekasan: Hanya Ada di Satu Porsi

0

salsabilafm.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik. Sebuah video berdurasi 23 detik yang menampilkan belatung di salah satu menu MBG di SMAN 3 Pamekasan viral di TikTok pada Kamis (18/9/2025).

Dalam video itu terlihat jelas seekor belatung merayap keluar saat telur Bali diaduk dengan sendok. Potongan gambar tersebut memicu berbagai komentar warganet, bahkan tak sedikit yang mempertanyakan kualitas menu MBG di sekolah.

Menanggapi hal itu, Kepala SMAN 3 Pamekasan, Wardi, memberikan klarifikasi. Ia memastikan temuan tersebut hanya terjadi pada satu porsi dan tidak memengaruhi kualitas menu lain yang disajikan.

“Kejadiannya memang benar di sekolah kami, tapi hanya ada di satu porsi saja. Makanan lain, baik nasi, sayur, maupun lauk, semuanya bagus dan habis dimakan siswa,” ujar Wardi, Jumat (19/9/2025).

Pihak sekolah menduga belatung berasal dari buah jeruk yang sebagian sudah membusuk dan disajikan sebagai pelengkap menu.

“Kemungkinan belatung berasal dari jeruk yang agak busuk. Bisa saja jatuh ke lauk saat disajikan. Tapi telur Bali maupun menu utama dalam kondisi baik, tidak basi, dan tidak berbau,” jelasnya.

Wardi menambahkan, program MBG di SMAN 3 Pamekasan sudah berjalan selama lima hari. Sejak hari pertama hingga ketiga, pelaksanaan berjalan lancar tanpa kendala. Kasus belatung baru muncul pada hari keempat.

“Sejak Senin sampai Rabu semuanya aman, anak-anak juga antusias. Baru Kamis kemarin ada kejadian ini. Langsung kami tindak lanjuti dengan memanggil penyedia makanan untuk evaluasi agar tidak terulang lagi,” tegasnya.

Ia juga memastikan tidak ada siswa yang mengalami keluhan kesehatan maupun menolak makan. Menu pada hari kejadian pun tetap habis disantap siswa.

“Anak-anak tidak ada yang sakit, tidak ada juga yang menolak. Hanya kebetulan ada satu porsi itu saja yang ditemukan belatung. Setelah dicek, makanan lain aman,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala SPPG Yayasan Nurul Haromain Dapur Usamah, Jl Pintu Gerbang 123 Kelurahan Bugih Kecamatan Pamekasan, Asli Chory Nauval Savari, membenarkan bahwa video yang beredar memang diambil di SMAN 3 Pamekasan. Namun, ia menegaskan saat dilakukan pengecekan lapangan, temuan belatung tidak ditemukan lagi.

“Iya benar videonya dari SMAN 3 Pamekasan. Tapi ketika kami turun langsung ke lokasi, kondisinya normal, tidak ada bukti lain yang menunjukkan menu MBG bermasalah,” ungkapnya.(*)