salsabilafm.com – Populasi sapi di Pamekasan mencapai 193 ribu. Namun, tidak semua sapi memiliki surat keterangan layak bibit (SKLB). Padahal, keterangan layak bibit tersebut cukup berpengaruh terhadap kualitas mutu dan harga jual sapi.
Kepala Bidang (Kabid) Produksi Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan Indah Kurnia Sulistiorini mengatakan, dari total 193 ribu polupulasi sapi yang terdata di Pamekasan tersebut, yang berhasil mengantongi SKLB sekitar 18,5 persen.
“Secara umum tidak ada kendala yang cukup signifikan. Hanya saja, keturunan sapi itu rata-rata susah ditelusuri karena dijual ke luar daerah, dan lainnya. Sementara kami tidak bisa menahan masyarakat untuk tidak menjual sapi-sapinya,” terangnya, Kamis (17/10/2024).
Dia menjelaskan, tidak semua sapi bisa memiliki SKLB. Sebab, ada beberapa indikator yang perlu dipenuhi, seperti ukuran sapi yang harus sesuai dengan standar, mulai dari tinggi, ukuran, dan lainnya. “Selain itu, kondisi fisik sapi juga menjadi acuan, seperti warna, mata, bulu, dan lain-lain,” terangnya.
Menurut Indah, sapi yang tidak memiliki SKLB tetap bisa menjadi sapi bibit. Namun, kualitasnya di bawah standar daerah ataupun nasional. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan capaian SKLB, tahun ini pihaknya menargetkan 500 ekor sapi memiliki SKLB.
Hingga triwulan ke empat, capaiannya kurang lebih sekitar 300 ekor. Pihaknya optimistis bisa mencapai target yang sudah ditentukan. Sebab, masih ada sisa waktu untuk terus meningkatkan kualitas mutu sapi hingga memiliki SKLB.
“Sapi di bawah standar itu dikawinkan dengan yang kualitas unggul dengan harapan keturunannya bisa sesuai dengan standar. Selain itu, kami juga lakukan upaya pemetaan, wilayah utara untuk pembibitan, selatan untuk penggemukan. Jadi pelayanannya berbeda,” tutupnya. (*)