salsabilafm.com – Sejumlah warga di Sampang mengaku kesulitan mendapatkan tabung gas LPG tiga kilogram. Keberadaan gas elpiji melon itu mulai langka dan harga jual di pasaran melonjak jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ruqoyyah (25), warga desa Tanggumong, Kecamatan Sampang, mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas subsidi tersebut di warung ataupun agen. Dia mengaku sudah berkeliling ke beberapa tempat, namun tetap dalam keadaan kosong dan harganya mahal.
“Biasanya mudah didapat di warung atau pangkalan, sekarang ini susah sekali mendapatkan elpiji tiga kilogram ini, kalaupun ada, harganya naik, itu pun harus keliling ke beberapa tempat untuk mendapatkan satu tabung gas dan harga bisa mencapai Rp25 ribu,” ungkapnya, Jum’at (25/4/2025).
Hal senada juga diungkap oleh salah seorang pedagang gorengan di Kelurahan Gunung Sekar, Mohammad Rohan (35). Dia mengaku sangat terdampak dengan kelangkaan elpiji melon itu. Saat ini harganya mahal, mencapai Rp23 ribu.
“Saya sangat terdampak, karena saya jualan gorengan, jadi kalau gas susah dan mahal pasti akan terganggu,” keluhnya.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Sampang Chairijah menjelaskan, kelangkaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterlambatan pengiriman. Sehingga mengakibatkan harga di pasaran melambung jauh dari HET yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni 18 ribu per tabung.
Pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan Bagian Perekonomian Pemkab Sampang. Dari hasil koordinasi tersebut diketahui bahwa kelangkaan elpiji melon disebabkan oleh keterlambatan pengiriman.
“Pendistribusian LPG melon sebenarnya bukan merupakan kewenangan kami, melainkan tanggung jawab Bagian Perekonomian Pemkab Sampang. Kami tetap berusaha menjalin komunikasi agar dapat turut memantau proses distribusinya, dan meng-kondisikan harga di atas HET,” kata Chairijah. (Mukrim)