salsabilafm.com – Keberadaan makam baru di area Bhuju’ Kramat Lanceng, Kelurahan Dalpenang, Kabupaten Sampang, akhirnya menemukan titik terang. Makam sepanjang 3 meter bercat hijau mencolok itu ternyata dibangun oleh Sinul, 60 tahun, warga setempat.
Kepada salsabilafm, Selasa (16/9/2025) siang, Sinul menceritakan panjang lebar ihwal pembangunan makam tersebut. Sebelum membuat makam baru, dia mengaku beberapa kali bermimpi tentang keberadaan makam ulama yang belum diketahui masyarakat.
“Saya dapat petunjuk mimpi. Mimpi embah. Embah ini tiga laki-laki dan satu perempuan. Mereka menunjukkan adanya sebuah makam bernama Syekh Abdullah,” tutur Sinul.
Bermodal petunjuk dari mimpinya itu, Sinul membuat makam sepanjang tiga meter di sisi makam Bhuju’ Kramat Lanceng.
“Saya mimpi disuruh kembali ke tempat itu. Setelah 41 hari tirakat, saya melihat makam besar. Lalu saya buat sendiri dengan biaya pribadi,” ucapnya.
Menindaklanjuti mimpinya, pada Juli lalu, Sinul bersama temannya akhirnya membangun makam berukuran tiga meter di dekat makam Sayyid Abdurrahman atau dikenal dengan nama Bhuju’ Kramat Lanceng.
“Saya bersama teman membangun karena dalam mimpi itu jelas makamnya tiga meter,” kata dia.
Sinul mengaku tidak mengetahui bahwa lokasi pemakaman Bhuju’ Kramat Lanceng merupakan cagar budaya yang memiliki aturan ketat dalam setiap kegiatan pembangunan. Meski demikian, Sinul ikhlas apabila makam tersebut nantinya dikembalikan ke kondisi semula.
“Kalau memang mau dikembalikan tidak apa-apa. Tapi saya tidak bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi,” tegasnya.
Menanggapi itu, Kabid Kebudayaan Disporabudpar Sampang, Abdul Basith, menegaskan bahwa setiap kegiatan pembangunan di kawasan cagar budaya harus mendapat izin resmi. Bhuju’ Kramat Lanceng, menurut dia, sudah tercatat sebagai situs cagar budaya di Kabupaten Sampang.
“Jadi semua aktivitas pembangunan harus melalui mekanisme perizinan, supaya tidak merusak nilai sejarah yang ada,” katanya.
Pemerintah daerah, kata Basith, tetap akan mengakui keyakinan Sinul dari hasil mimpi tersebut. Namun, pengembalian terhadap kondisi semula harus tetap dijalankan.
“Kami sangat berterimakasih kepada pak Sinul yang telah memberikan penjelasan adanya makam ulama di dekat Bhuju’ Kramat itu, namun pengembalian ke kondisi semula harus tetap dijalankan,” tegas Basith. (Syad)