salsabilafm.com – Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan, menggalakkan sosialisasi anti perundungan alias bulliying. Sosialisasi bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman seputar dampak sekaligus pencegahan bagi siswa sekolah di Pamekasan.
Sosialisasi tersebut dilakukan mahasiswa peserta Perkuliahan Kerja Nyata (PKN) Ke-30 berbasis Participatory Action Research (PAR) IAI Al-Khairat Pamekasan, di sejumlah lembaga pendidikan di wilayah setempat, seperti di Desa Artodung, Galis, serta Desa Tlagah, Pagantenan, Pamekasan.
“Dalam sosialisasi ini kami menyampaikan seputar pengertian singkat tentang perundungan, termasuk jenis, dampak negatif bagi korban hingga beragam sanksi bagi para pelaku perundungan alias bulliying,” kata Koordinator Posko Desa Tlagah, Silvi Antarini, Rabu (13/8/2025).
Selain itu, sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mencegah perundungan, membangun lingkungan aman, mendorong pelaporan, melibatkan orang tua, serta meningkatkan kesadaran hukum.
“Poin penting dari sosialisasi ini adalah memberikan pemahaman kepada siswa sekolah, para guru dan orang tua tentang apa itu perundungan atau bullying. Termasuk bentuk dan dampak negatif bagi korban bullying,” ungkapnya.
Silvi mengatakan, sosialisasi tersebut sebagai bentuk ikhtiar dan langkah nyata untuk mewujudkan suasana aman dan nyaman khususnya di lingkungan sekolah. “Dengan sosialisasi ini kita harapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan inklusif bagi semua siswa. Karena apapun bentuknya, perundungan tidak dapat ditoleransi,” tegasnya.
Sementara, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Desa Tlagah, Hidayatul Mutmainnah mengapresiasi inisiasi dari program anak bimbingannya yang sudah melaksanakan program sosialisasi anti bullying. “Tentu kita harapkan program ini bukan hanya sekedar formalitas, tetapi dapat menjadi langkah nyata untuk mengantisipasi dan mencegah praktik bullying di sekolah,” jelasnya.
“Saat menggagas program ini, kami sempat menawarkan beberapa opsi untuk dilaksanakan di beberapa lembaga pendidikan khususnya di Desa Tlagah. Bisa berupa penyuluhan, diskusi kelompok, pendidik sebaya, kampanye, kerjasama dengan wali siswa, dan lainnya,” jelasnya
Namun pada akhirnya, sosialisasi anti bullying dijadikan sebagai tema sesuai dengan kultur di lokasi pengabdian. Menurutnya, program anti perundungan penting untuk disosialisasikan, terlebih perilaku bullying dapat memberikan dampak negatif yang serius pada kesehatan mental dan fisik korban, serta dapat mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.
“Hemat kami, sosialisasi anti perundungan ini menjadi langkah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi perkembangan anak. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berempati, saling menghargai, dan mampu menciptakan hubungan sosial yang sehat,” pungkasnya. (*)