Kisah Soibah Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni Hingga Anak Putus Sekolah

Spread the love

salsabilafm.com – Hakikatnya rumah merupakan tempat tinggal yang paling nyaman untuk bernaung, berlindung dari panasnya terik matahari, berteduh dari derasnya hujan, memberikan rasa aman, tentram, dan damai menggambarkan rumahku adalah surgaku.

Malangnya, rumah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk dihuni dan ditinggali. Soibah, warga Desa Plakaran, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, malah selalu dihantui rawa waswas dan khawatir, takut sewaktu-waktu rumah yang ia tempati roboh kemudian ambruk.

Kondisi rumah Soibah kini sangat memprihatinkan, sudah berdinding bilik bambu yang lapuk, beralas tanah liat, kayu penopang atap yang sudah tidak kuat lagi menyanggah, dan nampak jelas lobang menganga di bagian atap.

Soibah mengaku, tidak mampu memperbaiki rumahnya, penghasilannnya sebagai petani padi hanya cukup untuk biaya makan sehari-sehari. Itupun kalau cukup, sebab sawah yang ia tanami hanya sepetak tanah berukuran kecil.

“Saya hanya bertani padi, sawah saya cuma 1 dan ukuranya kecil. Saya tinggal berdua dengan anak saya yang sudah lama putus sekolah dasar, suami sudah lama pisah,” ujarnya.

Seorang ibu berusia sekitar 40 tahun itu menceritakan, saat turun hujan, ia dan anaknya segera bergegas pergi ke rumah tetangga untuk sekedar menumpang tidur, sebab kondisi rumahnya sudah sangat mengkhawatirkan.

“Kalau hujan numpang ke tetangga, karena pasti basah dan takut roboh,” ucapnya.

Kemudian, ia berharap semoga Pemerintah Daerah (Pemda) mau membantu memperbaiki rumahnya. Sebab, dengan kondisinya yang amat memprihatin ini, ia mengaku belum pernah tersentuh bantuan apapun. 

Kisah Soibah Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni Hingga Sang Anak Putus Sekolah
Forkopimcam Jrengik saat mendatangi langsung rumah tidak layak huni. (Foto: Tamim)

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Jrengik, Khoirul Anam menyampaikan, pihaknya bersama Forkopimcam, Pemerintah Desa dan Pendamping PKH, mendatangi kediaman Ibu Soibah untuk mengetahui langsung kondisi di lapangan.

“Setelah kami lihat langsung, kondisi rumah yang bersangkutan memang sangat memprihatinkan dan sudah tidak layak huni. Sementara kami hanya bisa memberi sedikit bantuan sembako, tetapi akan kami tindak lanjuti,” paparnya.

Ia menerangkan, pihak desa sebenarnya sudah mengajukan rumah tersebut untuk mendapat bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), namun kenyataannya memang tidak semudah membalikkan tangan dalam prosesnya.

“Karena komdisinya seperti ini, kami Forkopimcam akan memberikan atensi khusus. Sedangkan untuk Bansos, akan kami komunikasikan ke pendamping PKH dan lainnya. Kita do’a bersama mudah-mudahan akan segera ada tindak lanjut,” pungkasnya. (Romi)


Spread the love

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles