salsabilafm.com – Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menyampaikan keprihatinannya jika pendidikan jurnalistik tidak dilakukan secara intens. Pendidikan, kata dia, mencakup kombinasi antara pengetahuan teoritis, keterampilan praktis, etika profesional, serta pemahaman teknologi media modern.
“Saya bangga dengan komunitas AJI yang masih menjaga idealisme, dan semangat belajar. Karena wartawan itu bukan sekadar membuat berita. Tetapi bagian dari pemikir, yang ikut membentuk, membangun dan membentuk opini dalam pembangunan bangsa,” kata Komaruddin dalam sambutannya pada malam resepsi HUT ke-31 AJI di Jakarta, Jumat, (8/8/2025).
Komaruddin mengutip pernyataan sejarawan dan penulis asal Israel Yuval Noah Harari, bahwa peradaban atau perilaku manusia dibentuk oleh news maker, baik itu wartawan atau penulis buku yang akan membentuk wawasan dan informasi masyarakat. Peradaban, reformasi dan perubahan renaissance dibentuk dengan penyebaran informasi. “Itu merupakan kerja media massa,” ucapnya.
Menurutnya jurnalis yang independen akan sangat erat kaitannya dengan semangat kemerdekaan Indonesia yang berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebab, kata Komaruddin, hampir seabad usia kemerdekaan Indonesia, tetapi sebagian rakyat kita belum merdeka dari kemiskinan, kebodohan dan penindasan, serta belum merdeka dari lapangan kerja.
“Sehingga spirit inilah yang harus dikawal oleh AJI. Karena sejak kemerdekaan, yang menyampaikan informasi kepada dunia adalah wartawan,” katanya.
Komaruddin juga menyinggung terkait hadirnya teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam dunia digital, yang membawa perubahan besar dalam praktik jurnalistik, baik dari segi produksi dan konsumsi informasi. Sehingga sebagian sulit melakukan validasi dari beredarnya hoaks atau informasi palsu yang menyesatkan.
“Itu semuai adalah tantangan bagi kita saat ini. Sehingga media massa bisa diregulasi, tetapi tidak akan bisa dihentikan, karena itu adalah suara aspirasi milik masyarakat,” ujar Komaruddin. (*)