salsabilafm.com– Hasil uji laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya terhadap spesimen feses 30 balita yang tinggal berdekatan dengan salah satu penderita polio di Kabupaten Pamekasan, dinyatakan negatif.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan tetap melakukan surveillance atau pengawasan secara ketat kepada mereka. Hal itu diungkap Pejabat Sekda Kabupaten Pamekasan, Achmad Faisol.
Kata Faisol, balita penderita polio tetap didampingi meskipun secara medis kecil harapan untuk sembuh. Pendampingan itu berupa peningkatan kebersihan lingkungan dan pemberian gizi tambahan kepada si penderita.
“Karena lingkungannya kumuh, kami benahi bersama dengan instansi terkait. Sedangkan tambahan gizi, ditangani bersama-sama antara Dinkes dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),” jelasnya.
Pengawasan terhadap 30 balita yang diambil spesimen fesesnya, akan dilakukan selama 3 bulan hingga Kementerian Kesehatan dan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Kabupaten Pamekasan berakhir.
Sementara untuk pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) telah dimulai secara serentak pada Selasa (15/1/2024) kemarin. Ada 103.666 anak yang diimunisasi untuk usia 0 sampai 5 tahun.
Untuk menyukseskan program ini, Pemkab Pamekasan mengerahkan seluruh Camat, Kepala Desa, Kantor Urusan Agama (KUA), Babinsa dan Bhabinkamtibmas, Puskesmas, UPTD Dinas Pendidikan dan stakeholder lainnya.
Perlu diketahui, Kasus polio ini pertama kali ditemukan pada 4 Desember 2023. Balita tersebut pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Smart Pamekasan. Pada tanggal 22 Desember 2023, balita tersebut dinyatakan positif.