Hadir di ASB ke-25 Ponpes Assirojiyyah Kajuk, Begini Pesan D. Zawawi Imron kepada Ribuan Santri

Spread the love

salsabilafm.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Assirojiyyah Kajuk, Sampang, sukses menggelar acara Apresiasi Seni dan Budaya (ASB) yang ke- 25 tahun, Jum’at (13/9/2024). Kegiatan ini digelar sebagai bukti nyata kesungguhan jiwa dan semangat para santri dalam mengejar cita-cita.

Hadir dalam acara tersebut, Penyair dan Budayawan, D. Zawawi Imron, Pengasuh beserta pimpinan Ponpes Assirojiyyah dan ribuan santri putra dan putri.

Pengasuh Ponpes Assirojiyyah Kajuk, KH. Ato’ulloh Busiri mengatakan, agama Islam dan Santri tidak bisa dipisahkan dari senin dan budaya. “Santri harus faham seni dan budaya agar tidak kehilangan arah ketika ada di tengah tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Dia juga menyampaikan terimakasih kasih kepada penyair dan budayawan asli desa Batang-Batang Laok, Sumenep, D. Zawawi Imron yang berkenan hadir memberikan wejangan terkait seni budaya.

“Kita harus menjadi santri yang berseni dan berbudaya. Semoga malam ini kita bisa menimba ilmu dari budayawan madura yang mendunia dan apa yang disampaikan bisa bermanfaat bagi kita di masa depan,” ucapnya.

Sementara itu, Penyair dan Budayawan, D. Zawawi Imron sangat mengapresiasi acara tersebut. Dirinya sangat senang bisa datang ke Ponpes Assirojiyyah Kajuk, Sampang setiap tahun per tanggal 10 Rabi’ul Awal.

“Sering saya ceritakan kepada orang-orang di luar Madura seperti di Jakarta dan lainnya, bahwa di Madura itu ada pesantren yang memberi tempat kepada santri-santrinya untuk mengasah bakatnya, baik melukis, menyanyi dan lain sebagainya, namanya Ponpes Assirojiyyah Kajuk,” ungkapnya.

Dia mengutip kata kata-kata Lebanon untuk mengartikan pentingnya sebuah seni. “Barang siapa didalam dirinya tidak mempunyai rasa seni maka dia tidak akan bisa melihat wujud ciptaan Alloh menjadi sesuatu yang indah”

Tokoh yang dikenal dengan sebutan ‘Celurit Emas’ itu menjelaskan, dunia pesantren selalu mempersepsi Seni dan Budaya dengan cinta dan kreatif, melalui metode yang khas. Kekhasan itu biasanya direlevansikan dengan pemahamaan keagamaan; cinta kepada Allah, Nabi, Kiai bahkan cinta kepada sesama santri.

“Sehingga pesantren akan selalu menjadi simbol akhlak, ilmu dan cinta. Dan senilah yang akan mengemasnya dengan keindahan. Sebenarnya semua manusia ketika dilahirkan pasti disertai seni dan bakat, tinggal mengasahnya,” ungkapnya.

Zawawi mengingatkan pentingnya mempunyai hati yang bersih. Jika punya hati yang bersih dan indah, kata dia, semua yang dilihat akan menjadi indah. “Semua yang diucapkan akan menjadi menyenangkan dan itu bagian dari dan budaya,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, seni terindah adalah seni iman kepada Alloh SWT. Sedangkan budaya tertinggi adalah Ahlakul Karimah yang telah diajarkan kepada nabi Muhammad.

“Sebenarnya untuk ketemu Tuhan gampang sekali, yaitu dengan membaca Alquran. Budaya yang paling indah adalah akhlakul karimah Rasulullah di mana orang-orang di sekitarnya akan merasa nyaman dengan tutur kata dan prilakunya, dan itu semua ada di pesantren dengan bimbingan para kyai dan ulama,” pungkasnya. (Mukrim)


Spread the love

Related Articles

Latest Articles