salsabilafm.com – Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dikes-KB) Kabupaten Sampang mengutus tiga orang untuk mengikuti pertemuan orientasi kampung KB dan diseminasi Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) serta pelaksanaan persiapan verval KRS (Keluarga Resiko Stunting) Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Rabu (4/6/2025).
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati dan perwakilan Tim Verval OPD Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinkes KB Sampang, Zahruddin menjelaskan, tim dari Dinkes-KB Kabupaten Sampang terdiri dari tiga orang mengikuti workshop orientasi pengelolaan kampung KB untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kampung KB. Pihaknya menilai acara itu penting karena kampung KB di Kabupaten Sampang belum berjalan secara optimal.
“Melalui workshop ini, tim Kabupaten Sampang mempelajari berbagai aspek pengelolaan kampung KB, termasuk membentuk, mengelola, merencanakan, dan memberdayakan masyarakat kampung KB,” katanya.
Dia mengungkapkan, provinsi mengharapkan kampung KB di Sampang dapat berjalan maksimal dan mencapai skala mandiri atau berkelanjutan. Dengan demikian, desa dapat menjadi mandiri dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di desa, sehingga memberikan dampak positif kepada masyarakat.
“Diharapkan kampung KB di Kabupaten Sampang dapat membawa dampak positif, seperti meningkatkan kemandirian desa, mengembangkan potensi desa, dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan adanya kampung KB, desa dapat menjadi lebih berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati menambahkan, SIGA adalah sistem informasi yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola data keluarga, termasuk data terkait risiko stunting.
“Pertemuan ini bertujuan untuk menyebarkan informasi mengenai sistem ini kepada stakeholder terkait,” katanya.
“Sedangkan Verval KRS adalah proses verifikasi dan validasi data Keluarga Resiko Stunting (KRS) untuk memastikan akurasi data sasaran dalam percepatan penurunan stunting,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, Verval KRS bertujuan untuk memastikan data sasaran intervensi pada Keluarga Resiko Stunting. Keluarga yang menjadi sasaran Verval KRS adalah Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, keluarga dengan anak usia 0-23 bulan, dan keluarga dengan anak usia 24-59 bulan.
“Dengan demikian, pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder dalam mengelola data keluarga berisiko stunting dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk percepatan penurunan stunting di Jawa Timur,” pungkasnya. (Mukrim)