salsabilafm.com– Baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial media mengenai Film pendek berbahasa Madura berjudul “Guru Tugas 2” ini tayang di platform YouTube menuai kecaman dari sejumlah pihak, terutama netizen.
Film yang diproduksi oleh Akeloy Production tersebut dinilai sangat merugikan dan merendahkan pesantren lantaran menyajikan cerita serta adegan yang tak pantas.
Pasalnya, film berdurasi 36.41 itu diangkat dari kisah nyata tentang seorang guru tugas alias guru pengabdian dari sebuah pesantren yang ditugaskan di lembaga pendidikan tertentu.
Dalam film tersebut diceritakan, seorang guru tugas bernama ustadz Supri menyukai salah seorang muridnya bernama Aini. Lantas dia tak bisa mengendalikan diri, dan melakukan hal tak senonoh.
Wajar bila film yang diliris sehari yang lalu itu mendapat respon negatif dari warganet. Hingga Minggu (5/5) pukul 02.00 WIB dini hari, tayangan tersebut telah ditonton 470 ribu kali, mendapat 12 ribu like, dan 7,7 ribu komentar
Hadirnya film ini tidak hanya menuai kontroversi beragam dari nitizen, akan tetapi Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan turut angkat bicara.
Ketua RMINU Pamekasan, KH. Taufiqurrahman Khozin mengecam keras video berdurasi 36:47 itu karena Menurutnya, video tersebut sangat tidak pantas ditayangkan, apalagi dijadikan dedikasi terhadap masyarakat luas.
“Guru tugas itu berangkat ke berbagai daerah dengan membawa tugas suci dari pesantren untuk membantu mengabdi di lembaga pendidikan dan pesantren. Yang kita tahu bersama, bahwa yang memberangkatkan guru tugas ini biasanya pesantren-pesantren besar,” jelasnya.
“Sedangkan, dalam video tayangannya yang ada itu hanya menampilkan sisi negatif saja, hampir tidak menampilkan sisi positifnya sama sekali. Jika memang ada perilaku satu atau dua orang guru tugas yang kurang baik di tengah-tengah masyarakat, jangan mengabaikan kebaikan guru tugas, sehingga dipukul rata. Itu kan hanya oknum saja,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Taman Bunga Kacok, Palengaan tersebut mengeluarkan permintaan tegas agar video yang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial dihapus. Ia juga menyerukan agar seluruh kru yang terlibat dalam produksi video tersebut segera meminta maaf secara terbuka.
“Kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan LBHNU (Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama,). Jika permintaan kami ini tidak diindahkan, maka kami akan menempuh jalur hukum dengan dalih pencemaran nama baik pesantren,” tandasnya.
Dari berbagai penelusuran, tentu tidak hanya di kolom komentar akun YouTube Akeloy Production yang banyak menuai respon negatif, di platform lain seperti TikTok dan Facebook pun banyak netizen yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap isi film tersebut.