Dicoret dari Daftar Penerima Bos Madin, Gus Wahid: Kami Sangat Dirugikan

Spread the love

salsabilafm.com– Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Wustha Miftahul Ulum, Jrangoan, Omben, Sampang sejak tahun 2013 selalu menerima Bantuan Oprasional (BOS) Madrasah Takmiliyah dari Pemerintah. Namun, tahun ini MDT. Wustha Miftahul Ulum dihapus dari daftar penerima.

Kepala MDT. Wustha Miftahul Ulum, Jrangoan, Omben, Sampang, H. Abdul Wahid merasa sangat kecewa dan dirugikan. Ia mengaku tidak tahu pasti alasan mengapa lembaganya tidak lagi terdaftar sebagai penerima, saat mengkonfirmasi pada pihak terkait, terkesan saling lempar.

“Saat kita konfirmasi ke Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kecamatan Omben, katanya SK penerima sudah dari Dinas Pendidikan. Tetapi, setelah ke Kemenag Sampang, katanya Dinas menerima pengajuan dari bawah, data penerima dikelola FKDT,” ujarnya, Senin (27/11/2023).

Menurut kiai yang akrab dipanggil Gus Wahid ini, FKDT, Dinas Pendidikan, dan Kemenag sama-sama tidak memberikan alasan yang jelas mengapa lembaganya dicoret dari pengusulan penerima BOS Madin. Padahal, pihaknya sudah melakukan pengusulan jauh sebelumnya. Juga sudah memenuhi segala persyaratan sebagai penerima.

Menurutnya, FKDT Kecamatan Omben adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam permasalahan ini. Lantas ia mempertanyakan apakah FKDT mempunyai wewenang untuk mencoret lembaganya dari daftar usulan penerima BOS Madin.

Sekretaris PC Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Sampang itu menilai, tugas FKDT adalah menjembatani lembaga-lembaga Madin di Sampang. Karena itu, ia mewanti-wanti agar FKDT tidak sewenang-wenang dan bijaksana demi mengembangkan pendidikan.

“Kami merasa sangat dirugikan dengan tindakan arogansi FKDT Omben. Hasil konfirmasi ke Kemenag, kata FKDT alasan kenapa kami dicoret, karena kurang koperatif. Padahal, saya selalu hadir memenuhi undangan, mengumpulkan SPJ,dan membayar jika ada iuaran,” paparnya.

Selain itu, regulasi teknis upload data dan kurangnya anggaran menjadi alasan. “Kalau karena kurangnya anggaran, mengapa lembaga saya yang dikorbankan, kenapa tidak dipangkas saja dari jumlah siswa, sehingga tidak ada lembaga yang dikorbankan, semuanya bisa memanfaatkan,” keluhnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, pihak terkait dalam hal ini Kasi Pontren Kemenag Sampang, Imam Mahmudi dan Ketua FKDT Kecamatan Omben, Taufiqurrahman mengaku belum bisa memberikan tanggapan dan penjelasan terkait permasalan yang ada.

“Maaf pak anak saya lagi sakit, saya juga lagi fokus pengobatan anak,” tulis Taufiqurrahman melalui pesan WhatsApp. “Besok ya ke kantor jam 8, sekarang masih musibah saudara meninggal,” balas Imam Mahmudi dalam kolom WhatsApp. (Romi)


Spread the love

Related Articles

Latest Articles