salsabilafm.com- Untuk mengantisipasi kekeringan dimusim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang mulai memetakan daerah rawan kekeringan. Hal itu dilakukan menyusul perkiraan BMKG yang menyatakan mulai Juni 2024 telah memasuki musim kemarau hingga puncaknya pada Agustus dan September 2024.
“Kami sudah menerima surat edaran dari BMKG terkait perkiraan musim kemarau. Kami sudah bersurat ke 14 kecamatan untuk meminta data terbaru daerah yang rawan kekeringan,” kata Candra Romadhani Amin, Kepala BPBD Sampang, Senin (24/6/2024).
Candra menambahkan, surat tersebut sebagai langkah awal untuk mengetahui daerah rawan kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas.
Saat ini, BPBD Sampang masih menunggu surat balasan dari setiap kecamatan. Dari surat tersebut akan diketahui apakah ada tambahan daerah kekeringan atau tidak.
”Setelah data daerah rawan kekeringan diupdate, baru nanti akan dibuatkan surat keterangan (SK) bupati daerah kekeringan di Kabupaten Sampang,” ujarnya.
Tahun lalu, lanjut Candra, jumlah daerah yang terdampak kekeringan sebanyak 92 desa. Baik kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas.
”Pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi daerah rawan kekeringan. Seperti melakukan pengeboran, sistem penyediaan air minum (SPAM), dan sebagainya,” tuturnya.
Tahun ini, ungkap Candra, pihaknya kebagian anggaran untuk penanggulangan bencana kekeringan. Pihaknya juga telah mengajukan bantuan ke BPBD provinsi dan BNPB.
”Solusinya kami minta bantuan pada provinsi dan pusat. Rencananya juga akan mengajukan dana saat perubahan anggaran keuangan (PAK),” ungkapnya
Jika mengacu pada tahun lalu, anggaran penanganan kekeringan sekitar Rp 200 juta. Diharapkan tahun ini juga mendapatkan anggaran yang sama untuk mengatasi bencana kekeringan tersebut.
”Mudah-mudahan tahun ini juga mendapatkan anggaran untuk meng-cover daerah yang rawan kekeringan,” harapnya.
