salsabilafm.com Proyek perbaikan jalan menuju rumah pribadi Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, menuai sorotan dan protes dari berbagai pihak. Salah satunya dari Ketua DPRD Pamekasan, Ali Masykur, yang mempertanyakan prioritas penggunaan anggaran tersebut.
Dikutip dari kompas.com, proyek jalan hotmix ini dilakukan tepat di depan rumah Bupati yang berada di Jalan Desa Panempan, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Selain perbaikan jalan, jembatan yang menghubungkan sisi selatan dan utara juga ikut dilebarkan. Berdasarkan papan informasi proyek, kegiatan tersebut tercantum dalam nomenklatur Pemeliharaan Berkala Jembatan Desa Panempan, dengan nomor kontrak 622/3.20/0042.1/4.32.303/SPK 2025.
Proyek dilaksanakan oleh CV. Menara Life, dengan kontrak tertanggal 7 Juli 2025. Anggaran proyek ini berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2025, dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 165.990.000.
Ketua DPRD Pamekasan Ali Masykur menyayangkan pengerjaan jalan yang menuju rumah pribadi Bupati. Ia menilai masih banyak jalan desa yang jauh lebih mendesak untuk diperbaiki.
“Saya kira harus diprioritaskan untuk umat dan rakyatnya. Kecuali perbaikan menggunakan anggaran pribadi atau anggaran yayasan,” katanya, Sabtu (26/7/2025)..
Menurutnya, penggunaan APBD sah-sah saja, tetapi harus pada tempatnya. Ia mencontohkan jika dana diambil dari pos tak terduga atau untuk bencana alam, sebaiknya tetap melalui persetujuan DPRD.
“Saat terjadinya efisiensi dan banyaknya pengurangan anggaran seperti ini, sebaiknya diprioritaskan jalan yang benar-benar segera diperbaiki,” tambahnya.
Ali mengungkapkan, banyak warga melaporkan jalan rusak di desa-desa, yang akhirnya diperbaiki dengan biaya swadaya masyarakat.
“Banyak yang laporan ke saya, seperti di Desa Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, ada juga dari Kecamatan Waru,” ujarnya.
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinas PUPR Pamekasan, Amin Jabir menyampaikan, perencanaan jalan tersebut sudah diajukan jauh sebelum KH. Kholilurrahman menjadi bupati. Saat itu ia mengajukan sebagai tokoh agama dan pemilik pesantren.
“Beliau jauh sebelum menjadi bupati, sebagai tokoh agama sekaligus pemilik pesantren, mengajukan peningkatan jalan dan jembatan,” kata Amin.
Amin menambahkan, kondisi jalan memang sudah tidak efektif. Lebar jembatan yang sempit menyebabkan kendaraan kerap bersentuhan dengan sisi jembatan. Selain itu, tingginya elevasi antara sisi selatan dan utara jalan sering menyebabkan kendaraan menghentak, hingga memicu kecelakaan.
“Setelah dilakukan kajian teknis, maka jembatan harus dilebarkan, dan elevasi jalan sisi selatan dan utara harus diseimbangkan,” pungkasnya. (*)