salsabilafm.com – Polemik menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polagan 3, Sampang, menjadi perbincangan publik. Sejumlah kepala sekolah penerima manfaat MBG memprotes menu yang disajikan oleh dapur MBG yang beralamat di jalan Makboel, Sampang tersebut. Mereka menilai makanan yang diberikan kepada siswa tidak sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Pantauan Salsabila FM, sejumlah foto dan video yang tersebar di media sosial menunjukkan menu MBG yang terdiri dari
nasi, 4 butir anggur, 2 iris kecil tempe dan sayur tanpa kuah. Menu tersebut disajikan dalam wadah plastik. Ada juga menu yang tanpa ikan dan jeruk yang sudah membusuk. Kondisi ini memicu perdebatan terkait kualitas dan kecukupan gizi menu MBG yang diberikan kepada siswa.
Seorang kepala sekolah di kelurahan Polagan yang enggan ditulis namanya, mengaku khawatir kualitas makanan yang tidak memenuhi standar dapat berdampak negatif pada kesehatan dan gizi siswa. Sebabnya, dia meminta pihak terkait untuk segera meninjau dan memperbaiki kualitas makanan dalam program MBG ini.
Pihaknya memastikan bahwa sekolahnya hanya menerima MBG dari SPPG Polagan 3, termasuk foto dan video yang beredar di media memang merupakan menu makanan dari SPPG Polagan 3.
“Jika memang bukan dari SPPG Polagan 3, saya siap didatangkan atau mereka datang ke sekolah kami. Faktanya, kami tidak menerima MBG dari pihak lain,” kata dia, Jum’at (12/9/2025).
Bukan hanya sekolahnya saja, sejumlah sekolah lain, tutur dia, juga mengeluhkan menu MBG yang tidak sesuai dengan standar BGN. Salah satunya menu yang pernah disajikan tanpa ikan. Padahal, kata dia, ikan merupakan salah satu komponen penting dalam gizi seimbang.
“Ada menu yang sama sekali tidak ada ikannya. Itu sempat dibicarakan di grup sekolah-sekolah,” ungkapnya.
SPPG Polagan 3 Pastikan Sesuai Standar BGN
Menanggapi itu, Kepala SPPG Polagan 3, Illiyin menegaskan, menu MBG yang dibagikan sudah sesuai dengan standar BGN. Dia mengakui kemasan makanan masih menggunakan plastik dengan alasan lebih praktis. Namun, sebagian menu MBG sudah menggunakan kotak atau ompreng.
“Ahli gizi kami sudah menyiapkan sesuai standar BGN. Untuk kemasan memang plastik agar praktis dibawa pulang. Sebagian sudah memakai ompreng,” katanya.
Illiyin membantah bahwa foto dan video yang beredar di media sosial merupakan menu dari SPPG Polagan 3. “Kami terkejut dengan menu yang dicantumkan di media, karena itu bukan menu dari kami,” tegasnya.
Sementara itu, Penanggung jawab SPPG Polagan 3, Teddy Rahman Setiadi,
menilai sorotan terhadap dapur MBG miliknya tidak adil. Sebab, hanya fokus pada satu dapur MBG Polagan 3 saja.
Menurut Teddy, seharusnya semua dapur MBG di Kabupaten Sampang dikritisi untuk memastikan kualitas dan keseragaman pelayanan. Dengan demikian, evaluasi yang lebih komprehensif dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas program MBG secara keseluruhan.
“Kebanyakan dapur lain juga punya problem serupa soal kandungan gizi dan distribusi,” singkatnya. (Mukrim)