salsabilafm.com – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sampang, berkomitmen dalam meningkatkan pembinaan terhadap para warga binaan. Tak hanya fokus pada pengamanan, tetapi juga pelayanan kesehatan, pembinaan kepribadian, hingga program berbasis pesantren dan hapus tato gratis.
Kepala Rutan Kelas IIB Sampang, Kamesworo mengatakan, pihaknya menyiapkan layanan kesehatan berupa klinik dengan tenaga perawat dan dokter gigi, serta rutin melakukan pengecekan langsung ke kamar warga binaan.
“Kami jemput bola, langsung mengecek warga binaan yang sakit atau memiliki keluhan. Semua demi pelayanan kesehatan mereka,” katanya saat menghadiri Salsa Talkshow, Kamis (11/9/2025).
Untuk pengamanan, lanjut dia, Rutan Sampang menggelar razia rutin dua kali seminggu. Tujuannya untuk mencegah masuknya barang terlarang. Fasilitas wartel juga disediakan untuk menjaga komunikasi warga binaan dengan keluarga. “Kami juga menjalin kerja sama dengan Kodim, Polres, dan BNN untuk menjaga ketertiban,” kata pria yang akrab dipanggil Kames.
Di bidang pembinaan, warga binaan dibekali keterampilan produktif seperti budidaya ikan lele, bercocok tanam singkong serta sayuran, hingga pelatihan usaha kecil.
“Kami berharap ada dukungan dari Pemda serta dinas terkait agar pembinaan ini semakin berkembang,” kata dia.
Pihaknya juga mengusung konsep Rutan berbasis pesantren. Hal itu sejalan dengan Sampang sebagai kota santri. Fasilitas yang ada mampu menampung hingga 200 warga binaan untuk salat berjamaah. Setiap Jumat, jamaah bahkan meluber hingga ke teras.
“Setiap warga binaan wajib mengikuti program keagamaan, mulai dari salat berjamaah, tadarus, hingga kajian Al-Qur’an. Setelah bebas, itu kembali pada pilihan mereka, yang penting selama di sini kami mengembalikan mereka pada iman dan keyakinan,” tegasnya.
Program pesantren ini rencananya akan diresmikan pada Hari Santri Nasional. Rutan juga berencana bekerja sama dengan Salsabilafm untuk menyiarkan langsung pengalaman warga binaan sebagai narasumber agar menjadi pelajaran bagi masyarakat.
Salah satu inovasi lain adalah program hapus tato gratis. Menurut dia, program ini bertujuan menghilangkan stigma negatif terhadap mantan narapidana.
“Sekarang orang kalau ada tato kan akan menilai jelek. Bahkan dalam agama pun tidak dibolehkan, wudhunya tidak sah. Karena itu kami fasilitasi penghapusan tato agar warga binaan bisa diterima kembali di masyarakat,” jelasnya.
Jika di luar rutan biaya hapus tato bisa mencapai Rp300 ribu per sesi, maka di Rutan Sampang layanan ini diberikan gratis. Program serupa sebelumnya pernah diterapkan Kamesworo di Karawang dan Suliki, Sumatera Barat. Antusiasme juga datang dari keluarga warga binaan yang ingin ikut menghapus tato mereka.
Kamesworo menegaskan, meski ada tantangan seperti warga binaan yang sulit diatur, pembinaan harus tetap berjalan. “Walaupun ada tantangan, saya harus memastikan rutan tetap kondusif, aman, dan pembinaan berjalan,” ujarnya.
Dia berharap masyarakat, termasuk media dan LSM, turut mendukung upaya Rutan Sampang. “Saya memang bukan orang sini, tapi saya ingin ikut membangun Sampang,” pungkasnya. (Syad)