salsabilafm.com – Sengketa lahan di Sekolah Dasar Bunten Barat 1, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, diselesaikan melalui musyawarah. Mediasi digelar di rumah Kepala Desa Bunten Barat, A. Syukaryadi, antara pihak ahli waris lahan, pemerintah desa, dan unsur kepolisian, Kamis (10/7/2025) malam.
Mediasi ini menjadi langkah penting untuk menyelesaikan persoalan penyegelan pagar pintu masuk sekolah yang dilakukan oleh pihak ahli waris Pak Sepper. Dengan musyawarah, pihak ahli waris sepakat membuka kembali akses sekolah, sehingga aktivitas belajar mengajar dapat berjalan normal kembali.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolsek Ketapang AKP Eko Puji Waluyo, Kanit Intel Bripka Agus Susanto, Polmas Aiptu Ibnu Sabil, Bripka Nanang S, Kepala Desa Bunten Barat, serta pihak ahli waris yang diwakili Pi’ih dan Rahmat. Sementara salah satu ahli waris lainnya, Ahmad Ghazaly, turut mengikuti secara jarak jauh lewat sambungan telepon.
Kapolsek Ketapang, AKP Eko Puji Waluyo menyampaikan, pihaknya mengedepankan musyawarah demi menjaga suasana belajar yang aman dan kondusif. Kehadiran aparat bukan untuk memperkeruh, tapi memastikan penyelesaian damai dan mendukung kelancaran proses pendidikan. Dia menegaskan komitmen aparat untuk menjadi jembatan komunikasi.
“Mediasi berlangsung dalam suasana terbuka dan konstruktif. Hasilnya, disepakati bahwa penyegelan pagar sekolah akan dibuka oleh pihak ahli waris secara langsung, disaksikan oleh kepala desa dan pihak kepolisian,” katanya.
“Kami siap memfasilitasi mediasi lanjutan bersama Muspika Ketapang demi solusi yang adil dan damai,” imbuhnya.
Semantara itu, Ahmad Ghazaly, salah satu ahli waris, melalui sambungan telepon menyampaikan, dirinya tidak menolak keberadaan sekolah. Namun berharap kejelasan dan penyelesaian hak atas tanah agar tidak terus berlarut.
Pernyataan ini diperkuat oleh Pi’ih dan Rahmat yang hadir langsung di lokasi. Dalam suasana penuh empati, pihak ahli waris akhirnya setuju membuka penyegelan pagar pintu masuk sekolah yang sebelumnya mereka lakukan sebagai bentuk protes.
“Kami berbesar hati membuka kembali akses sekolah ini, demi anak-anak kita,” ujar Rahmat salah satu ahli waris, setelah membuka gembok pagar.
Kepala Desa Bunten Barat, A. Syukaryadi As, menegaskan siap membantu mengupayakan komunikasi dengan dinas pendidikan dan pemerintah kabupaten untuk mencari titik temu penyelesaian administrasi lahan sekolah.
“Kami akan kawal agar proses ini tidak menggantung. Pendidikan harus terus berjalan, tapi hak warga juga harus dihargai,” ucapnya.
Dari hasil mediasi ini, tercipta suasana aman, tertib dan terkendali. Pembukaan kunci gembok oleh ahli waris disaksikan oleh pihak keamanan dan kepala desa. Harapannya, komunikasi yang sudah terbangun ini bisa terus dilanjutkan demi kepentingan bersama. (Mukrim)