salsabilafm.com – Mujib (40), warga Dusun Kodak Tengah, Desa Kodak, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, tewas tersambar petir saat membeli bibit tembakau di sebuah ladang di Dusun Jrembe, Desa Jeruk Porot, Kecamatan Torjun, Minggu (6/7/2025).
Kapolsek Torjun, AKP Iwan Kusdiyanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, peristiwa nahas itu terjadi saat wilayah Kecamatan Torjun tengah diguyur hujan disertai petir.
“Pihak kami mendapat informasi dari warga adanya korban tersambar petir. Petugas langsung ke lokasi untuk membantu evakuasi,” kata Iwan.
Iwan menjelaskan, korban meninggal dunia setelah tersambar petir saat berada di area terbuka sekitar pukul 10.30 WIB. Menurut keterangan dari keluarga korban, Mujib berniat membeli bibit tembakau di pematang sawah pada pagi hari tadi.
Saat itu, cuaca sedang hujan dan Mujib sedang memilih-milih bibit tembakau di tengah sawah. Tiba-tiba, petir menyambar dan Mujib berteriak minta tolong. Saksi mata, Sulaimah, yang berada di dekat lokasi kejadian, langsung berlari membantu Mujib.
“Saya sampai di lokasi Mujib ditemukan tergeletak. Korban sempat dibawa ke Puskesmas Torjun. Namun, saat dicek oleh tim medis korban dinyatakan sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Iwan mengungkapkan, warga sekitar sempat takut untuk mengevakuasi korban karena khawatir ada sisa-sisa petir di tubuh korban. Namun, berkat kerja sama warga, anggota dan tim medis, korban dapat dievakuasi dan dibawa ke rumah duka.
Pihak keluarga memastikan bahwa kematian Mujib adalah musibah dan tidak ingin dilakukan autopsi. Mereka hanya ingin memakamkan Mujib dengan layak.
“Korbannya sudah dievakuasi dan sudah dimakamkan, ini kami baru sampai,” ungkapnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat Sampang untuk lebih waspada dan antisipasi terhadap risiko bencana alam seperti sambaran petir. Meskipun demi mencari rezeki, namun, kata Iwan, harus memperhatikan keselamatan diri sendiri.
“Kita harus melihat juga bahwa saat mencari rezeki, kita harus mengantisipasi risiko yang ada. Kalau tidak memungkinkan, mohon diperhatikan juga,” pesannya.
Terpisah, mantan Pj Kepala Desa Kodak, Moh Dofir (40), menceritakan kronologi kejadian. Menurut dia, awalnya korban datang ke ladang untuk membeli 10 ribu bibit tembakau
“Awalnya sempat tawar menawar saat beli bibit di lokasi itu, lalu deal dan pemilik menyepakati pembelian bibit oleh korban,” kata Dofir.
Setelah transaksi selesai, korban masih berada di area ladang tersebut bersama temannya. Keduanya meneduh di bawah terpal tempat pemijahan bibit tembakau.
“Jadi korban di lokasi itu bersama satu temannya masih meneduh di bawah terpal,” jelas Dofir.
Tak lama kemudian, petir tiba-tiba menyambar bambu penyangga terpal. Diduga, korban berada dekat bambu tersebut sehingga langsung terkena sambaran petir.
“Korban pingsan dan meninggal di tempat, lalu untuk temannya sempat pingsan namun selamat,” tutur Dofir.
Bambu penyangga terpal juga dilaporkan terbelah akibat kuatnya sambaran petir. “Tak lama setelah kejadian, pihak keluarga korban datang ke lokasi dan histeris saat melihat tubuh korban yang sudah diselimuti kain,” pungkasnya. (Mukrim)