salsabilafm.com – Ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Assirojiyyah Kajuk, Sampang melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid Ar-Rahmah, Jum’at (6/6/2025). Kegiatan ini berlangsung khidmat, diiringi dzikir dan takbir bersama.
Pengasuh Ponpes Assirojiyyah Kajuk, KH. Ato’ulloh Bushiri mengatakan, idul Adha juga dinamakan hari raya qurban karena mulai dari terbitnya matahari tanggal 10 sampai selepas waktu istiwak 13 Dzulhijjah dilakukan penyembelihan hewan qurban.
Dia memaparkan, qurban bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim saat diminta mengorbankan anaknya, Nabi Isma’il. Nabi Ibrahim dan istrinya, Siti Hajar, telah lama menikah namun belum dikaruniai anak. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan seorang anak yang saleh. Allah mengabulkan doa tersebut dan memberikan kabar gembira tentang kelahiran seorang anak laki-laki bernama Ismail.
Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail dan mendidiknya dengan baik. Ketika Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih Ismail sebagai kurban. Nabi Ibrahim merasa sedih dan bingung, namun dia tidak ragu untuk menjalankan perintah Allah.
Nabi Ibrahim kemudian memberitahu Ismail tentang mimpinya dan meminta pendapatnya. Ismail dengan ketaatan dan keikhlasan menerima perintah tersebut dan meminta ayahnya untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Ketika hari penyembelihan tiba, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah tempat yang telah ditentukan. Di tengah perjalanan, setan berusaha menggoda Nabi Ibrahim dan Ismail untuk membatalkan perintah tersebut, namun keduanya tetap teguh dalam menjalankan perintah Allah.
Saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba jantan yang besar sebagai tanda kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Ismail. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran surah As-Shaffat ayat 103-109.
Menurut Kiai Atho’, sapaannya, pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan sendiri. “Amentengaghi kepentingannah oreng laen tanimbeng kepentengannah dhibik,” ucapnya. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “mementingkan kepentingan orang lain dibanding kepentingan sendiri atau kelompok”.
“Peristiwa qurban Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi dasar disyariatkannya ibadah kurban dalam Islam, yang dilakukan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Ibadah kurban merupakan simbol ketaatan dan kesabaran dalam menjalankan perintah Allah SWT,” tambahnya.
Dia menjelaskan, dalam kesempatan ini, umat Islam melakukan ibadah kurban dengan menyembelih hewan seperti sapi, kambing, atau domba. Namun, perlu diingat bahwa Allah SWT tidak menerima daging, bulu, kulit, atau darah kurban secara langsung. Yang diterima oleh Allah SWT adalah ketakwaan dan keikhlasan hati dari orang yang berkurban.
“Daging dan darah kurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu,” (QS. Al-Hajj: 37),” jelasnya.
Dia mengungkapkan, pada 10 Dzulhijjah ini di Arab Saudi para jamaah haji sibuk melakukan ibadah di Mina setelah melakukan wukuf di Arafah kemarin pada 9 Dzul hijjah.
Saat ini, Jamaah haji sedunia berkumpul di Mekah sebagai penanda persaudaraan dan kesatuan umat Islam. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang mempertemukan jutaan umat Islam dari seluruh dunia, tanpa memandang latar belakang, ras, atau status sosial.
“Dalam ibadah haji, jemaah dari seluruh dunia berkumpul untuk melaksanakan ritual-ritual seperti wukuf di Arafah, melontar jumrah, dan tawaf di Masjidil Haram. Ini menunjukkan kesatuan dan kebersamaan umat Islam dalam menjalankan ibadah,” pungkasnya. (Mukrim)