salsabilafm.com – Fakta mengejutkan terungkap terkait kasus pelemparan bom molotov terhadap nelayan Pulau Mandangin di perairan Bangkalan beberapa waktu lalu. Hal itu diceritakan oleh korban, Shohib, saat diwawancarai salsabilafm.com, Minggu (8/3/2025).
Menurut Shohib (35), kronologi bermula saat dia bersama Sahroni (36) warga Dusun Kramat, Desa Pulau Mandangin Sampang berangkat dari rumahnya untuk mencari ikan, Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 04.00 Wib.
Selang beberapa jam, keduanya tiba di perairan Desa Batah Timur, Kwanyar, Bangkalan. Kemudian, keduanya mulai melepas jaring cakar harimau untuk menangkap ikan.
“Sekitar pukul 11.00 Wib, ada sekitar 7 orang mendatangi kami dengan menggunakan perahu sambil melepaskan beberapa tembakan sejenis senjata api,” kata Shohib kepada salsabilafm.com.
Tak berselang beberapa menit, salah satu dari pelaku tanpa basa-basi mulai melemparkan bom molotov atau bom rakitan ke arah perahu yang dinaiki Shohib dan Sahroni. Namun, sebelum meledak Sahroni melompat ke laut untuk menghindar.
“Saya yang tidak sempat menghindar kerena sedang memegang kemudi dan terkena ledakan bom. Sedangkan serpihannya mengenai sekujur tubuh,” terang Shohib.
Akibat ledakan tersebut, hampir sekujur tubuh Shohib mengalami luka-luka karena serpihan bom dan luka bakar di bagian paha serta dada.
“Pergelangan kaki saya juga hampir putus karena terkena ledakan,” tuturnya.
Beruntung, Shohib dan Sharoni mendapatkan pertolongan dari para nelayan Desa Labuhan, Sreseh, Sampang untuk dibawa ke Puskesmas setempat.
“Setelah ledakan, saya sudah tidak sadarkan diri dan baru tahu dari keluarga kalau yang menolong teman-teman nelayan lain,” tuturnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak berwenang belum bisa memberikan penjelasan terkait perkembangan kasus tersebut kepada awak media. (Syad)