salsabilafm.com – Terhitung sejak Desember 2024 hingga Januari 2025, sebanyak 15 ekor sapi milik warga Sampang dilaporkan mati. Kematian hewan ternak itu diduga akibat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kendati demikian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang sebatas mendata. Belum ada solusi untuk meringankan beban para peternak yang sudah kehilangan hewan ternaknya tersebut.
“Sampai saat ini sudah ada 15 ekor sapi yang mati karena PMK ini. Kami hanya sebatas mendata sebagai laporan ke pemprov dan pusat,” ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Disperta KP Sampang Arif Rahman, Rabu (22/1/2025).
Dia mengungkapkan, sebagai upaya pencegahan meluasnya PMK, Disperta KP Sampang sudah melakukan posyandu ternak dan vaksinasi serta pengobatan sapi sakit.
“Kalau untuk bantuan terhadap peternakan yang sapinya mati akibat PMK ini belum ada, hanya sebatas didata saja,” imbuh Arif.
Menurut Arif, jumlah kasus PMK di Sampang yang terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Camplong, dengan jumlah kasus 164 yang dinyatakan sakit, dua mati, dan 58 sembuh.
Kecamatan Sokobanah juga memiliki angka suspek PMK cukup tinggi, 125 ekor sakit dan 67 dinyatakan sembuh tanpa kasus kematian. Setelah itu di Kecamatan Tambelangan, terdapat 118 kasus sakit, lima ekor mati, dua ekor dipotong paksa, dan hanya 67 yang dinyatakan sembuh.
“Kasus PMK ini sudah tersebar di 14 kecamatan. Per hari ini (21/1/2025) total kasus PMK pada sapi ini sebanyak 819 kasus dinyatakan sakit, 15 mati, lima dipotong paksa, dan baru 341 yang sembuh,” ungkapnya.
Berdasarkan data Disperta KP Sampang, populasi hewan ternak sapi di Sampang sebanyak 145.389 ekor, kambing 63.270 ekor, dan domba 3.268 ekor. (Mukrim)