salsabilafm.com – Jumlah penderita campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus meningkat hingga mencapai ribuan kasus dalam delapan bulan terakhir. Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep mencatat sejak Januari hingga minggu pertama Agustus 2025, terdapat 1.548 kasus campak yang tersebar di wilayah daratan dan kepulauan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, menjelaskan, data tersebut diperoleh dari 30 puskesmas serta empat rumah sakit rujukan di daerah tersebut.
“Jadi jumlah kasus sampai minggu pertama bulan Agustus itu 1.548 sesuai SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons),” kata Syamsuri, Senin (18/8/2025).
Dari ribuan kasus itu, empat di antaranya meninggal dunia. Seluruh korban merupakan anak-anak berusia 1–4 tahun yang tidak pernah menerima imunisasi. Kondisi ini membuat penyebaran campak di Sumenep dinilai cepat dan merata, mengingat virus ini sangat mudah menular baik melalui kontak langsung maupun perantara benda yang digunakan bersama.
“Campak ini memang penyebarannya cepat. Bisa melalui kontak langsung, bahkan bisa juga dengan cara mengenakan pakaian bergantian, kemudian pemakaian handuk dan sabun bergantian dari satu anak ke anak lain juga bisa menular,” terang Syamsuri.
Untuk menekan laju penyebaran, Dinkes P2KB Sumenep gencar menjalankan program imunisasi. Masyarakat pun diimbau segera membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi.
“Untuk masyarakat yang putera-puterinya belum terimunisasi, silakan segera imunisasi ke faskes terdekat, baik puskesmas maupun posyandu,” ujarnya.
Pemerintah setempat juga melibatkan kader posyandu serta penggerak PKK di tiap desa guna memperluas sosialisasi pentingnya imunisasi campak. “Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan vaksinasi dan mencegah bertambahnya korban meninggal dunia,” pungkasnya. (*)