salsabilafm.com– Sebagai bentuk keseriusan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana), segala persiapan dan tahapan dilakukan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kabupaten Sampang. Hal tersebut ditunjukkan dengan digelarnya Workshop Penentuan Prioritas dan Pemenuhan Indikator Destana di Kantor Kecamatan Kota Sampang, Senin (20/11/2023).
Direktur Program Akselerasi Destana dan Integrasi Dalam Mekanisme Perencanaan Desa, Nur Muhammad Sholehuddin menyampaikan, kegiatan hari ini adalah penentuan prioritas dan pemenuhan indikator Destana. Dalam penentuannya, pihaknya menggali langsung dari masyarakat di desa.
Sebab, masyarakat desa lebih mengetahui kebutuhan dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan itu, pihaknya hanya sekedar memfasilitasi atau menggaris bawahi semua hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat sebagai rel pembentukan desa tangguh bencana.
“Berbicara soal pemenuhan Destana, banyak unsur yang bisa dimasukkan, salah satunya adalah hasil FGD atau Workshop ini kemudian bisa dirancang dan dimasukkan dalam perencanaan desa atau kulurahan pada tahun 2024 atau tahun selanjutnya,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Pak Sholeh itu menerangkan, upaya yang dilakukan oleh pihaknya ini bukan hanya sebatas pembentukan Destana, tetapi bagaimana proses penyadaran masyarakat akan bencana yang mengancam setiap tahunnya, kemudian mencari solusi terbaik untuk meminimalisir resiko bencana.
Selama program ini berlangsung, akan terus dilakukan pendampingan pada stakeholder desa yang telah dijadwalkan mulai bulan November akhir sampai April 2024. Masyarakat akan terus disadarkan bagaimana memenuhi indikator Destana dan bagaimana menghadapi bencana.
“Setelah itu, barulah kita workshopkan secara besar-besaran se- Kabupaten Sampang, bahwa ini loh yang sudah dilakukan sembilan desa dalam penanggulangan bencana di Sampang dan berhasil,” paparnya.
Sebagai pelaksana program, pihaknya berharap ada penyadaran terhadap masyrakat terkait resiko bencana yang mengintai. Tidak hanya saat program ini berjalan, tetapi pasca program masyarakat menyadari bahwa benca menjadi bagian dari kehidupan yang harus diantisipasi.
Sekretaris LPBI NU Kabupaten Sampang, Parmadi menguraikan, ada sebanyak 7 prioritas indikator pembentukan Destana. Diantaranya, Kajian Resiko Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Komunitas, Rencana kontinjensi (Renkon), Rencana Evaluasi, Kajian Mata Penghidupan, dan Pembentukan Forum PRB Desa.
“Semua indikator ini perlu disesuiakan dengan kondisi dan kemauan masing-masing desa. Saya harap semua perwakilan Focus Group Discussion (FGD) di setiap desa tetap semangat untuk mewujudkan desa tangguh bencana,” tutupnya. (Romi)